Part7 : Ujian

16.3K 248 4
                                    

Tiga bulan sudah Ghiany dan aditya menjalani sebuah bahtera rumah tangga. Tetapi sampai saat ini Ghiany belum menunjukan tanda-tanda kehamilan.

"Gimana ghi apa sudah ada tanda-tanda kehamilan?" Tanya ibu mertua ghiany saat beliau mengunjungi anak dan menantunya.

Pertanyaan yang singkat namun mengena kehati Ghiany. Ghiany tau mertua, orang tuanya begitu juga dengan suaminya sangat menginginkan kehadiran mahluk kecil yang lucu hasil dari pernikahannya.

Ghiany tidak bisa menjawab pertanyaan mertuanya, ghiany hanya mengatupkan bibirnya saja. Melihat istrinya Aditya tau perasaan ghiany saat ini segera aditya merangkul istrinya. "Belum mah"

"Loh kenapa? kalian kan udah Tiga bulan menikah masa ga ada hasilnya. Atau jangan-jangan (ucapnya terhenti, yang membuat ghiany tertegun) kamu adit kerja terus ya"

"Haha iya  mah, kan adit kerja juga buat mamah dan buat ghiany buat anak-anak adit juga"

"Udah mamah duga dit, kamu itu mamah itu kan udah mau gendong cucu"

"Iya deh mah adit minta maaf"

Ghiany hanya terdiam menyimak perkataan suami dan mertuanya.

"Dit  sebaiknya kamu minta izin deh ke atasan kamu buat minta libur 2 minggu saja buat Honey Moon"

"Haa.. gimana ya mah"

"Loh ko gimana. Ya kamu tinggal bicara sama atasan kamu"

"Iya deh nanti adit coba ya mah"

"Tapi harus jadi ya"

"Kalo misalnya di izinin nanti mau honey moonnya kemana?"

"Ke luar negri kek, kemana kek"

"Keluar negri? Gimana kalo ke villa kake aja yang di puncak itu mah"

"Ya terserah kamu aja sih, kan yang mau ngejalanin kalian"

"Ghi gimana kamu setuju ga? Tapi kalo kamu punya rencana tuh mau kemana bilang aja ya"

"Eehh.. iyya m-mas ghigi terserah mas saja"

--- ---

Perkataan mamah mertuanya masih terngiang-ngiang di telinga ghiany.

"Ghi kenapa kamu ko ngelamun terus? Apa jangan-jangan kamu mikirin perkataan mamah tadi siang ya?

"Mmm.. iya mas. Maafin ghigi ya mas ghigi belum bisa bahagiain mas sama mamah"

"Udahlah sayang kamu ga usah mikir itu, kita serahkan semuanya sama Allah. Toh kan semua ini adalah skenario-Nya, kita sebagai hambanya harus bersabar dan menerima apa yang sudah menjadi takdir-Nya"

"Tapii.." ucapnya terpotong

"Ga ada tapi ghi, kita sudah berusaha juga berdo'a tinggal kita serahin semuanya sama Allah, udah ghi tidur sudah malam"

---- -----

Subhanaallah Ya Allah betapa sakitnya hatiku mendengar pertanyaan mertuaku. Memang semua keluargaku ibu bapaku, mamah papah mertuaku semuanya mendambakan kehadiran seorang cucu buah pernikahanku dengan mas Adit. Tidah hanya dengan orang tua dan mertuaku tetapi aku bisa merasakan suamikupun sudah mendambakan bayi lucu yang hadir ditengah-tengah kita.

Tapi benar kata suamiku mas adit ini semua adalah skenario-Nya. Aku sebagai hamba-Nya hanya harus menerima dan menjalankan kehidupan ini yang sudah ditakdirkan oleh-Nya. Mungkin sekarang aku belum dititipi seorang bayi oleh Allah, tapi aku yakin Allah akan menitipkan seorang bayi padaku. Bayi yang lucu yang akan menjadi tanggung jawabku dengan mas Adit untuk mendidiknya dan mengenalkan Agama, Rasul, Kitab, dan Tuhannya.

Surga Yang Kau BerikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang