Seorang gadis cantik, berambut hitam panjang dengan kulit putih bersih, pemilik Hollys Key Café yang dikenal sebagai zero nerd, karena kutu buku namun ranking terakhir dari 100 siswa itu tengah asyik memandangi langit malam di balkon kamarnya.
Melamun memikirkan hidupnya yang penuh drama layaknya drama di TV, memikirkan kisah hidupnya yang tak sebahagia keluarga lain. Bagi setiap orang, rumah adalah tempat paling nyaman yang ada di dunia.
Namun tidak untuk Keira, rumah adalah penjaranya dan kamar adalah pengasingannya. Pikirannya pun melayang jauh mengingat awal mula dari drama hidupnya ini.
Flashback
"Hi...i...i...i..." Tiga anak kecil yang terdiri dari satu laki-laki dan dua perempuan yang berwajah sama bernama Josh, Keira dan Lisa yang kerap dipanggil Jei, Kei, dan El layaknya alphabet dalam bahasa Inggris.
Lisa duduk menangis sambil memegang bonekanya yang rusak, Josh menangis sambil memegang robotnya yang juga telah rusak, dan sebalah tangannya mencengkram baju Keira yang juga sedang menangis.
"Maaf, maafkan Kei Kakak Jei, El. Kei tidak sengaja," Ucap Keira sambil menangis mengucek matanya,"Ini robot yang kakak sayangi dan boneka yang adik El sayangi, Kei!" balas Josh masih dengan tangisnya.
"Kei tahu, makanya Kei minta maaf. Kei tidak sengaja menimpanya Kak, tadi Kei terpeleset karena lantainya licin dan mainannya tidak sengaja tertimpa oleh Kei, jadinya rusak. Sungguh Kak, Kei tidak sengaja," Ucap Keira meyakinkan kakak kembarnya yang masih mencengkram bajunya.
"Tapi kenapa kakak jatuh dan menimpa mainan kami dua kali kalau tidak sengaja? Hik hiks," Tanya Lisa sambil tersedu.
"Sungguh kakak tidak sengaja El." ucap Keira pada adik kembarnya yang tak percaya
"Ada apa ini sayang?" Tanya Aira, ibu mereka menghampiri dan melerai mereka.
"Mama, kak Kei merusak mainan El dan mainan kak Jei! Hiks hiks," Adu Lisa kepada Aira sambil menangis sesegukan.
"Benar itu Kei?" Tanya Aira pada anak tengahnya itu. "
Iya Ma, tapi Kei tidak sengaja! Tadi Kei terpeleset saat lari dari tangga dan akhirnya jatuh menimpa mainan kak Jei dan Adik El. Maaf Ma."sesal Keira semakin terisak.
"Kei, kamu tidak apa-apa kan sayang? Seharusnya kamu hati-hati sayang! untung hanya mainan yang rusak, bagaimana jika kamu kenapa-napa?" ucap Aira menghawatirkan anak tengahnya membuat isakannya berhenti.
"Bagaimana dengan El? Mainan kesayangan El rusak, hiks." kini Lisa yang terisak semakin keras "Iya, mainan Jei juga rusak, mainan itu hadiah ulang tahun dari paman Sam." ucap Josh ikut terisak
"Maaf, maaf, maafkan Kei." mohon Keira "Tidak mau! Itu mainan kesayangannya Jei!"
"Iya, El juga tidak mau memaafkan kakak Kei! Itu mainan kesayangan El!" ucap Josh dan Lisa menolak permintaan maaf dari Keira.
"Sayang, jangan begitu sayang! Kalian kan bersaudara." Aira menengahi,
"Tapi Ma, mainan itu sangat kami sayangi." ucap Josh bersikukuh."Baik, begini saja karna Kei juga bersalah walaupun tidak sengaja jadi mainan Kei di kasih kepada Jei dan El, bagaimana?" tanya Aira
"Iya ma, mainan Kei dikasih ke Kak Jei sama adik El saja! Kei tidak apa-apa kok asalkan mereka mau memaafkan Kei. Kak Jei sama adik El maukan memaafkan Kei?" tanya Keira antusias.
"Iya, mainan kak Kei semuanya buat El! Harus! Tapi kakak harus dihukum juga titik! Uang jajan kakak dikasih ke kita untuk membeli mainan yang sama seperti yang kakak rusakin!"
"Lho kenapa harus dihukum sayang? Kan Kakak Kei sudah mau memberikan semua mainannya ke El?" Tanya Aira.
"Nanti biar bisa main lagi dengan mainan itu." Jawab Josh
"Ta-tapi, tapi itu kan uang jajan Kei, Kei tidak bisa kalau tidak jajan," Jawab Keira terisak lagi
"Tapi kan El mau mainan itu lagi dan dibeliin sama kakak Kei!" Lisa bersikukuh
Aira berpikir bahwa ini hanya sementara, pasti besok mereka akan lupa. Aira pun mengiyakan. "Iya-iya, nanti pasti dibeliin kok sama kakak Kei, iya kan kak Kei?" Tanya Aira pada Keira sambil menganggukkan kepala mengodekan agar Keira menjawab iya.
Keira yang mengerti kode itu hanya bisa mengiyakan walau sebenarnya iya tak ingin, karena ia adalah tipe anak penurut.Keesokan harinya...
"Kakak, mana uang saku yang kakak janjikan?" Tanya Lisa saat Keira sedang mengantri membeli es lilin bersama teman-temannya di kantin sekolah dasarnya.
"Iya, mana uang sakumu Kei? Akan kami tabung untuk membeli mainan yang sama dengan yang kamu rusak!" tagih Josh.
Keira tak punya pilihan lain selain memberikan uang sakunya dan membatalkan niat untuk jajan karena ia telah berjanji memberikan uang sakunya untuk mengganti mainan mereka. Setelahnya Keira duduk dipojokan kantin memperhatikan setiap orang yang lewat maupun makan.
"Mau?" Tanya Josh dan Lisa berbarengan menawarkan es lilin yang ingin dibeli Keira tadi.
"Minta, Kei haus," minta Keira kepada kedua saudaranya "Beli dong! Wlee," ucap Josh dan Lisa berbarengan lagi sambil memeletkan lidah yang membuat Keira cemberut.
"Kei, besok kasih kita uang sakumu lagi sampai cukup untuk membeli mainannya!" Pinta Josh yang dibalas anggukan pasrah oleh Keira.
Josh dan Lisa bermain bersama teman-teman mereka, sedangkan Keira hanya memperhatikan dari depan perpustakaan tempatnya duduk.
Ia tidak mood untuk bermain bila perutnya dalam keadaan kosong seperti sekarang ini kecuali melakukan hal-hal yang tidak menguras banyak tenaga seperti membaca buku.
Seperti sekarang ini, iya membaca cerita rakyat yang dipinjamnya tadi di perpustakaan untuk melupakan rasa laparnya.
Begitulah kegiatan mereka selama satu bulan ini, setiap hari Keira memberikan uang sakunya kepada kembarannya, kemudian digoda dengan berbagai jajan yang tentunya tidak akan dibagi oleh Josh dan Lisa, dan akhirnya Keira memilih membaca buku daripada bermain dengan teman ataupun saudaranya.
Flashback off
Tik tik tik
Hujan membuat Keira tersadar dari lamunannya, buru-buru ia masuk ke kamarnya dan menutup pintu balkon.
"Huft. Kenapa harus hujan? Mengganggu saja." ucap Keira kesal sambil menutup gorden pintu kaca balkon kamarnya beralih ke ranjang dan menuju alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Genius
Teen FictionYang Keira inginkan adalah merasakan kembali hangatnya kekeluargaan yang sudah membeku sejak usianya 9 Tahun. Jatuh bangun ia menanti kembalinya kehangatan itu. Dalam penantiannya ada Vano, dan teman-teman serta gurunya yang memberikan setitik kehan...