Kehidupan Baru

41.3K 326 1
                                    

Assalamu'alaikum teman makasih ya buat yang udah vote dan meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini. Minta maaf yaa kalo ceritanya ga nyambung dan feelnya ga dapet. Kita lanjut lagi yukk ^^

--- Kehidupan baru ---

Ku terbangun dari tidurku, kulihat jam yang berada disamping lampu tidur di kamarku. Ternyata jam masih menunjukan pukunl 2.25, "masih jam 2" batin ghiany. Ghiany melirik suaminya yang sedang tertidur pulas disampingnya "subhanallah mas lagi tidur saja kamu terlihat  tampan" ucap ghiany sambil tersenyum melihat suaminya. Matanya yang saat itu tidak sedikitpun menunjukan ingin tidur terus saja menatap aditya suaminya, akhirnya ghiany merasa capek melek terus selama 15 menit. Ghiany akhirnya memutuskan mengambil air wudhu dan menunaikan shalat Tahajud dilanjutkan membaca Al-Qur'an. Selama 45 menit ghiany membaca Al-Qur'an akhirnya mata itu menunjukan tanda-tanda mengantuk. "Shadakallahul adzim" ghiany mengakhiri membaca Al-Qur'annya dan tak terasa ghiany tertidur di atas sajadahnya. Suara adzan subuh yang berkumandang membangunkan aditya dari tidurnya, dia kaget ketika melihat kesampingnya karena istrinya tak lagi ada di sampingnya. "apa mungkin lagi ke kamar mandi? Tapi ko seperti ga ada orang di kamar mandi itu" ucapnya segera bangkit dari ranjang dan hendak pergi mencari istrinya tiba-tiba matanya tertuju pada sosok yang tertidur di ubin dengan beralaskan sajadah dan masih mengenakan mukena. "Astagfirullah" ucapnya segera menghampiri ghiany "de.. de bangun de. Kenapa kamu tidur di bawah de.. de" suara berat itu berhasil membangunkan ghiany. "Astagfirullah udah pagi ya mas, maaf mas ghigi ketiduran" ucap ghiany panik dan segera membuka mukenanya, dia tidak ingat dia tidak memakai kerudung lagi dan artinya pertama kalinya ghiany tidak memakai kerudung dihadapan suaminya itupun tidak sengaja. Yang konstan membuat ghiany segera memakai mukenanya kembali. "Kenapa de kamu pake mukenanya lagi? De kitakan sudah sah kita sudah mukhrim jadi meski kamu buka hijab kamu didepan mas kamu ga akan dosa ko"  kata-kata itu sungguh sangat mengenai hati ghiany yang membuatnya hanya terdiam "lalu kamu kenapa sampe tidur di lantai si de?" Tanya suami ghiany yang membuyarkan lamunannya "iya maaf mas, ghigi semalam tidak bisa tidur jadi ghigi memutuskan untuk shalat Tahajud dan membaca Al-Qur'an tapi setelah itu ghigi ngantuk jadi ghigi ketiduran disini, tapi ghigi emang suka begini ko mas" jelasnya yang panjang lebar membuat Aditya tertawa. "Mas ambil ai wudhu dulu ya nanti kita shalat berjamaah" ucapnya segera memasuki kamar mandi. Dan mereka berdua menunaikan shalat Subuh berjamaah.

Pagi ini mereka berdua berencana untuk pindah kerumah barunya yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh Aditya.

--- ---

Kekagetan ghiany terjadi saat melihat rumah baru mereka yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama mengarungi bahtera rumah tangga mereka dan membangun keluarga yang sakinnah, mawaddah, dan warahmah.

Tak terasa air mata ghiany menetes membasahi pipinya ketika melihat rumah yang dipersembahkan untuknya dari suaminya.

"Loh de kenapa kamu nagis? Apa kamu tidak suka sama rumanya?" Tanya Aditya kebingungan "emm.. bukan begitu mas ghigi menangis bukan karena ghigi tidak suka sama rumah ini, tapi.." jawab ghiany "tapi apa de?" Tanya kembali aditya "mas Ghigi  mau tanya apa rumah ini memang sudah mas persiapkan buat ghigi?" Jawab ghiany "ya iyalah de, emang buat siapa lagi isrti as kan cuma kamu de Ghiany Melinia Fatimah" jawabnya santai lekas senyum "makasih ya mas ghigi benar-benar ga menyangka"  ucapnya terharu  "ya udah masuk yuk de" ucap aditya dan langsung menarik tangan istrinya.

--- ---

Adit dan Ghiany bekerjasama saling batu membantu membereskan barang-barang bawaanya di rumah baru mereka. Mereka membereskannya dengan penuh  semangat tanpa menunda pekerjaan terutama Ghiany, karena menurutnya 'gak baik menunda pekerjaan'. Mereka hanya istirahat untuk shalat Dzhur dan makan siang.

Surga Yang Kau BerikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang