Pusing, itu yang Keira rasakan. Perlahan matanya terbuka kemudian mengerjapkannya menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk. Setelah nyawanya terkumpul, Keira langsung beranjak dari kursi santai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari bekas tangisnya tadi malam.
Seusai mandi Keira pun menuju meja riasnya, betapa terkejutnya Keira melihat matanya bengkak seperti naga 'Astaga! mataku sembab! Oh mungkin karna menangis kemarin, tapi kenapa aku menangis kemarin? Ah iya, aku dilarang untuk terlihat di depan rekan bisnis Papa. Satu kata untuk ini! miris' ucap batin Keira sambil tersenyum pedih menatap pantulan dirinya di cermin.
Keira mengakali mata sembabnya dengan memoleskan bedak gelap, menutupi mata dengan kacamata bulatnya dan rambut yang biasa diikat rapi kini diikat asal membuat anak rambutnya terlepas dengan tujuan jika orang melihat dirinya maka orang itu akan fokus pada rambutnya yang berantakan dan bukan fokus pada mata sembabnya. Keira pun memakai seragamnya kembudian kembali bercermin dan perfect untuk penampilan nerdnya.
Setelah selesai dengan ritual beriasnya, Keira segera menuju meja makan. Semua sudah berkumpul dan Keira melihat senyum menghiasi wajah keluarganya tapi bukan senyum hangat yang tulus tapi senyum hangat yang dipaksakan dan terlihat jelas ada maksud tertentu dibaliknya. Melampaikan tangan "Pagi Kei," sapa Josh dan Lisa "Pagi sayang" sapa mama dan papa-nya. "Pagi semua" sapa Keira sambil tersenyum tipis. 'Ingat Keira! Ini semua hanyalah sandiwara! Senyum mereka palsu!' batin Keira setelah menjawab sapaan keluarganya.
Setelah Keira duduk di kursinya, mereka pun segera menyantap sarapan yang telah disipakan. Tak lama kemudian Lisa memulai pembicaraan.
"Ingat ya Kei hari Jumat!" Pesan Lisa pada Keira tak lupa dengan senyum miring meremehkannya yang khas seakan Keira lupa dengan ucapan papa mereka kemarin malam.
"Iya Lisa adik kembarku yang bawel dan cantiknya minta ampun! Mana mungkin sih aku lupa sama acara penting (baca: acara yang membuatnya tak terlihat)" Ujar Keira dengan nada biasa seakan ia tak keberatan ataupun sakit hati dengan perlakuan mereka.
"Iya siapa tau aja lo lupa iya kan Jei? By the way gue memang cantik! Secara gue itu model top remaja nomor 2 di Indonesia." jawab Lisa membanggakan dirinya yang seorang model remaja yang cukup terkenal di Indonesia.
"Ah enggak kok El. Walaupun aku bodoh, ingatan ku masih berguna kok El." balas Keira dengan senyum palsunya.
"Kan biasanya elo nggak ada lebihnya. Iya nggak Jei?" sahut Lisa meminta persetujuan Josh.
"Iya, dia kan memang tidak ada lebihnya. Cuma pungguk yang merindukan rembulan." Jawab Josh dan disertai tawanya bersama Lisa. Menertawakan Keira yang tidak ada lebihnya di mata mereka. Menertawakan Keira si pungguk yang merindukan Rembulan. Keira yang selalu mengharapkan kasih sayang sama rata yang tulus dari keluarganya.
"Mama, Papa, Kei berangkat ya. Kei ada piket pagi ini." Pamit Keira pada orang tuanya karena lelah mendengar ejekan saudara-saudaranya.
"Kamu tidak bawa mobil?" Tanya Ben dan Keira menggelengkan kepala tanda tidak.
"Ya sudah." Keira langsung pergi ke sekolah tanpa membawa mobil.
Sebenarnya ia dibelikan mobil oleh papanya. Mobil jazz warna putih. Tapi ia tidak suka menggunakan pemberian orang tuanya. Ia lebih suka membawa mobil yang ia beli sendiri. Mobil ferrari warna merah yang ia parkir di garasi café dekat sekolahnya. Ia menggunakan mobil itu jika ada acara-acara tertentu seperti meeting dengan rekan bisnisnya.
Pukul 06.45. Keira sudah sampai di sekolah. Dengan lambat ia berjalan menuju kelasnya.
"Eh itu cewek yang zero nerd itu bukan? Culun banget ya? Jijik gue liatnya," Ujar seorang gadis kepada dua orang temannya yang tengah duduk di salah satu kursi yang ada di koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Genius
Teen FictionYang Keira inginkan adalah merasakan kembali hangatnya kekeluargaan yang sudah membeku sejak usianya 9 Tahun. Jatuh bangun ia menanti kembalinya kehangatan itu. Dalam penantiannya ada Vano, dan teman-teman serta gurunya yang memberikan setitik kehan...