[SEMINGGU SETELAH ISOLASI.]
PELAJARAN HIDUP YANG sangat penting jika ada seekor serigala raksasa yang menerjangmu: itulah saat yang tepat bagimu untuk percaya pada Tuhan.
Akal sehatku mati selama dua detik, dan ternyata itu persis waktu yang dibutuhkan serigala itu untuk menyeberangi ruang tamu ke ruang keluarga. Jadi begitu serigala itu masuk, tubuhku bisa dibilang terlambat ingat caranya bergerak.
Claire.
Ibu.
Aku tidak boleh terlalu dekat dengan koridor-koridor ke kamar mereka.
Serigala itu sudah mengambil satu lagi lompatan raksasa ke depan, menabrak sofa hingga jatuh ke samping, dan aku menjerit sambil berlari ke arah TV. Serigala itu menggonggong ganas, kedua mata obsidiannya masih terlekat padaku yang sekarang berlari hanya tiga meter di sebelah kanannya, berusaha menyeberangi ruang keluarga untuk membawanya kembali ke ruang tamu.
Serigala itu punya rencana lain.
Alih-alih berbelok dulu, dia langsung menerkam dengan kaki depannya ke arahku.
Sial—
Terkamannya lebih seperti usaha untuk menyerangku daripada menekanku ke tanah, sehingga aku malah terpental keras ke arah TV di ujung ruangan. Aku cuma bisa mendengar suara plastik patah di balik teriakan kagetku—pasti TV-ku hancur terkena tubuhku. Untung listrik sudah tidak mengalir lagi.
Serigala itu menggeram sambil mendekat ke arahku. Aku bisa melihat cakar-cakarnya berkilat dengan darah—sepertinya darah para penjarah yang tadi dihabisinya di luar.
Mereka berempat dan sudah terbiasa pada situasi ekstrem begini.
Aku sendirian dan masih merasa serigala ini cuma halusinasi.
Aku mengerang, berusaha menyadari tubuhku lagi, dan mencoba meraba ke sekelilingku sebentar. Bentuknya seperti TV ... ya. Aku benar-benar baru saja terpental keras ke arah TV. TV-ku benar-benar hancur.
Ruang keluargaku benar-benar berantakan.
Serigala raksasa ini sungguhan.
Bukan halusinasi.
Serigala itu semakin dekat kepadaku, dan aku baru bisa merasakan terjangan adrenalinku sekarang—jika ini berlangsung terus, mungkin aku akan sakit jantung.
Lalu aku baru teringat tujuan awalku: aku harus menjauhkan serigala ini dari kamar Claire dan Ibu.
Aku harus kabur dan membawa serigala ini bersamaku.
Mataku kembali menatap kedua matanya. Dia benar-benar berniat menghabisiku. Entah dia itu apa, kenapa, atau bagaimana, dia ingin menghabisiku. Dan pada saat ini, asal-muasal mendadak tidak terasa terlalu penting.
Aku harus kabur. Aku menelan ludah dan mencoba mengatur napas.
Aku harus kabur.
Bagus.
Itu keahlianku.
Jadi aku berusaha untuk kembali berdiri. Serigala itu bahkan tidak repot-repot tampak kaget atau semacamnya dan malah menggeram lebih keras. Dia masih menatapku dalam-dalam sambil melangkah ke arahku—kakiku masih bisa patuh ketika kuminta menopang tubuhku dan berdiri, tetapi jika aku terus gemetar seperti ini, itu tidak akan berlangsung lama.
Serigala itu berhenti melangkah, matanya masih terkunci padaku. Sunyi sesaat. Siulan angin di luar kembali terdengar. Aku bisa mendengar napasku sendiri yang terengah-engah; aku bisa melihat uap tipis yang muncul dari ujung moncong si serigala setiap kali dia mengembuskan napas.
![](https://img.wattpad.com/cover/50656357-288-k812269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragnarökr Cycle: Myth Jumpers
Science Fiction[Buku pertama Ragnarökr Cycle] Lucas Andrews tahu ada yang salah waktu salju tidak berhenti turun setelah musim dingin harusnya usai. Dan semua orang setuju dengannya saat tingkat bahaya mendadak naik drastis dalam waktu singkat. Semua orang ter...