Ijinkan Aku Membuktikan..

1.6K 135 18
                                    

Maaf kalau Typo..









"Panggil Kinal aja jangan mas.."

"Oh..jadi ini udah yang kedua kalinya Ve kaya gini"

"Iya...dan aku gak ngerti kenapa Veranda seperti ini Man.."

"Nal..apa mungkin yang di bilang Mario waktu di rumah sakit itu bener, kalau Veranda itu cemburu sama aku"

"Aku juga gak tau Tya.."

"Gini aja deh,,nanti biar aku yang nanya langsung ke Veranda, kenapa dia kaya gini, atau mungkin kamu mau temuin Veranda langsung, ini alamat butik ibu aku, Veranda kerja di sana"

"Oh iya...terimakasih Amanda"

"Iya..udah kalau gitu kita pamit dulu, dadah Yuri, dadah Gracia.."

"Dadah kakak kakak cantik, kakak kakak cantik hati hati yah pulangnya.."

"Iya sayang,,duh..Yuri gemeshin banget sih"

"Wooh..iya dong , anak siapa dulu, bapak Mario"

Viny manyun ketika mendengar Mario membanggakan Yuriva anaknya, yang begitu menggemashkan munurut Viny.

°°°

Di pintu utama sebuah bandara terlihat sangat ramai.
Beberapa orang yang menenteng camera sedang sibuk menunggu seseorang.

Hari ini Model asal Indonesia yang karirnya melejit di Singapura akan datang.
Beberapa pemburu berita sudah bersiap untuk mendapat sesi wawancara ketika sang Model keluar dari bandara.

"Duuuhhh..bodoh bodoh bodoh, kenapa aku gak bawa orang ke sini, huuuuhh..mana banyak banget lagi wartawannya"

Model itu menggerutu menyesal karena tidak ada yang menjaga dirinya.
Karena dirinya memutuskan pulang sendiri ke Indonesia tanpa di kawal siapa pun.

"Hallo kamu di mana ? Cepetan dong ke sini, wartawan rame banget nih"

"Iya iya... ini bentar lagi nyampe kok, kamu jangan kemana mana, jangan keluar dulu"

"Iya udah cepetan..!!"

"Iya iya..."

Model itu kesal menuggu seseorang yang akan menjemputnya tak kunjung datang.

Wajahnya seketika berubah ketika melihat orang yang dia tunggu ahirnya datang.

"Kinal..Kinal..Kinallllll...!! Lama banget sih, tu liat kan rame banget"

"Iya iya maaf, macet tadi, kaya gak tau Jakarta aja, iya tuh rame banget, tenang aja..kita lewat pintu ke tiga, mobil aku parkir di sana soalnya..ayooo.."

"Heh..kamu gak kangen sama aku, peluk aku dulu kek, apa kek"

"Iya deh iya...uuuhhhh kangen banget sama kamu"

Kinal memeluk Model itu dengan erat, meluapkan rasa rindu kepada Model cantik itu.
Lama mereka tak bertemu setelah Model itu memutuskan untuk tinggal di Singapura.

"Eh..pake ni jaket sama kacamata aku, biar orang orang gak curiga, ini doang bawaan kamu..??"

"Iya...emang kenapa ? Kan kamu sendiri yang waktu itu telfon, udah kamu nginep di rumah aku aja, terus gaun yang buat show cari di sini aja, gitu kan..?"

"Iya iya aku inget kok, iya udah ayo..ibu juga udah pengin banget ketemu kamu, udah kangen katanya.."

Kinal terus melihat kiri dan kanan, berjaga jaga kalau ada orang yang melihat dirinya menggandeng Model cantik itu.
Sang Model pun terus menunduk, menutupi kepalanya dengan penutup kelapa yang ada di jaket Kinal, memakai kacamata hitam milik Kinal.
Mereka berhasil keluar dari bandara lewat pintu ketiga.
Sebab kalau mereka keluar lewat pintu utama, pasti Kinal kewalahan menghadapi para pemburu berita.

Perbuatan Angin MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang