Pelukan Pertama Kinal

1.7K 135 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf Typo..








Suara khas air panas yang di tuang ke dalam gelas untuk melarutkan gula dan kopi, yang temani Kinal pagi ini.
Sebuah senyuman dari bibir Kinal mengembang indah di pagi yang menyejukkan.
Dirinya teringat Veranda yang tadi malam juga mengatakan bahwa dia juga mencintai Kinal.

"Anak ibu lagi bahagia nih kayaknya, itu ngaduk kopinya juga gak berhenti berhenti, dari tadi senyum terus"

"Hehehe...ibu ini tau aja kalau Kinal lagi bahagia.."
Kinal sedikit meminum kopi buatannya, dan kembali tersenyum kepada ibunya.

"Apa yang membuat anak ibu sebahagia ini..??"

"e..em..jadi gini bu, Veranda sekarang sudah resmi jadi pacar Kinal, itu bu yang buat Kinal bahagia"

"Selamat ya nak, kamu harus punya tanggung jawab buat jaga Veranda, karena kamu yang sudah meminta Veranda untuk menerima kamu, ibu harap kalian berdua bisa menjaga cinta dan kesetian sampai maut yang memisahkan"

"Iya bu,,Kinal janji bu, Kinal akan selalu menjaga Veranda"
Kinal memeluk erat ibunya, wanita yang selalu menenangkan hatinya, wanita yang selalu tau keadaan hatinya.

°°°

Sebuah bunga plastik di dalam vas di mainkan.
Matanya entah di fokuskan kemana.
Pikirannya juga entah kemana.
Mungkin lebih tepat di bilang melamun entah memikirkan apa.

Tapi ingatanya tiba tiba berkerja untuk sekedar mengingat kajadian malam itu.
Malam ketika dirinya bertemu dengan Kinal lagi, laki laki yang dulu dia cintai.
Menerka, mengapa dulu dia tidak sedikit pun bercerita tentang Shinta Naomi.
Padahal dirinya 2 tahun lebih berpacaran.
Saat ini pikiran Farin di penuhi oleh Kinal, rasa bersalah mulai memenuhi hati dan pikiran Farin.

"Mba Farin kenapa mba..?"
Stefi menyadarakan Farin dari lamunannya.

"Aku...aku gak papa Stef, cuma sedikit capek aja"
Farin tersenyum kecut meyakinkan Stefi.

"Mba..tidak ada kata terlambat untuk minta maaf, kalau dengan meminta maaf akan membuat hati mba Farin tenang, maka lakukanlah mba, walaupun nanti mas Kinal tidak akan kembali lagi sama mba, tapi mba harus tetep berhubungan baik dengan mas Kinal"

"Kamu bener Stef, mungkin dengan aku minta maaf, Kinal tidak akan acuh sama aku lagi"

Farin mulai meyakinkan diri untuk bertemu Kinal dan meminta maaf.
Padahal dirinya masih harus memikirkan karirnya di dunia model untuk kedepannya.
Setelah dirinya memutuskan dari management yang penuh paksaan.
Farin tidak mau terpuruk jatuh terlalu dalam, harus bisa bangkit dan menata masa depannya lagi di dunia modelling.

°°°

Veranda mengikat tinggi rambutnya, matanya kembali menatap cermin dan sedikit tersenyum, membuka kembali pesan singkat Kinal pagi tadi tepat pukul 06:00.

From : Kinal

Selamat Pagi, boleh aku jujur..?? Mungkin hati ku mulai merindukan mu :*

Veranda memeluk erat handphone yang ada di tangannya.
Senyuman kembali mengembang di bibir Veranda.
Pagi ini dia sedikit bersemangat, setelah pesan singkat Kinal yang membuat dirinya senyum senyum pagi ini, sekarang Kinal sudah ada di depan rumah untuk menjemputnya.
Walau pun sebenarnya Veranda sudah biasa berangkat sendiri, tapi Kinal beralasan bahwa sekarang Veranda sudah jadi pacarnya, jadi menurut Kinal itu wajar kalau hanya sekedar menjemputnya pagi ini.

"Selamat pagi pacar, kamu cantik pagi ini"

Veranda mendelik mencoba mencerna ucapan Kinal sambil memakai set belt.

Perbuatan Angin MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang