promise

183 18 0
                                    

Pagi yang cerah, disambut dengan kicauan burung burung...
Dave sudah rapi, dengan setelan jasnya untuk menjenguk mamanya dirumah sakit.
Kemari ia baru mendapat kabar dari rumah sakit. Bahwa dokter sudah menemukan pendonor hati untuk mamanya. Dan sekarang mamanya sudah sadar.

Dave sangat bersyukur karena masih ada orang yang sangat baik. Hatinya seperti malaikat.
Setelah cukup lama Dave memandangi dirinya di depan cermin. Akhirnya dia memutuskan untuk segera ke rumah sakit.

***

Tak butuh lama waktu yang dibutuhkan oleh Dave untuk sampai kerumah sakit. Kini ia sudah sampai. Segera ia berjalan dengan mantapnya memasuki ruangan mamanya.

Dia duduk disamping mamanya yang masih terpejam.

Perlahan mata mamanya terbuka.." mama sudah sadar? Syukurlah.." ucap Dave lega. Berarti operasinya berjalan dengan lancar, walau ia belum tahu siapa orang yang sudah mendonorkan hatinya untuk mamanya. Tetapi ia benar benar berterima kasih.

Dave mencari dokter untuk memeriksa keadaan mamanya. Dan setelah diperiksa , dokter bilang kalau mamanya Dave sudah sembuh total. Dave sangat gembira mendengar uvapan dokter tadi.

"Dok saya ingin bertanya. Siapa yang sudah rela mendonorkan hatinya untuk mama saya?" Tanya Dave.

"Saya sudah menanyakan namanya. Tapi dia tidak ingin memberitahu saya siapa namanya. Dia hanya menitipkan ini kepada saya. Dan disitu tertulis jelas untuk mu, Dave!" Dokter itu memberikan kertas berbentuk burung itu kepada
Dave.

"Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap dokter itu lalu meninggalkan Dave.

Aku melihat kertas itu. "Nanti saja aku baca." Dave menaruh kertas itu di dalam saku celananya.

******

Setelah pamit untuk pulang, Dave mengunjungi Danau yang tak jauh dari rumah sakit. Danau yang selalu dikunjunginya dengan Alira.
Entah kenapa hatinya ingin sekali pergi kesini.

Dave duduk disalah satu kursi yang ada di danau tersebut.

"Oh iya. Suratnya." Ucap dave. Ia merogoh kantongnya untuk mengambil kertas itu.
Perlahan tapi pasti ia membukanya.

Dear Dave.

Hai Dave, ini aku Alira Natalia. Gimana keadaan tante sasa? Aku harap pengorbananku tidak sia sia.

Aku harap hatiku tidak merepotkan mama kamu. Maaf ya aku tidak bisa mengungkapkan hatiku lagi, tapi tenang saja selalu ada mama mu sebagai pengungkapkan hatiku lagi.
Jangan sedih ya, aku lebih sedih jika melihatmu sedih. Jadi, bahagialah! Meskipun tanpaku. aku yakin kamu akan menemukan penggantiku. Yang jauh lebih menyayangimu dari pada aku. Aku yakin.
Aku akan tetap menyayangimu dan memperhatikanmu dari sini. Aku sudah bahagia disini. Selamat tinggal pangelan tampanku. I love you.

~Alira Natalia

Tanganku bergetar membaca isi surat itu. Jadi orang yang mendonorkan Hatinya untuk mama nya adalah Alira?
"TIDAKKK!!!!" Dave mengacak ngacak rambutnya frustasi. Air matanya sudah membasahi wajah tampannya.

"AKU TAHU KAMU DISINI ALIRA!! AKU TAHU ITU!! KEMBALI!! DEMI AKU!! DEMI CINTA KITA!!" teriak Dave. Entah kenapa hatinya mengatakan kalau Alira sedang berada didekatnya . Memperhatikannya sambil menangis.

Kepala Dave tidak ada henti hentinya bergerak kekanan kiri. Berharap menemukan sosok wanita yang ia cintai. Namun NIHIL. Ia sama sekali tidak menemukannya.

"Kenapa kau menghukumku dengan memberi cobaan berat ini Tuhan?! Kenapa!! Sungguh aku tidak sanggup untuk itu.!" Ucap Dave lirih.

*****

Dave masih senantiasa duduk ditaman. Matanya bengkak karena terlalu lama menangis. Ia menatap kosong kedepan. Entah apa yang dipikirkannya.

Sampai matahari yang sesungguhnya sudah mulai menyuruk ke arah barat. Petang sebentar lagi datang. Angin sepoi sepoi seakan mencoba mengobati luka Dave.

Sosok seorang wanita yang pakaian serba putih tak henti hentinya memperhatikan Dave. Wajahnya pucat. Air matanya sudah menalir di wajah pucatnya.

Ingin rasanya merengkuh Dave, memeluknya dengan erat. Namun itu hanya sebuah keinginan. Ya tuhan berikanlah pengganti yang dapat menyembuhkan lukanya. Batinnya.

"Aku janji Alira. Aku akan selalu mencintaimu. Terima kasihatas pengorbananmu. Aku tidak akan melupakanmu sampai kapanpun. Tunggu aku sayang!" Ucap Dave.
Ia bangkit dan bergegas pulang.

"Maafkan aku Dave, aku juga selalu mencintaimu..promise!"

Perlahan sosok wanita itu menghilang bersama hembusan angin sore itu.

End

*
*

*
*
*
Akhirnya selesai juga cerita ku yang ini. Aku lagi buat cerita lagi nih. Tapi masih dalam proses. Tunggu aja ya.

VOTE + COMMENT!!

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang