Two

203 25 4
                                    

Typo bertebaran

******************

Sekarang aku udah sampe didepan kelas 10 IPA dua, rasanya jantungku udah nggak ditempatnya lagi.

"Frey,ayo bengong malahan, gue panggil dari tadi kaga nyaut-nyaut. Ayo naik ke atas gue anterin ntar telat loh"kata kak Alex membuyarkan lamunanku.

"Eh.. manggil gue ya? Tumben sih kak perhatian banget"balasku meledek, sambil setengah berlari mendekatinya.

"Malah ngeledek gue tinggalin baru tau rasa lo, cepet kek siput banget sihh!!!"ujarnya berteriak.

"Iya-iya bawel, yukk"gumamku lirih

Kami melewati lobby sekolah, ruang guru, dan kelas-kelas lainya. Kak Alex cukup bisa dibilang famous dikalangan anak kelas 11&12, kaum hawa maupun adam, karena sedari tadi kami berjalan bersama banyak yang menyapa serta basa-basi lainnya.

"Hey bro"

"Kak Alex"

"Hai ganteng" ewh(?)

Dari semua sapaan, hanya salah satu temannya yang dijawab

"Pagi lex, bawa siapa nih, pagi-pagi bawa cewek cantik?"ujar temannya, kalo diliat sih aku pikir dia sahabatnya kak Alex soalnya mereka akrab banget nggak jaim.

"Pagi, oh ini? Dia curut gue, eh maksudnya adek gue, tepatnya adek kembar gue"ujarnya setengah tertawa.

Kusambut dengan cubitan dilengannya.

"Loh gue nggak nyangka lo punya adek kembar, lagian lo ga pernah cerita"Kata temannya tadi.

"Sorry, deh gue takut dianya malu soalnya dia otaknya lemot"ujar kak Alex. Huh dia membuatku jengkel.

Aku langsung berjalan kearah menunjuk kan kelas 10 IPA dua, karena tidak berhati-hati lenganku menabrak lengan seseorang dengan tubuh jangkung.

"Maaf, gue nggak sengaja"ujarku setengah mendongak karena tubuhku hanya setinggi bahunya. Aku tidak berani menatapnya terang-terangan sepertinya dia kakak kelas.
"Eh.. mak..sud saya maaf kak"cicitku agak tesedat karena gugup.

"Lo kelas 10 kan, udah ada kumpul yang laen di lapangan utama. Lain kali ati-ati"tuturnya lalu pergi meninggalkan ku.

"Lo gimana sih, dianterin malah ngeloyor sendiri?? Mau lo apa sih, tuan putri? Gue capek. Pagi-pagi udah kejar-kejaran"ujarnya sambil ngos-ngosan.

"Iyaiyaa, maaf kak, ayo kalo gitu anterin gue"kataku menggadeng tangannya seperti di parkiran tadi.

Kami menaiki dua lantai lalu berbebelok beberapa arah yang sulit untuk dihafalkan karena lantai tiganya saja sangat luas.

"Huh, udah sampe. Masuk gih jan nakal gue turun dulu,byee"katanya tanpa menunggu balasanku

"Lo pikir gue mau umrah? Dasarr"kataku berteriak

Yaudahlah ga usah dipikirin, emang udah geser tuh kakak, pinter tapi O 2 N, OON

Aku masuk dengan jantung yang memompa lima kali lebih cepat*oke ini alay,abaikan* Mataku dengan lincah menelesir tempat yang masih kosong. Ada satu mungkin itu sisa untuk. Aku bersyukur. Tapi enaknya tanya dulu aja deh.

"Hai,ini tempat duduk ada orangnya gak?"kataku bertanya dengan gadis yang sepertinya cantik, dilihat dari rambutnya, yang sibuk sendiri dengan dunianya. Yaitu novel.

Dia menoleh kewajahku dengan tersenyum menatapku lalu tertawa

"Ya Allah Zahwa lo kemana aja kambing? Liburan ga ada kabar sama sekali."kataku mendumel tak jelas.

Saat Zahwa mau jawab omelanku, tapi aku sudah ingin menanyainya lagi, "Etdah rambut lo ganti warna lagi, jadi panjang pula."

Memang saat terakhir ketemu rambut Zahwa ini pendek dan warnanya coklat asli, tapi sekarang berubah menjadi coklat kemerahan.

"Maafin gue Freya, ayah gue sakit jadi mau ngga mau gue harus ke tempat dia"ujarnya semakin lirih lalu tersenyum, "Dan yah, rambut gue ganti model. Gue bosen dari sd gitu-gitu mulu"

Mama dan ayah Zahwa memang cerai semenjak kami duduk di bangku Sekolah Dasar. Zahwa ikut mamanya di Jakarta dan Kak Barra ikut papanya Ke Bali.

"Ya ampun wa, lo anggap gue apa selama ini? Lo jahat banget sama gue" ujarku secara dramatis

"Maafin gue Freya, gue nggak bermaksud nyingkirin lo dari hidup gue"katanya menunduk.

"Ya anjirrrrr gue cuma bercanda pea"kataku sambil duduk di sampingnya

"Kaga lucu goblok, gue merasa bersalah beneran tau"

"Yaa maap. Emang bokap lo udah sembuh?"tanyaku mulai serius

"Udah dibawa ke rumah kok. Lagian Disana ada istrinya sama bang Barra"

Ya Zahwa mempunyai ibu tiri. Dia dulu sempat shock saat ayah-nya memutuskan untuk menikah lagi dengan teman lama-nya di Bali. Tapi Zahwa anaknya kuat, dia hanya sebentar terpuruk dari keadaan yang ada.

"Gue tau lo sayang sama bokap lo"kataku sambil menepuk bahunya.

"Yaudah hampir jam setengah 8, kalo kita telat ogah dah gue ngulangin kalo di suruh mungutin sampah se-lapangan abis Mos"dumel Zahwa

Ya itu termasuk kesalahan kami saat Mos waktu SMP.

"Yaudah ayo kalo lo bacot terus kita beneran telat gubss"

Dan kami berdua meluncur pergi ke Lapangan Utama.

--------------------

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR KALIAN SANGAT MEMBATUKU.
JANGAN JADI SILENT READERS.
TYSM.

The More StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang