Menggapai Satu Cita-cita

93.8K 6.3K 112
                                    

Vano dan Keira sampai di parkiran sekolah. Vano keluar lebih dulu, ia menunggu Keira keluar setelah merapikan barang-barangnya. Ia bersandar pada pintu mobilnya sambil  bersiul-siul memainkan kunci mobilnya, yang tanpa ia sadari perbuatannya itu sedang diperhatikan oleh banyak pasang mata dengan tatapan memuja dari kaum hawa.

Namun, tatapan memuja itu langsung berubah sinis saat melihat seorang gadis culun keluar dari mobil Vano, yang menurut mereka tidak cocok bersama dengan seorang Most Wanted yang dipuja-puja di sekolah ini.

"Eh, Sala, lo ngapain bawa barang-barang lo? Biar aja disana nanti gue antar lo pulang, 'kan enggak elit kalo berangkat bareng, tapi pulangnya enggak bareng." ucap Vano. Percayalah, ini hanya akal-akalan Vano agar ia dapat pulang bersama Keira.

"Hah? Sala?" tanya Keira bingung dengan panggilan Vano.

"Iya, biar singkat, enggak kepanjangan manggil Salsa Lala. Jadi taruh balik gih, baranh-barang lo!" ucap Vano.

"Enggak usah thanks. Gue mau pulang sendiri aja. Lo ke kelas duluan aja gue mau taruh ini ke loker." jawab Keira.

Sebenarnya, ini hanya akal-akalannya saja, ia tidak begitu nyaman diperhatikan banyak orang jika ia berjalan bersama Vano yang hanya cuek bebek dengan berbagai tatapan dari para kaum hawa. Bahkan Keira sangsi jika Vano sadar yang diperhatikan itu dirinya, bukan yang lain. Bahkan Keira juga sangsi bahwa Vano itu tahu dirinya termasuk most wanted di sekolah ini. Huft. Benar-benar Vano yang tidak peka terhadap lingkungan.

"It's okay, yaudah gue duluan." jawab Vano.

Keira berjalan dengan canggung menuju kelasnya setelah menaruh barang bawaannya. Bagaimana tidak canggung, jika setiap langkahnya diperhatikan oleh siswa-siswi yang dilewatinya di koridor.

Bug. Keira terjatuh karena tersandung kaki seseorang. Ia tidak rahu bagaimana persisnya, tapi tiba-tiba sekarang ia sudah mendarat mengenaskan di lantai.

"Aduh," rintih Keira. Ia memegangi lututnya yang mulai melebam.

"Ups, sakit ya? Kasian banget, sih." kata seorang gadis dengan sinisnya.

"Makanya jadi cewek itu jangan kegatelan!" ucap gadis yang satunya, berwajah sama dengan gadis yang berbicara sebelumnya. Leona dan Leoni, si kembar genetik yang cukup dikenal di sekolah.

"Eh gue ingetin sama lo ya, jauhin Vano, ngerti." ucap Leona. "Nih, lo lebih cantik akan lebih cantik kalau diberi masker."

byur, jus alpukat membanjiri wajah Keira yang di tuang oleh Leona.

Byur, kini seragam Keira penuh dengan jus strawberry yang dituang oleh Leoni.

"Inget kata gue yang tadi! Bye, Zero Nerd." kata Leona berlalu pergi diikuti kembarannya, Liana.

Keira bangkit dari posisi mengenaskannya. Semua mata tertuju padanya yang dilumuri minuman. Dengan pelan dan menunduk, ia melanjutkkan perjalanannya menuju toilet.

Byur, susu cokelat panas kini mengalir dari wajah hingga seragamnya. Alhasil Keira berjingkra-jingkrak akibat kepanasan.

"Gue ingetin sama lo, nerd, jauhi Vano, atau muka lo yang udah hancur ini tambah  hancur." ancam seorang siswi yang Keira ketahui bernama Bianca yang langsung melenggang pergi setelah melakukan tindak kejahatannya.

Keira kembali menunduk, mempercepat jalannya menuju toilet. Naas, ia menabrak seseorang.

"Lala! Lo kenapa bisa basah gini? Dibully lagi?" tanya seseorang yang ternyata Karina.

"Hehe, tadi cuma disiram pakai jus alpukat, cappucino, sama susu cokelat panas aja kok." jawab Keira dengan ceringan bodoh, kesaktiannya.

"Anjay! Parah banget, yaudah ayo ikut gue!" Tanpa menunggu jawaban Keira, Karina asal menarik Keira memaksanya mengikutinya.

Hidden GeniusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang