Perbuatan Angin Malam

2K 129 10
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini dengan gerimis yang membasahi jalan di luar, di pandang Kinal dari dalam kedai.
Sesekali pandangannya beralih pada Mario, sahabatnya yang tengah mengantarkan pesanan dari meja satu ke meja yang lain.
Gerimis datang tanpa ijin setelah Kinal pulang mengantar Veranda ke butik tempat kerja Veranda.
Tatapan Kinal beralih pada handphone yang tepat di samping tangan kirinya, Kinal langsung sibuk mengetik pesan untuk Veranda.

To: Veranda

Nanti malam, jam 8 aku tunggu di taman deket kedai, dimana kamu nemuin aku terkapar tak berdaya, karena di pukulin bodyguardnya Farin.
Sampai ketemu.. :*

Senyum Kinal terukir setelah mangirim pesan singkat kepada kekasihnya.
Kembali dirinya sibuk dengan kerjaannya.
Melayani para pelanggan yan datang ke kedai miliknya.

Semakin sore hujan terlihat enggan turun lagi, justru cahaya matahari dari barat yang sedikit berwarna orange yang betah temani sore setelah hujan.
Embun mulai meluncur tinggalkan dedaunan yang sudi menerima tetesan hujan sedari pagi.

"Bos,,cabut dulu ya, mau jemput istri gua"
Kata Mario sambil menenteng jaket kesayangannya yang jarang di cuci.

"Hati-hati lo, salam buat Sisca sama Yuri"

Mario mengangguk mengerti dan pergi meninggalkan Kinal.

Kedai sudah sedikit agak sepi setelah hujan berhenti turun, tinggal ada beberapa orang saja yang terlihat masih asik mengobrol dengan teman yang ada di hadapannya.
Tidak terpungkiri memang kalau Kinal sedikit senang kala hujan turun, karena tidak sedikit orang yang mampir ke kedai miliknya untuk sedikit menghangatkan badan dan memesan kopi.

°°°

"Mba..apa mba Farin sebaiknya menemui mas Kinal lagi dan membicarkan semuanya..?"

"Aku mau Stef, tapi aku pikir aku tidak punya nyali untuk membicarakan itu semua"

"Mba..mas Kinal itu bukan orang asing di hidup mba Farin, dia itu dulu pernah menjadi bagian dalam hidup mba Farin, siapa pun..aku yakin mba, tidak semudah itu melupakan orang pernah menjadi kebahagiaan dalam hidupnya, karena melupakan itu menjadi hal yang sangat menyakitkan bagi beberapa orang"

"Kamu bener Stef, bahkan sampai sekarang aku belum bisa melupakan Kinal"

Farin terus menerus mempertimbangkan keputusannya untuk menemui Kinal.
Masih ada keraguan di diri Farin, mengingat malam itu begitu jelas tentang Kinal dan Veranda.

"Udah mba, temuin mas Kinal, mba Farin akan menemukn jawaban atas keraguan mba Farin"

Farin mengangguk mendengar ucapan Stefi.

Iya Farin....
Kamu harus pergi menemui Kinal.
Kamu harus mengungkapkan semua kepada kinal, juga tentang hati kamu yang masih menginginkan Kinal.
Jangan pikirkan jawaban apa yang nanti akan kamu terima.
Yang terpenting adalah keberanian untuk mengungkapkan.

Farin meyakinkan diri sendiri di dalam hati.
Mencoba memperjuangkan rasa di dalam hati nya, hati yang masih mencintai Kinal.
Hati yang masih sangat menginginkan Kinal.

°°°

Veranda tersenyum melihat isi pesan singkat Kinal.
Memikirkan apa yang akan Kinal lakukan di taman nanti.
Gak mungkin kan kalu dia mau nembak lagi.
Kenapa gak ketemu di kedai saja, kan bisa sekalian sambil makan.
Entahlah...tapi ini yang Veranda suka, selalu tentang Kinal yang penuh kejutan.

"Kenapa Ve..?"
Tanya Manda merapatkan duduknya.

"Ini Man, si Kinal minta ketemu ntar malem di taman yang deket kedai itu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perbuatan Angin MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang