VII

2.2K 249 14
                                    

Aku menatap langit-langit kamarku saat ini. Putih bersih. Salah satu pandangan Favoritku. Kurasakan cairan hangat baru saja mengalir setetes demi setetes di sudut mataku. Haruskah aku menyerah akan Bia? Bagaimana bisa ia meninggalkanku kemudian menikah dan memiliki seorang putri. Terlebih gadis kecil itu benar-benar menggetarkan hatiku.

"Waegeurae?" Sontak suara makluk pendek itu membuatku terlonjak kaget. "Wae?" Imbuhnya kemudian duduk di sampingku.

"Opso!" Jawabku singkat , pandanganku sama sekali tak teralihakan dari langit-langit putih kamarku saat ini.

"Neo appo?" Tanya Baekhyun singkat. Ku alihkan pandanganku padanya tanpa menatapku ia saat ini tengah disibukkan dengan ponselnya.

"Ani!" Jawabku singkat kemudian bangkit dari posisi nyamanku. Kuacak rambutku saat ini. Entahlah , aku masih memikirkan Bia. Mengapa ia tidak pernah mengatakan apapun padaku mengenai hal ini.

"Kau terlihat tidak baik!" Seru Baekhyun menatapku penuh selidik. "Kau putus cinta?" Imbuhnya tanpa ragu.

"Cih! Kau bahkan tau aku tidak punya kekasih!" Jawabku dingin, perlahan aku turun dari tempat tidurku kemudian berjalan kearah kamar mandi aku ingin membasuh seluruh badanku. Melupakan kejadian malam tadi , dan menghindari pertanyaan-pertanyaan menjerumus Baekhyun.

Menjelang Malam aku berjalan menuju atap dormku tempat dimana aku dan Bia sering bertemu dulu, hanya tempat ini dimana kami bisa menikmati waktu berdua kami , meskipun tidak lebih dari 2 jam. Kusandarkan punggungku di ayunan kayu favorit kami berdua, ku hela nafasku kasar. Beruntung Hari ini aku dan Baekhyun sedang tidak ada schedule apapun.

Aku kembali larut dalam kenangan - kenangan tempat ini. Dimana tempat ini bagaikan tempat Peluapan semua masalahku dan juga masalahnya. Tertawa , bahagia , bersedih , terharu , menangis , marah. Telah banyak kami habiskan di tempat ini.

Memori otakku kembali memutar ulang kenangan-kenangan yang hampir saja kulupakan. Juga Kenangan-kenangan penting yang selalu ku ingat. Dan semua kenanganku dengan Bia.

Bagaimana aku pertama kali bertemu dengannya di sebuah halte saat ia bersama Minyeong. Bagaimana aku bisa menginginkannya hanya dengan senyumannya pada pandangan pertamaku. Kemudian bertemu dengannya kembali dalam beberapa tahun kemudian. Begitu luar biasa kurasa. Disaat aku sudah letih mencarinya , disaat aku hampir menyerah akannya , Tuhan mempertemukan kami kembali dalam pertemuan yang tak pernah terduga.

Flashback.

Hari ini , aku meliburkan diri dari latihan sehari-hariku. Menjadi seorang trainee membuatku memiliki tidak memiliki waktu untuk bermain ataupun sekedar berjalan-jalan. Dan hari ini aku memiliki waktu itu! Meskipun hanya setengah hari. Tapi aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin.

Ku telurusi jalan setapak di depan sebuah sekolah menengah. Ada sebuah kedai teobokki disana. Dan itu sangat enak. Dihari lain aku sangat jarang makan-makanan seperti ini karena perusahaan melarang kami. Kami harus menjaga tubuh penampilan dan sebagainya agar bisa debut dengan penampulan yang menjual.

"Ahjumma , teobokkinya 1 porsi" seruku pada Ahjumma pemilik kedai.

"Arasseo tampan! Duduklah" Serunya antusias.

Akupun duduk di sebuah meja paling pojok , sehingga aku bisa melihat siapapun yang sedang berada di kedai kecil ini.

"Hyunbi-ah! Fighting!" Terjakan kedua siswa laki-laki itu sontak membuatku mengangkat wajahku yang sejak tadi menatap ponselku. Aku sedang mengabari ibuku saat ini. Setelah metapak kedua siswa laki-laki itu berlalu wajahku terpaku akan sosok siswa perempuan di meja di sampingku yang saat ini tengah bergelut dengan buku-buku tebal di depannya , kacamata tebal tertengger dihidung-nya. Rambut hitam yang ia kuncir satu di belakangnya-pun terlihat pas dengannya. Sesekali ia menyumpitkan sepotong teok kemudian memakannya dan kembali fokus pada bukunya. Dan begitu seterusnya.

I'M HERS 2 - CHANYEOL's SIDE (EXO CHANYEOL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang