kau harus bisa!

129 22 0
                                    

Kini kami sudah berada di tempat yang dimaksud Dave.

"Kamu tutup mata dulu ya!" Perintah Dave.
"Tutup mata? Ngapain?" Tanya Alira bingung.
"Udah tutup mata dulu aja. Aku gak bakal gigit kamu kok." Canda Dave.

"Huftt oke."
Aku berjalan dibantu oleh Dave karena mataku ditutup oleh kain. Aku hanya pasrah.

"Udah belum? Lama banget sih!" Ocehku.

"Sebentar lagi sayang." Jawab Dave.
"Nah dah sampe." Pekik Dave.
"Oke berarti udah boleh dibuka ya."
Baru saja aku ingin membukanya. Ada sebuh tangan yang menahan ku.
"Ehh jangan dulu dong. Kita hitung sampai tiga ya." Ujar Dave.
Aku menganggukan kepala.
"Satu...dua...ti..ga!"
Aku membuka benda yang sedari tadi menutup mataku.
Bibirku menganga lebar membentuk huruf 'O' aku sungguh tak percaya. Ini? Didepanku banyak sekali ilalang dan pemandangannya sangat indah.

"I..ini? Kamu?"entah kenapa aku susah sekali mengatakannya.
Dave hanya mengangguk sambil tersenyum.

"AAaaaa..indah banget!!" Pekikku senang.
Aku berhamburan kepelukan Dave.
"Makasih. Makasih banget. Kamu udah bikin kenangan untuk ku bawa nantinya...ouppss" aku menutup mulutku sendiri. Bahwa sadar aku mengatakan hal yang seharusnya tidak aku katakan.

"Kenangan yang kamu bawa nantinya? Maksudnya? Kamu mau pergi?" Tanya Dave.

"Emm..mak..maksudku kamu udah bikin kenangan yang sangat indah. Aku gak akan bisa lupain semua ini." Ucapku gugup.

Dave tersenyum kearahku. Lalu menggengam kedua tangan ku dengan erat."aku akan ngelakuin apa aja,supaya kamu bahagia. Karena kebahagian kamu itu juga kebahagian aku. Dan kesedihan kamu juga kesedihan aku. Oke?" Ucap Dave.

Alira semakin erat memeluk Dave. Tak beberapa lama alira melepaskan pelukannya. Lalu berjalan menyusuri hamparan ilalang. Tangan nya ia rentangkan menikmati ilalang tersebut. Sedangkan Dave? Ia masih ditempatnya sembari tersenyum melihat kekasihnya.

"Kamu tahu alira? Hal yang paling aku takutkan dan yang paling bikin aku terpuruk?"teriak Dave. Supaya terdengar alira yang sudah mulai jauh dengan nya.

Alira menoleh."Apa?" Tanya alira. Dengan berteriak juga.

"Kehilangan orang yang aku sayangi! Mama aku dan Kamu!!" Teriak Dave sekencang kencangnya.

Deg..

"Kehilangan orang yang aku sayangi! Mama dan kamu!"

Kata kata itu seolah membuat jantungku berhenti berdetak. Kehilangan dirinya? Membuatnya terpuruk? Benarkah? Oh tuhan jangan sampai itu terjadi. Aku tak sanggup melihatnya terpuruk.

"Kalau begitu. Kamu harus terbiasa jauh dariku. Supaya kamu tak terpuruk saat aku tak berada disisi mu, Dave!" Teriak alira.

Dave berlari menyusul ku."kenapa harus begitu? Kamu akan selalu ada disampingku. Karena kamu sudah berjanji." Ucap Dave.

Aku menggelengkan kepala. "Tetap saja kamu harus terbiasa jauh dariku. Supaya kamu tidak terpuruk saat aku pergi dari mu."

"Aku tidak akan bisa. Sekuat apapun aku melupakan mu. Malahan. Kamu selalu ada dipikiran dan hatiku. Melihatmu tersenyum dan tertawa itu cukup membuatku bahagia. Dan aku berjanji aku tak akan menyakitimu lagi." Jelas Dave panjang lebar.
Aku sangat terharu mendengar ucapan Dave.

"Udah akh, enggak usah bahas itu lagi!" Ucap Dave.

Aku berlari sangat kencang, seolah ingin beban ku hilang. "Kejar aku Dave!" Teriak ku.

"Siapa takut?!" Dave berusaha mengejarku.
Ku percepat gerakan kakiku supaya aku tidak tertangkap olehnya. Namun percuma saja. Dave lebih kencang dan cepat. Sekarang ia sudah memelukku dari belakang.
"Bisa kan? Hayo kamu gak bisa lari lagi." Ucap dave masih dalam posisi yang sama. Memelukku dari belakang.

Dave mengkelitikiku. "Ampun Dave. Udah. Geli!!" Teriak ku. Tubuhku oleng dan aku terjatuh. Hasilnya? Dave berada di atasku. Menindih ku dengan badannya.
Posisi ini membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.
Kami saling pandang satu sama lain. Wajah Dave semakin dekat sampai sampai aku dapat merasakan deru nafasnya berlalu lalang di wajahku, hidungku dan dia pun sudah bersentuhan...dan..

Cup

Aku merasakan sesuatu yang lembab menempel di bibirku. Apa? Dave menciumku.

Oh my gosh! Sepertinya pipiku sudah seperti tomat!

"Aduh Dave. Berat!" Ucapku berusaha bangun.

"Eh..maaf maaf..sini aku bantu." Ucap Dave.

Aku duduk di tengah ilalang.
"Bibirmu manis," ucap Dave tiba tiba.

Dan itu kalimat yang membuatku malu setengah mati. "Apaan sih. " aku berusaha menutupi kegugupanku.

"Hahah.. cie malu.." Dave mencolek Dagu ku.
"Dave. Jangan bahas itu lagi!" Rengek ku.
"Iya iya." Ucapnya. Dave menyandarkan kepala ku di dada bidangnya. Aku dapat merasakan detak jantungnya.

"Kau dapat merasakan Alira?" Tanya Dave.
Aku hanya mengangguk.
"Itu yang selalu aku rasakan saat bersama mu. Tidak ada seorang pun yang bisa membuat jantung ku berdetak tak semestinya selain kamu." Ucapnya.

Aku tersenyum."aku juga.".

Sampai hari menjelang sore. Kami memutuskan untuk kembali.



******

Udah mulai gesrek nih otak ku.
Udah ya. Aku minta vote + comment nya dong! Jangan baca doang.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang