Sosok Malam Itu

1.6K 123 4
                                    

Ke Tiga yah..
Maaf kl Typo..
Selamat membaca..

Pagi di kedai kopi miliknya, ketika harus dia sendiri yang melayani semua pelanggan, karena kali ini sahabatnya berhalangan hadir ke kedai kopi miliknya.
Meminta ijin pergi membeli semua perlengkapan sekolah untuk anaknya.
Tapi bukan Mario namanya kalau tak merepotkan Kinal.
Dirinya tega menitipkan anaknya kepada Kinal.
Padahal dia tau kalau hari itu hari libur, dan biasanya kedai kopi itu lebih ramai dari biasanya.

Sesekali Kinal memfokuskan pandangannya ke arah kursi yang berada di belakang meja kerjanya.
Memastikan bahwa sosok anak kecil yang ada di sana nyaman dan baik baik saja.
Sesekali Kinal tersenyum ketika mendapati anak kecil itu balik memandangnya.
Lucu sekali anak itu menurut Kinal..

"Terimakasih..datang lagi yah". Kata Kinal sopan kepada pelanggannya.

Kinal kembali ke belakang untuk mencuci beberapa gelas.
Setelah selesai kembali mengelap gelas gelas tersebut.
Pandangannya tak pernah lepas dari sosok anak kecil yang berada tidak jauh darinya.

"Nah..ini susu coklat sama roti rasa coklat spesial buat Yuriva"ucap Kinal lembut sambil membelai rambut anak kecil itu.
"Wahh..makasih ya om, om Kinal baik deh, bener kata ayah" jawab anak kecil itu bersemangat.
"Om..ayah pulangnya kapan om ? Masih lama gak sih ?" Tanya anak itu kepada Kinal.
"Sebentar lagi sayang, pasti ayah pulang, memangnya kenapa ?" Kata Kinal sambil melihat jam tangan miliknya.
"Gak papa om, kalau ayah lama juga gak papa, Yuri mau di sini aja sama om Kinal, abisnya udah lama gak ketemu sih, Yuri kangen sama om Kinal, di sini juga enak boleh makan yang coklat coklat, kalau di rumah gak di bolehin sama ayah" kata anak kecil itu sembari mengunyah roti rasa coklat yang di masukan dengan lahap ke mulutnya.

Yuriva gadis kecil berusia 4 tahun anak Mario sahabat Kinal.
Memang begitu kenal dengan sosok Kinal.
Pernah suatu hari dirinya lebih memelih pulang ke rumah Kinal, karena dirinya takut dengan ayahnya yang waktu itu tega memarahinya.

°°°

"Nal..kopinya satu dong" kata seorang gadis berambut pendek itu.
Kinal yang sedang sibuk menyimpan gelas ke dalam bawah meja pun hanya melongokkan kepalanya dan mengangguk.

"Tu anak ko ada di sini? Mario kemana? " tanya gadis itu sambil meminum sedikit kopinya yang masih panas.
"Oh..itu lagi pergi nyari peralatan sekolah katanya, dia sengaja di tinggal di sini, katanya sih biar gak minta jajan yang aneh" , kemana aja ko baru datang ke sini lagi? "Tanya Kinal penasaran.
"Iya nih Nal..mav yah..sibuk banget soalnya, numpuk terus kerjaan kantornya"jelas perempuan itu.
"Eh..Gracia mana kok gak ikut, kangen juga sama anak kamu itu"tanya Kinal sambil mencari cari sosok yang dia tanyakan itu.
"Oh..Gracia..lagi di bawa ke kebun binatang sama mertua, abisnya aku sibuk terus sih, jadi minta tolong mertua bawa Gracia ke kebun binatang"kata perempuan itu.
"Eh..Nal..ibu kamu apa kabar? Sehat kan ? Lama juga yah gak ketemu sama ibu kamu.."tanya perempuan itu crewet.

"Sehat kok alhamdulillah"kata Kinal sambil tersenyum.
"Eh..kalau kamu kerja di sini, ibu kamu sendirin dong di rumah, kamu gak ada niat Nal ngasih ibu kamu itu temen?"..
"Maksud kamu?"tanya Kinal.
"Iya maksudnya kapan kamu Nikah?? Biar ibu kamu itu ada temennya, jadi istri kamu nanti kan bisa nemenin ibu kamu, apalagi kalau ada cucu, pasti ibu kamu seneng Nal di rumah ada temennya, kamu sih dulu aku ajakin Nikah gak mau".kata perempuan itu kembali meminum kopinya.
Kinal hanya menggelengkan kepalanya karena heran mendengar pernyataan sahabatnya tadi, yang menyalahkan dirinya yang tidak mau menikah dengannya.

"Tante Tya..Gracia mana? Kok gak ikut, Yuri kan jadi gak ada temennya" tanya gadis kecil yang mulai mendekat.
"Gracia lagi ke kebun binatang sama eyang, kapan kapan lagi yah tante bawa Gracia, biar kamu main bareng sama dia".kata Tya menjelaskan.
Yuriva hanya mengangguk mendengar jawaban Tya.
"Om..Yuri main keluar yah liat mobil mobil di jalanan" pinta Yuriva kepada Kinal.
"Eh..tapi jangan deket deket ke jalan raya yah, bahaya..Om Kinal gak mau Yuri kenapa napa" kata Kinal mengingatkan gadis kecil itu.

Perbuatan Angin MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang