Hatiku bukan baja!

180 22 0
                                    

Sesampainya dikelas, ternyata Rangga sudah ada didalam dia tersenyum kearah ku. "Alira" tegurnya lembut.

Aku hanya tersenyum dan duduk di bangku ku,setelah kelas berakhir aku ingin menemui Dave. Tapi Rangga tiba tiba saja datang kearah ku.

"Mau pulang bareng?" Tanya Rangga.

Aku diam.

"Hmm, Bo..?" Belum saja aku selesai berbicara. Ada suara berat yang memotong perkataan ku.

"Dia pulang bareng gue." Ucapnya dingin. Sepertinya dia sedikit marah. Orang itu tak lain adalah Dave. Ya Dave.
dia menunggu di depan pintu kelasku. Rangga menoleh keasal suara tersebut. Lalu tersenyum.

"Dia pulang bareng gue." Ulangnya penuh penekanan.

"Oke. Aku gak akan memaksa untuk mengantarkanmu,Alira. "Ucapnya dan tersenyum. Omongannya yang lembut membuat rahang Dave semakin mengeras. Ku lihat wajahnya sepertinya benar benar marah. Tangannya mengepal. Seperti siap dilayangkan kewajah Rangga.

"Mungkin lain kali aku pulang dengan mu. Hari ini aku pulang dengan Dave saja." Ucap ku lembut. Kulihat Dave memandangiku dengan tajam. seperti siap menerkamku? Memangnya ada yang salah?

"Aku duluan ya Rangga." Ucapku. Aku menarik tangan Dave sebelum ia berbuat yang macam macam.

Ya tuhan.  Begitu marah kah dia? Maaf Dave. Sepertinya aku harus menjelaskan padanya nanti.

*******

Setibanya dimobil ,Dave langsung menjalankan mobilnya tanpa berkata sedikit pun. Kulihat rahangnya masih mengeras.

Ku beranikan diri untuk berbicara dengan nya.

"Huftt..Dave.."perlahan ku mulai berbicara.
"Dia rangga. Lelaki yang sudah membantuku saat aku sedang mabuk."

'CITTTTTTT ' rem mobil diinjak tiba tiba.

Mata Dave membulat. Tampak ada ketidak sukaan disana.
"Mabuk?" Tanya nya dingin.

"Astaga alira kenapa kau begitu bodoh. Dave sangat benci dengan alkohol. STUPID ALIRA.kau bahkan tak memikirkan hasil omongan mu tadi."batin ku.

"Kenapa kau mabuk Alira? Kenapa kamu mabuk ALIRA NATALIA?" Ucapnya sedikit meninggi.
Shitt! Benar dugaan ku. Dia akan marah. Nadanya semakin meninggi dan matanya semakin memerah.

"KAU TIDAK ADA BEDANYA DENGAN PEREMPUAN DILUAR SANA ALIRA. PEREMPUAN JALANG YANG SUKA BERKELIARAN MALAM MALAM. JAWAB ALIRA! " ucapnya membentak.

Deg.

DAVE?

Dia membentak ku? Dia membentak ku? Bahkan dia berkata bahwa aku tak ada bedanya dengan perempuan diluar sana?  Dia menyamaiku dengan perempuan jalang? Aku benar benar tak percaya ini. Mataku mulai memanas. Air mataku sudah siap meluncur. Aku tatap matanya ada guratan kekecewaan disana.

"IYA! IYA AKU MABUK! PUAS KAMU HAH?"ucapku . Pertahananku sia sia. Air mataku tidak bisa ku tahan lagi.

"Kenapa alira? Kenapaaaa?!!" Tanyanya.  Dia mengacak ngacak rambutnya frustasi. Aku tahu Dave sangat benci alkohol. Karena dulu ayahnya pergi juga karena alkohol. Kecelakaan maut itu pasti tidak akan terjadi jika ayahnya sedang tidak mabuk. Tapi nasi sudah menjadi bubur?

"Kamu gak ada bedanya dengan perempuan murahan, berkeluyuran dengan malam dengan mulut yang bau alkohol."

Deg.

Ucan apa lagi ini? Ucapannya menyayat hatiku. Apa maksudnya? Dia menyamaiku dengan perempuan murahan?  Amarah ku sudah diubun ubun. Seperti siap untuk meletus.

"KAMU GAK PANTES BUCARA SEPERTI  ITU DAVE! ITU JUGA KARENA KAMU!! KARENA KAMU SELINGKUH DIBELAKANG AKU!! BERMAIN DENGAN CEWEK LAIN TAMPA SEPENGETAHUAN AKU!!! aku perempuan biasa Dave. Aku punya perasaan. Aku cuman perempuan biasa yang bisa jatuh kapan saja. Hati aku bukan baja Dave. Kamu gak bisa seenaknya kayak gitu. " sahutku, lalu menangis.

Dia memandangku nanar. Sedangkan aku masih terisak. Tiba tiba dia memelukku  Erat. Sangat erat. Dia berbisik "maafkan aku. Maafkan aku..maafkan aku. Aku yang salah. Maafkan aku sayang." Aku tidak menjawabnya. Lebih baik diam, bukan?

"Aku gak mau kehilangan orang yang ku sayang untik kedua kalinya. Cukup ayah yang pergi karena mabuk. Aku gak mau kehilangan kamu." Ujarnya.

Aku membalas pelukannya. Tenggelam dalam kenyamanan.

"Maafkan aku Dave. Saat itu aku gak tahu harus apa? Hidup  ku hancur. Kamu tahu kan aku paling benci kata perpisahan? Karena aku gak mau pisah dengan orang yang ku sayang untuk ke dua kalinya. Sat aku tahu kala itu kita berpisah. Aku benar benar hancur. Cukup jean yang pergi meninggalkan aku. Aku gak siap kehilangan kamu." Tangis ku masih tumpah di bahunya.

"Iya aku tahu. Aku minta maaf ya.maafin aku sayang"  ia mengelus rambutku singkat. Lalu melepaskan pelukannya. Menata mataku dengan tatapan sendu.

"Kita mulai semuanya dari awal ya." Ucapanya pelan.

Aku mengangguk. DAVE menyalakan mobilnya kembali lalu mengantarku pulang.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang