Who are you?

1.4K 95 16
                                    

-Mila POV-

Entah mengapa malam ini aku merasa sangat gelisah. Bayangkan saja, sejak pulang dari syuting iklan vibelle tadi sore, aku tidak bisa berhenti memikirkan matanya yang tajam menusuk hatiku, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang sangat menggoda.

"No.. noo.. no.. stop it jessica. Gue harus buang jauh-jauh cowo playboy itu dari pikiran gue."

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku seolah mengusir bayangan playboy tengik itu. Aku membalikkan tubuhku ke kanan, kekiri, kekanan lagi, lalu kekiri lagi. Namun bayangan playboy itu selalu beterbangan dikepalaku.

"Omg.. kenapa gue kaya gini? Apa dia melet gue?"

Aku kembali membalikkan tubuhku ke kanan dan kekiri. Tak lupa kubenarkan letak selimutku yang sudah tak karuan. Kini aku tengah memandang langit-langit kamarku dan wajah playboy tengik itu kembali tergambar jelas disana.

"Gaaaaakkk..." teriakku sekencang-kencangnya.

Seseorang masuk kedalam kamarku lalu duduk disebelahku yang masih menutup wajahku dengan selimut.

"Bad dream honey?" Tanya mommy dengan raut wajah cemas.

Perlahan kubuka selimut yang menutupi wajahku dan setelah melihat wajah mommy aku langsung berhambur kepelukannya.

"Mommy." Rengekku manja.

"Why honey?" Mommy mengelus kepalaku dengan sangat lembut.

Aku merasakan kehangatan tiada duanya dari pelukan mommy. Bahkan selimut paling tebal pun akan kalah hangat dengan pelukan seorang mommy.

"Mom." Desahku pelan. "Yah sayang." Jawab mommy lembut. "Aku benci playboy tengik itu." Aku berkata sambil memanyunkan bibirku.

"Playboy tengik?? Who?"

Aku melepaskan pelukanku dan melihat raut wajah mommy yang kebinggungan.

"Kevin si playboy tengik."

"Pak kevin maksud kamu?" Tanya mommy meyakinkan.

Aku menganggukkan kepalaku lalu mommy langsung menjewer telingaku.

"Awww.. sakit mom." Rintihku sambil memegang tangan mommy ditelingaku.

"Enak? Jangan buat masalah lagi. Mommy gak mau repot lagi gara-gara kamu. Ngerti?" Mommy mulai mengintimidasiku dengan ucapannya yang menyeramkan.

"Aww.. mom lepasin. Sakit." Rengekku sekali lagi.

"Sakit kan? Mommy mau kamu janji gak buat ulah sama pak kevin." Mommy memelototiku dengan tajam.

"Mommy jahat banget sama anaknya." Aku masih berusaha melepaskan tangan mommy dari telingaku.

Usahaku tampaknya tidak akan berhasil kecuali aku mau berjanji untuk tidak membuat masalah dengan playboy tengik itu. Sebenarnya bukan aku yang membuat masalah, tapi playboy tengik itu.

"Janji?"

"Mom sakiiit.." rintihku lagi.

"Promise honey?"

"Mom?"

"Promise??"

"Mom sakit.."

"JANJI??" mommy memberi penekanan pada kata-kata yang diucapkannya seolah diberi capslock dengan bold dan warna merah mentereng.

Aku menatap mommy dengan wajah memelas, namun wajah mommy masih menunjukkan ketegasan yang sangat kokoh.

"Mom." Aku memasang wajah paling memelas.

LDR "long distance relationship"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang