terungkap.

170 24 0
                                    

"Kringggggg!!" Terdengar arloji ku berbunyi . Dengar keras.
Aku terbangun dari tidur lelap ku. Mengucek ngucek mataku dengan tangan dan melihat ke arah jendela. Matahari terlihat begitu telang menyinari kamerku.

Ku turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi.

Aku memperhatikan pantulan diriku dicermin.
"Sempurna." Gumamku puas dengan penampilan ku hari ini.
Tidak heboh dan norak. Hanya memakai celana jeans dan tanktop tak lupa dengan kardigan berwarna buru dongker. Cukup sederhana tetapi menarik perhatian.

Setelah itu aku berjalan menuju ruang makan mengambil bekal dan langsung keluar rumah. Baru saja keluar pagar. Ternyata sudah ada mobil yang terpakir di depan rumah.

Tunggu. Tunggu.

Ini bukannya mobil Dave? Untuk apa dia disini? Belum puas dia menyaitiku?

"Hai" suara berat itu menyadarkan ku dari lamunan. Dia tersenyum lembut ke arah ku

"Ada urusan apa lo kerumah gue?" Tanya ku ketus.

"Aku hanya ingin menjelaskan semuanya." Jawabnya. Wajahnya berubah menjadi sendu.

Kejadian itu. Tiba tiba saja terlintas di kepalaku..
"Udah gue bilang kan semuanya udah jelas. So? Tidak ada yang harus dijelaskan lagi. Dengan jawabanmu yang ku dengar." Ucapku sedikit meninggi. Aku terbawa emosi.

"Kamu gak tahu kenapa aku melakukannya. Aku melakukan nya bukan kemauan ku. Aku capek kayak gini. Tolong berikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Ini gak seperti yang kamu lihat dan yang kamu dengar!" Cerocosnya.

Heh?kau fikir aku peduli dave?
Tapi kenapa wajahnya murung sekali? Seperti menanggung beban yang sangat berat.

Apa sih yang terjadi? Aku sama sekali seperti orang bego yang tidak tahu apa apa? Aku bingung dengan sifatnya..tahu ah.

"Huft.. baiklah,jelaskan nanti saja. Ini sedah telat." Ucapku pada akhirnya. Aku melangkahkan kakiku meninggalkannya. Tetapi baru berapa langkah sebuah tangan kekar menahan ku.

"Apa lagi? Kan aku sudah bilang. Aku akan mendengarkan penjelasan mu tapi nanti sehabis kelas selesai"cerocosku

"Kamu berangkat dengan ku."ucapnya.

Aku menggelengkan kepala "Tidak usah. Aku bisa sendiri." Sahutku cepat.

"Kamu berangkat dengan ku." Ucapnya tegas. Bukan Dave namanya kalau tidak memaksakan kehendak. Dia menarik ku kearah mobil. Membukakan pintu mobil CRV putih miliknya. Dave adalah anak dari CEO perusahaan termaju.
Perusahaan milik ayahnya yang sekarang di kelolah oleh mamanya karena ayahnya sudah meninggal akibat kecelakaan tiga tahun lalu.

****
Suasana berubah menjadi canggung. Tak ada yang memulai berbicara baik alira maupun Dave. Keduanya sama sama bungkam. Yang terdengar hanya suara bising kendaraan yang berlalu lintas di jalan. Walau pun jalanan tak terlalu ramai. Deva yan asik menyetir sesekali mencuri curi pandangan kearah alira. Sedangkan alira? Ia sibuk menatap keluar jendela.

"Alira." Dave menepikan mobilnya sisi jalan. Dan memegang tangan ku.

"Mama sakit.. kangker hati stadium 3. Dokter bilang hidup mama gak akan lama. Mama harus segera dioperasi. Tapi belum ada pendonor nya. Mama menyuruhku menikah dengan Angel,perempuan waktu itu yang kamu lihat bersama ku, dengan alasan papa mempunyai banyak hutang dengan dengan ayahnya angel. Aku bingung harus bagaimana. Salah satu jalannya aku harus menikahi angel. Kalau tidak mama harus membayar semua huang hutang papa dalam waktu seminggu. Maafkan aku aliran. Aku tak bisa menjaga kanji kita. Maafkan aku sayang. Ak.."aku menghentikan ucapannya.

Sudah cukup. YA tuhan. Aku terdiam sambil menangis.

"Tante sasa sakit?kangker hati?kangker yang membunuh Jean? Kenapa cobaan ini harus datang lagi tuhan?" Gumamku lirih.

"Maafkan aku Dave" aku langsung memeluk tubuhnya . Dia menangis sejadi jadinya di dalam pelukan ku. Setelah tangis kami reda aku melepaskan pelukanku.

"Kamu yang sabar ya,Tuhan pasti kasih Kamu jalan. Tuhan mempunyai kebahagiaan setelah ini. Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Asal kamu percaya dan terus berdoa'a. Maaf aku gak bisa terus di samping ku. Sekarang sudah ada angel disamping kamu. Lebih baik kamu coba mencintai dan menyayangi dia seperti kamu menyayangiku dulu. Aku akan coba melepaskan mu perlahan." Ucapku dengan berat hati. Jujur aku sangat tidak rela. Dadaku sakit saat aku mengatakan hal itu. Tapi aku tak boleh egois.

"Tidak alira.. kebahagiaan aku hanya ada di kamu. Aku tidak mencintai angel. Aku tidak bisa menikah dengan perempuan yang aku tidak cintai. Kita cari jalan keluar nya bareng bareng oke? Kamu mau kan bantu aku sayang? Aku tidak mau kehilangan kamu lagi." Dia menggenggam tangan ku lagi. Erat sangat erat seakan tidak ingin terlepaskan. Aku tidak pernah melihatnya serapuh ini sebelumnya.

Aku mengangguk. Walau sebenarnya masih ragu. "Iya aku mau bantu kamu. Aku akan tetap selalu di samping mu. Kita lewati semuanya bersama. Aku yakin cinta akan mengalahkan semuanya." Ucapku. Dia tersenyum melihat ku.

Dave kembali menjalankan mobilnya. Di perjalanan dia selalu menggenggam erat tangan ku seakan tak ingin aku pergi darinya.
Kami tiba di kampus. Semua mata memandangi ku dan Dave. memang Dave sangat di gilai semua wanita di kampus. Maka jangan salah saat ia datang bersama ku semua wanita mencibir dan menghina ku. Karena menurut mereka aku tidak pantas bersama Dave. Aku sudah kebal dan terbiasa menghadapi semua ocehan mereka. Jadi aku tak terlalu mempersilahkan nya. Toh bukan mereka yang menjalaninya kan?












Ampun deh otakku pusing mikirin next nya. Tugas numpuk lagi. Tapi gak ada yang menghargai. Tolong dong buat yang baca ini kasih vote+ comment nya dong. Untuk nambah semangat ngetiknya. Kalian gak pelit kan? Heheh:v.

Janji deh nanti aku lanjut kalau kalian vote+ comment. Please.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang