Berjuta Juta Kinal

1.5K 126 11
                                    

Dari pertama rilis 1 November, artinya 1 bulan baru bisa posting 5 bagian hehehehe...
Soalnya baru banget, jadi masih harus banyak belajar..










"Yuriva naik ayah Yuriva naik, ayah bantuin Yuriva dong,, ayaaaaaaaah...."

Yuriva sedikit berteriak sambil menarik sebelah baju Mario.

"Iya sayang iya,,sini naik sini, dasar kamu ini, kan kasian om Kinalnya jadi sempit ada kamu, sorry ya bos.."

"Gak papa Mar, justru aku seneng Yuriva di ajak ke sini"

Veranda terkejut saat dirinya keluar dari kamar mandi ruangan Kinal sudah penuh dengan keluarga nya.
Dan Veranda juga terkejut melihat sosok Yuriva.
Pikiran Veranda yang dulu kembali muncul, pikiran tentang siapakah Yuriva sebenarnya.
Apakah benar yang ada di pikiran Veranda kalau Yuriva adalah anak Kinal.
Karena Yuriva sempat mengatakan bahwa kopi buatan Ayahnya itu enak sekali.
Dan waktu pertemuan dirinya dengan Yuriva, Veranda memang merasakan kopi yang lain dari kopi kopi yang ada.

Kalau benar Yuriva anak Kinal, itu artinya aku sudah lancang, berani meminta kepada Tuhan untuk mengijinkan lebih lama lagi waktu dengan Kinal.

Maafkan aku Kinal kalau diriku ingin lebih dalam mengenal mu.
Maafkan aku Kinal karena diriku sudah terlalu berani untuk menyentuh mu.

"Ibu khawatir Nal, dari semalam kamu tidak ada kabar, dan kamu juga tidak menghubungi ibu"

Ucap ibu Kinal sambil mengusap puncak kepala anaknya.
Terlihat jelas raut wajah sedih dari ibu Kinal.

"Maafin Kinal bu, hp Kinal mati, dan katanya juga Kinal pingsan bu"

"Nenek..nenek om Kinal bau nih, pasti om Kinal belum mandi nih, nenek mandiin om Kinal dong biar wangi,,bau nih.."

"Enak aja..om Kinal udah mandi ye...kemaren..hehehehe"

Yuriva cemberut melihat Kinal yang berbohong kepadanya.

Nenek...????
Yuriva memanggil ibu itu dengan sebutan nenek.
Apakah kekhawatiran ku selama ini benar kalau Yuriva anak Kinal.

Veranda masih terdiam di depan pintu kamar mandi, masih melihat suasana ruangan Kinal yang sekarang sedikit ramai.

Bahkan dirinya terlalu berat untuk melangkah, setelah melihat jelas sosok Yuriva yang sekarang berada tepat di tempat tidur bersama Kinal.
Apakah Yuriva merindukan Kinal.
Karena dari tadi malam tidak bertemu.

Apa yang harus aku lakukan, Apa sekarang waktunya aku untuk pergi dari ruangan ini.
Pergi meninggalkan semua tentang Kinal.
Kinal yang sebenarnya ingin dia kenal lebih jauh lagi.

"Ve...kenalin ini ibu aku"

Veranda mendekat ke arah Kinal dengan langkah yang berat, sesungguhnya dirinya ingin berlari menjauh sekarang juga.

"Ve...,"

Veranda mencium lembut tangan wanita paruh baya yang Yuriva panggil nenek.

"Terima kasih sudah menolong anak ibu, sudah mau menemani anak ibu, sudah mau menjaga anak ibu, ibu tidak tau harus membalasnya dengan Apa.."

"E..i..iya tante sama sama, sebelumnya juga Kinal sudah menolong saya, jadi gak ada salahnya kalau saya juga nolongin Kinal"

Tuhan...perasaan apakah ini, apakah ini yang di sebut kecewa.

"Kakak Cantik..jadi kakak cantik yang nolongin, wah makasih yah kakak cantik udah nolongin orang ini.."

Ucap Yuriva sembari mencubit pipi Kinal.

Perbuatan Angin MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang