Perdebatan

1.6K 103 10
                                    

Kevin Pov

"Silahkan duduk." Aku mempersilahkan mereka semua untuk duduk disalah satu meeting room kami.

Aku memandang kearah gadis yang sangat kesal dengan ucapanku. Aku tahu dia tidak menyukai perkataanku di lobby tadi, tapi dia yang memaksaku mengatakan semua itu.

"Sebelumnya perkenalkan nama saya kevin julio. Saya adalah CEO vibelle company. Saya sangat memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Perusahaan ini memang memiliki aturan yang cukup ketat. Saya tidak bisa menyalahkan karyawan saya sepenuhnya karena kami memang belum memiliki aturan khusus untuk tamu yang datang. Sekali lagi saya mohon maaf. Saya akan menegur mereka yang sudah lancang membuat anda marah. Selain itu saya berjanji kejadian ini tidak akan terulang lagi."

"Terima kasih pak kevin. Perkenalkan saya jane, ibu dari jessica mila. Kami juga ingin minta maaf karena sudah membuat keributan di perusahaan bapak." Ucap wanita paruh baya ini.

"Tidak apa-apa. Saya mengerti dengan reaksi seperti ini. Saya harap kita tetap melanjutkan kontrak yang sudah kita sepakati sebelumnya." Ucapku sambil memandang gadis yang masih mengabaikanku.

"Tentu saja pak kevin. Kita akan tetap profesional menjalani kesepakatan ini." Jawab wanita bernama jane itu.

"Tapi sepertinya nona jessica masih belum menerima kesepakatan ini?" Aku berusaha memancing pembicaraan agar wanita ini menjawabku.

Aku menunggu reaksinya, tapi dia hanya diam saja. Kenapa sikapnya berbeda dengan diluar gedung ini. Aku sangat terpesona sejak melihat wajahnya pertama kali. Dia sangat cantik dan mampu menghipnotisku. Tapi sikapnya tadi membuatku agak kesal hingga mengeluarkan kata-kata yang agak kasar.

Aku memperhatikan detail wajahnya. Dia sangat cantik. Pantas saja perusahaanku bekerja keras untuk mendapatkan persetujuan kerjasama ini. Aku masih menunggu jawabannya, tapi dia masih diam seribu bahasa.

"Maafkan anak saya pak kevin. Dia memang sangat manja. Harap dimaklumi." Ucap jane padaku.

"Its ok. Hmm.. bagaimana jika kita lanjutkan pembicaraan ini di restaurant?"

"Tentu saja pak kevin."

Kami berjalan menuju restaurant di gedung ini. Gedung ini adalah pusat vibelle company. Oleh sebab itu semua fasilitas tersedia disini. Setelah sampai, kami segera duduk di bangku yang tersedia.

Aku memperhatikan gadis ini. Dia masih saja mengabaikanku. Aku tidak menyukai sikapnya yang cuek padaku. Semua wanita pasti akan tergila-gila padaku, tapi wanita ini.. dia memang beda.

"Pak kevin." Suara jane mengagetkanku dari lamunanku.

"Ya. Maaf." Aku agak malu karena sepertinya mereka memergokiku memandangi gadis ini.

"Saya sangat berterima kasih karena pak kevin sudah meluangkan waktu untuk makan siang bersama kami."

"Tentu saja. Tapi sepertinya ada yang kurang?" Ucapku dengan pandangan mengarah ke gadis dihadapanku.

"Kurang?" Tanya manager jessica padaku.

"Ya. Model dihadapan saya ini belum memperkenalkan dirinya. Bukankah ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang?"

Akhirnya dia menoleh kearahku. Aku melihat raut wajahnya dipenuhi kekesalan. Sepertinya dia masih marah dengan perkataanku tadi. Tapi dia terlihat sangat cantik saat kesal seperti ini. Aku memberikan senyuman tulus padanya lalu mengulurkan tanganku kearahnya.

"Saya kevin julio."

Aku menunggu responnya. Tapi dia sama sekali tidak memberikan respon apa-apa. Kemudian aku memperhatikan jane memberi pengertian pada anaknya. Dia terlihat tidak terima dengan pengertian yang diberikan. Aku masih setia mengulurkan tanganku.

Akhirnya dia membalas uluran tanganku walaupun wajahnya sangat kesal. Tangannya sangat lembut.

"Gue jessica mila. Gue harap kejadian tadi gak terulang lagi." Ucap jessica cepat lalu segera menarik tangannya dari genggamanku.

"Nice to meet you." Ucapku.

Dia tidak merespon ucapanku dan asik dengan Hpnya. Makanan pesanan kami datang. Kami segera menyantap makan siang kami dan sedikit berbincang tentang plan berikutnya.

"Jadi kita bisa langsung mulai photoshootnya?" Ucap cleo membuka perbincangan.

"No." Jessica menjawab ucapan cleo dengan sangat tegas. Aku menyukai sikapnya yang keras ini.

Aku tersenyum sendiri memperhatikan cleo yang kebingungan. "Why?" Cleo bertanya langsung pada jessica.

Sepertinya perdebatan cleo dan jessica akan menarik. Tanpa sadar aku tersenyum menikmati pemandangan dihadapanku.

"Mood gue ancur. Gue gak mau ada pemotretan apapun hari ini." Jawab jessica ketus.

"Tapi sesuai isi kontrak, akan ada pemotretan pertama hari ini." Jelas cleo pada kami semua.

"Kalian yang buat mood gue ancur. Jadi jangan salahin gue." Ucap jessica tak mau kalah.

"Maaf, anda tidak bisa seperti ini. Tolong profesional dalam bekerja." Ucapan cleo selalu membuatku terperangah. Dia memang sekertarisku yang mampu berdebat dengan siapapun.

"What? Profesional? Bukannya kalian yang membuat kejadian tidak menyenangkan hari ini?" Jessica mulai terpancing emosinya. Aku suka melihatnya bertambah kesal. Dia menjadi tambah cantik dan sexy.

"Kami sudah minta maaf atas semua kejadian hari ini. Jadi anda juga harus berlaku profesional."

Aku melihat raut kesal memenuhi wajah jessica. Aku rasa dia akan segera menumpahkan kekesalannya sebentar lagi.

"Kalian ini gak punya otak ya. Gue udah bilang gak ya gak. Gue akan lakuin tanggung jawab gue besok kalau mood gue udah balik. Gue gak suka dipaksa dan jangan berani-berani nyuruh gue karena gue bukan bawahan lo." Teriak jessica kearah cleo.

Aku melihat cleo meremas ujung blazernya. Sepertinya cleo mulai terpancing dengan jessica. Aku tak menyangka pemandangan ini sangat menyenangkan.

"Jaga bicara anda. Kalau anda menolak itu artinya anda akan terkena penalty." Cleo menyunggingkan senyum kemenangan.

Cleo memang tidak ingin kalah debat dengan siapapun. Kini aku menunggu reaksi gadis dihadapanku. Aku merasakan emosinya sudah membuncah. Ibarat gunung maka tinggal menunggu waktu saja.

"Fine. Kita batalkan saja kontrak ini. Gue akan bayar penalty dan gue juga akan tuntut kalian akan kejadian buruk hari ini." Ucapan jessica membuatku tak habis pikir.

Dia sangat berani dan lantang saat mengucapkan kata-katanya. Dia memang gadis yang berbeda. Aku sangat penasaran dengan dirinya.

"Kami mohon maaf. Tolong jangan dianggap serius ucapan anak saya. Dia masih labil dan sangat manja. Mohon dimaklumi ya." Ucap jane pada kami.

"Maaf bu, tapi ucapan anak anda sudah sangat keterlaluan. Ini namanya sudah perbuatan tidak menyenangkan. Kami bisa saja.." aku menghentikan ucapan cleo. Aku tahu kemana arah pembicaraannya.

Aku tidak ingin masalah ini berlarut-larut. Aku juga tidak ingin kehilangan modelku yang membuat aku penasaran.

"Cleo stop it. Tidak apa-apa bu jane. Saya sangat mengerti dengan sikap jessica. Saya mengakui bahwa kejadian hari ini membuatnya kesal. Saya akan berikan waktu. Kita bisa mulai pemotretannya besok. Bagaimana?" Tawaranku langsung disetujui oleh mereka.

Aku memperhatikan wajah jessica kembali dan dia balik menatapku tajam. Aku sangat penasaran dengan dirinya. Aku ingin mengenalnya jauh lebih dalam.

LDR "long distance relationship"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang