apa aku sanggup?

140 21 0
                                    

Hari ini, Alira sudah siap dengan pakaian casualnya. Terlihat rapi dan menarik. Oke. Hari ini dia janjian dengan Dave. Lebih tepatnya Dave yang mengajaknya jalan jalan. Sudah lama mereka tidak berjalan jalan bersama.

'TINNN..TINNN..'

Suara klakson mobil terdengar jelas ditelinga alira. Ia yakin kalau itu adalah Dave.

Segera ia berlari keluar kamar.

*****

"Hai" sapa Dave diiringi senyuman tipis.
"Hai juga." Sahut ku kikuk.

Lagi lagi dia tersenyum lembut kerah ku.

"Woiii!!" Suara mengagetkan itu cukup membuatku tersentak.
Aku mendengus kesal. "Apa apaan sih kak. Ngagetin tahu gak?" Ucap ku kesal.
"Heheh maaf maaf. Weiihh udah rapih nih. Mau kemane?" Tanya kak rayhan. Ya tadi yang mengagetkan adalah kak Rayhan. Kakak alira.

"Cuman mau ngajak alira jalan jalan aja kok. Boleh kan kak?" Tanya Dave sopan.

"Boleh. Tapi awas kalo macam macam. Harus jagain dengan baik, oke?!" Ujar kak Rayhan. Dasar posesif!!

"Emang kenapa kalau macam macam? Kan alira juga pacar gue. Ya gak?!"
Oh my gosh! Dave,apa maksud ucapan dia?

Aku memukul bahunya pelan. "Apaan sih, gak usah ngelantur!" Ucap ku malu.

"Loh kenapa sayang?" Dave mencolek daguku pelan.
Aku tersipu malu. Kurasa pipiku sudah seperti kepiting rebus sekarang.
"Ciee bulshing nih ye. Hahah" ejek kak rayhan. Wah kayaknya minta ditimpuk pake batu juga nih.

"Udah akh,ayo!" Ucapku. "Kak aku pamit dulu ya."

"Pamit dulu ya bro!" Ucap Dave.
Dibalas dengan anggukan kecil oleh kak Rayhan.

******

Diperjaanan. Aku lebih banyak diam. Sesekali tersenyum saat Dave berlelucon. Entah kenapa hati ku sakit dengan keadaan ini. Bukan bukan, maksudku aku tidak akan lama lagi merasakan kehangatan Yang Dave berikan.

"Alira?" Ucap Dave hati hati. Namun ia juga merasa aneh dengan sikap Alira. Biasanya Alira lah yang lebih banyak bicara dari pada dirinya. Namun kali ini? Malah dirinya yang mengoceh. Ckck!

"Kamu kenapa sayang? Ada masalah? Kalau ada masalah cerita ya?!" Dave mengelus Rambut ku dengan lembut.

Aku tersenyum. "Ya tuhan kalau seperti ini aku semakin sulit untuk melepasnya. Tolong aku tuhan. Jangan biarkan senyum itu pudar digantikan air mata kesedihan. Aku tak sanggup kalau harus seperti ini. Dan antarkan seseorang yang benar benar tulus mencintainya. Saat aku sudah tidak ada lagi." Batin alira berteriak.

Tiba tiba Dave mencium dahiku.
"Jangan kaya gini lagi ya, aku tak suka Alira yang seperti ini." Ucap Dave.

"Maafin aku ya," ucapku. Membuatku Dahi Dave berkerut.
"Kenapa minta maaf? Kan kamu gak ada salah apa apa." Tanya Dave.

Aku menggigit bibir bawahku. "Emm..maaf kalau aku gak bisa ada terus disamping kamu." Ucapku pada akhirnya.
"Kamu ngomong apa sih? Kamu kan udah janji mau bantu aku. Kamu janji kalau kita akan mulai dari nol dan ngelewati semuanya bersama sama." Ucap Dave.

Aku hanya mengangguk Ragu. Mungkin ini memang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan keputusan ku.

Aku baru sadar kalau dave menepikan mobilnya di sisi jalan.
"Udah yuk. Katanya kamu mau ajak aku kesuatu tempat." Aku mengalihkan pembicaraan.

Dave menepuk Dahinya."aku sampai lupa. Yaudah kita jalan lagi ya," Dave menyalakan mobilnya kembali.



******
Akhirnya bisa Next juga. Aduhh.. maaf ya kalau belum maksimal dan belum bagus. Padahal sih belum selesai UAS nya. Tapi aku janjikan seminggu doang. Jadi aku next deh. Dan peringatan. TYPO BERTEBARAN!

VOTE+ COMMENT!!!

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang