Part 8: De Javu

13.4K 241 4
                                    

Assalamualaikum saya kembali lagi nih buat ngelanjutin cerita ini. Maaf ya buat yang nunggu kelanjutan cerita ini agak lama updatenya lagi, mau ngucapin terimakasih untuk yang sudah berkenan baca dan memvote jadi membuat saya semangat buat ngelanjutin ceritanya. Terimakasih juga buat yang udah komentar, makasih atas saran, pendapat, dan kritiknya :) ok kita lanjut yaa cekiidoott ^^

---- ----

"... dit apa jangan-jangan ghiany mandul?"

Kaki ghiany terasa lemas, air matanya tak mampu untuk dibendung lagi saat mendengar perkataan mertuanya yang tak sengaja di dengar olehnya.

"Astagfirullah mah, jangan bicara seperti itu. Adit yakin ghiany sehat-sehat aja, lagian kitakan nikah baru 3 bulan ko mamah bisa berfikiran begitu si mah"

"Ya bisa aja kan dit, dulu ya mamah pas hamil kamu itu cuma 3 minggu setelah mamah nikah dit"

"Mah kan orang itu berbeda mah, mamah sama ghiany itu beda. Lagipula ini semua udah ditakdirkan sama Allah mah"

"Terserah kamu aja lah. Mamah mau pulang"

"Maafin adit mah, adit mohon mamah jangan kaya gitu gimana kalo misalnya ghiany denger. Adit sama ghiany minta waktunya, adit yakin suatu saat ghiany akan hamil dan kami akan memberikan mamah cucu adit janji mah"

"Iya mamah juga minta maaf dit mamah terlalu egois. Yaudah mamah pulang dulu ya"

Adit pergi kedepan bersama ibunya yang mau pulang.

"Ghi mamah pulang yah udah sore" ucap mamah mertuanya yang membuat ghiany kaget dan segera menghapus air matanya. Namun mata ghiany tidak bisa bohong matanya masih merah dan sedikit lebam.

"Apa ghiany mendengar perkataan mamah ya, ya allah ghi" batin aditya ketika melihat istrinya menangis

"Kenapa kamu nagis ghi?" Tanya adit, sementara mamah mertua ghiany hanya diam dan berfikiran yang sama seperti adit

"E-eh nggak ko mas ghighi cuma sedih aja tadi denger mamah cerita tentang aku waktu kecil terus mamah bilang gak nyangka putri kecilnya udah menikah dan sekarang jauh dari mamahnya" ucap ghiany berbohong dengan sedikit senyum paksaan

"Oh iya mas mah tadi mamah udah pulang mamah buru-buru pulang dan ga sempet pamit sama mas dan mamah"

"Oh iya mamah kamu udah bilangko sama mamah" jawab mertua ghiany sedangkan adit hanya mengangguk.

"Yaudah mamah pulang ya dit ghi, baik-baik ya kalian"

"Iya mah hati-hati ya mah"
Sambil mencium punggung tangannya

"Iya" segera masuk ke mobil.

Mobil sedan hitam itu sekarang sudah tidak terlihat lagi, ghiany segera masuk kedalam dan dengan segara adit menggenggam tangannya

"Ghi jujur ya sama mas apa kamu tadi dengar percakapan aku sama mamah?"

"H-haah percakapan a-apa mas?"

"Kamu beneran gak denger?"

"Ya nggak lah mas, emang apa si mas"

"Mm i-itu ini anu"

"Mas ngomong apa sih itu ini anu" ledeknya sambil ketawa dan segera masuk kedalam.

---- -----

"... dit apa jangan-jangan ghiany mandul?" kata-kata itu terus menghantuinya dan terus memenuhi fikirannya. Sampai-sampai ghiany bolak-balik ke dokter kandungan apakah ada yang salah dengan dirinya apakah dirinya mandul, semua dokter yang ghiany datangin semuanya menjawab tidak ada apa-apa, rahim ghiany baik-baik saja dan semuanya menjawab bahwa ini itu cobaan dari Tuhan.

Surga Yang Kau BerikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang