From : Tuan Hujan
Udah tidur?
Sejak terakhir kali aku bertemu dengan Tuan Hujan itu, hubungan kami semakin dekat. Dia sering mengirimiku pesan, dari pesan pendek sekedar menanyakan kabar sampai berdebat tentang perang dunia ke-II, sistem politik di Indonesia––dan masih banyak hal lainnya.
Satu hal yang kutanggap dari perbincangan virtual kami, ia adalah orang yang berpengetahuan luas. Apapun yang kubicarakan dengannya pasti nyambung. Bahkan dari sms-nya terkadang aku menambah sedikit ilmu pengetahuanku.
Meskipun kami bisa saja membicarakan tentang globalisasi dunia tapi aku sama sekali tidak tahu siapa namanya. Pernah sekali aku bertanya, tapi ia hanya menjawab seperti pepatah "Apalah arti sebuah nama". Jadi, aku memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh lagi. Lagipula, Tuan Hujan doesn't sound bad, right?
Tetapi ajaibnya, ia mengetahui namaku. Hal ini mengingatkanku pada saat pertama kali dia meneleponku, aku juga tidak tahu dari mana ia mendapatkannya.
Dan ketika kutanya, jawabannya juga sama yaitu 'ra-ha-si-a'. Saat itu aku hanya mengatakan, 'lo itu peramal ya? Kok apa-apa semua lo pada tahu?' dan dengan santainya dia membalas, 'Peramal? Wah, gue udah bisa buka usaha ramalan dong, lumayan dapet duit.'
Agak kesal juga sih, ia mengetahui namaku tapi aku tidak tahu namanya. Jadi berasa sms dengan orang asing, tapi keadaan kami sekarang sudah boleh dibilang teman, bukan?
Teman via elektronik tepatnya.
To : Tuan Hujan
Udah. Nih lagi merem sambil balas sms lo. Haha :p
Aku terkekeh sendiri mengirim balasan sms padanya. Sepertinya, sikap jahilnya sudah tertular padaku.
Drrtt..drrtt.. 1 pesan masuk.
From : Tuan Hujan
Garing amat. Ha ha.
Udah tengah malem nih. Kenapa belum tidur?Gara-gara sms lo, tau! Jawabku dalam hati. Aku baru menyelesaikan PR ku dan mataku sudah tidak kuat untuk sekedar membaca soal. Tadi aku sudah memutuskan untuk tidur tetapi sms dari cowok itu menghentikanku. Dan anehnya, rasa kantuk yang teramat sangat tadi menguap hilang entah kemana.
To : Tuan Hujan
Gimana mau tidur kalo lo masih sms gue? Trus lo sendiri kenapa belum tidur?
Tidak lebih dari semenit kemudian, 1 pesan masuk lagi.
From : Tuan Hujan
Oh, jadi maksudnya ini gue ganggu? Oke yaudah, anak mama sana pigi bobok dulu. Jangan lupa pake pempes ya biar ga ngompol ;)
Aku mendelik membaca isi pesan itu, cowok ini ajak ribut ternyata.
To : Tuan Hujan
Oh. Oke. Bye.
Aku membalas pesannya dengan sangat singkat. Aku tidak akan meledak-ledak atau mengejeknya balik karena itu akan membuatnya senang. Jadi aku cuek saja, biar tahu rasa dia!
Drrtt..drrtt.. 1 pesan masuk lagi, masih berani membalas ternyata.
From : Tuan Hujan
Wah, ad yg marah nih.
Aku tidak membalas pesannya, namun beberapa detik kemudian, sederetan pesan masuk bersamaan.
Lo beneran marah? Masa sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Pouring Rain
Novela JuvenilSalahkah bila hati telah memilih? Salahkah bila hati mulai berpaling? Salahkah bila hati mulai berkhianat? Kau, aku, dan dia. Jika cinta sudah memutuskan, apa yang bisa kita lakukan? Bertahan dengan kau yang selama ini berdiri tegap di sampingku, At...