Sweet moment

1.6K 108 31
                                    

-Mila POV-

Pemotretan hari ini memang sangat melelahkan, namun aku selalu bisa menikmatinya karena apa yang aku kerjakan saat ini adalah cita-cita dan hobbyku. Orang lain boleh menganggap aku menjual tampang atau semacamnya, tapi aku tidak seperti itu. Aku adalah orang yang paling mengerti bagaimana kehidupanku. Dari usia kecil aku sudah sering melihat bahkan merengek pada mommy untuk mengantarku mengikuti berbagai macam lomba. Awalnya mommy menolak karena mommy beranggapan dunia modeling adalah dunia malam, tapi aku berusaha menepis anggapan mommy dengan memberikan gambaran nyata dunia modeling yang putih dan juga bersih.

Aku sudah terjun ke dunia modeling sejak usia 5 tahun. Mungkin terdengar agak lucu karena orang akan beranggapan apa yang bisa dibuat oleh anak usia 5 tahun. Aku selalu menganggap cacian dan hinaan mereka sebagai motivasi terbesarku. Kalau bukan karena hinaan mereka, mungkin aku tidak akan menjadi 'Jessica Mila' seperti sekarang. Aku justru sangat berterima kasih atas semua masa lalu dan kenanganku semasa kecil karena semua itu memberi dampak yang sangat besar untukku.

-tok-tok-

Aku membenarkan posisi kepalaku yang agak menengadah ke langit-langit ruangan. Aku memang memejamkan mataku yang sedari tadi kuistirahatkan setelah kepergian mommy.

"Masuk."

Aku mendengar seseorang memasuki ruang gantiku, namun aku tidak mendengar suara siapapun.

"Siapa ya?"

Aku berniat membuka kedua mataku, namun belum sempat kedua mataku terbuka seseorang sudah menutup mataku dengan kedua tangannya. Aku terkejut dan reflex memegang tangan yang sedang menutup mataku. Aku berusaha keras membuka penutup mataku, tapi semuanya nihil. Aku bisa merasakan tangannya kokoh dan kuat.

"Ini bukan tangan mommy. Siapa sih yang rese?"

Aku masih terus mencoba membuka penutup mataku, tapi tangan orang ini sangat kuat menutupnya walaupun tangannya tidak menyakiti kedua mataku.

"Siapa sih? Jangan rese deh." Keluhku sambil terus mencoba membuka tangan yang menutupi mataku.

Aku tidak mendengar jawaban dari siapapun. Aku mulai agak merinding, tapi aku berusaha menepisnya. Aku bangkit dari dudukku lalu berusaha memegang tubuh orang yang menutup mataku. Namun orang itu selalu bisa menghindar hingga akhirnya aku menarik sesuatu seperti kemeja.

"Lepas gak? Atau gue tarik baju lo." Ancamku.

Jujur aku merasa agak kesal karena orang ini benar-benar membuatku emosi. Aku masih mencengkram kemejanya, namun orang yang menutup mataku masih tidak berniat membuka kedua mataku.

"Siapa sih? Rese banget lo. Buka gak?"

Orang yang menutup mataku langsung menarikku hingga membentur tubuhnya. Tanganku yang memegang kemejanya menjadi terlepas dan aku merasakan tangan orang itu turun dan membuka mataku. Aku merasakan sinar dari cahaya lampu di ruangan ini. Aku mengerjapkan kedua mataku untuk membiasakan cahaya yang masuk, namun aku merasakan hal lain. Aku merasakan ada yang meraba bahuku lalu turun ke lengan, tangan, dan sekarang sudah bertengger cantik di pinggangku. Aku melihat kearah tangan itu lalu mencoba melepaskannya. Namun pegangannya sangat kuat pada pinggangku.

Aku masih terus mencoba membuka tangan orang yang dengan lancang menyentuh pinggangku. Saat aku melihat ke cermin dihadapanku, tanganku mendadak lemas dan lututku bergetar.

Kevin

Deg!

Deg!

Deg!

"Hai sweety." Kevin membisikkan namaku tepat ditelinga kananku. Dia juga memberikan sedikit tiupan yang membuat tubuhku meremang.

Aku masih menatap cermin dan aku melihat dia tersenyum nakal padaku. Entah mengapa tubuhku tidak bisa merespon apapun kecuali terpaku menatapnya melalui cermin.

"Sweety, how are you?"

Bisikan kevin membuat tubuhku semakin meremang. Kini aku merasakan kevin menyibakkan rambutku kesebelah kiri bahuku lalu memberi tiupan-tiupan kecil yang menambah tubuhku meremang.

"Sweety."

Aku masih terpaku tak bisa menjawab apapun yang dilontarkannya. Tubuhku sangat lemas dan tak berdaya saat ini. Rasanya aku hampir runtuh.

"Jangan benggong sayang. "

Aku mendelikkan mataku saat aku merasakan tangan kevin meraba bahuku lalu turun ke lengan dan kini mengenggam jemari tangan kananku. Dia menarik jemari tangan kananku lalu mencium punggung tanganku. Aku menoleh sekilas dan mataku langsung bertatapan dengan mata kevin yang sangat tajam, namun lembut.

"Mata kamu cantik sayang." Kevin menoel hidungku lalu tersenyum jahil.

Aku buru-buru mengalihkan pandanganku dan berharap kevin tidak melihat rona merah di wajahku.

"Oh shit! Damn you kev."

"Hey, look at me baby." Kevin menarik daguku lalu mengecup hidungku singkat.

Aku menatap matanya tajam dan dia tersenyum padaku. Dia menarikku lebih erat dalam pelukannya lalu bersandar pada puncak kepalaku.

"Hari ini melelahkan. Really need you."

Aku melihat matanya menutup dan sepertinya dia tampak nyaman dalam sandarannya di kepalaku. Entah mengapa aku juga merasakan nyaman dalam pelukannya dan anehnya lagi aku sama sekali tidak berontak saat dia memelukku seperti saat ini.

"Kamu menikmatinya sweety?"

Ucapannya membuatku terkejut. Aku langsung mendelikkan mataku dan menatapnya. Namun dia tidak membuka matanya dan masih memelukku erat. Aku merasakan dia mengerakkan tangannya, namun masih bertengger manis di pinggangku.

Aku ingin menggerakkan tanganku, namun aku melihat wajahnya yang sangat kelelahan dan niatku pun terurungkan. Aku masih termenung menatap wajahnya yang keletihan dan sebuah senyuman terlukis dari sudut bibirnya.

"Kamu suka sekali wajahku ya?"

"Whaaaatt.."

Aku langsung mengalihkan pandanganku dan berharap dia segera melepaskan pelukannya yang membuat jantungku berdebar tak karuan. Tiba-tiba tangannya merengkuh bahuku dan membalikkan tubuhku menghadap kearahnya. Dia menarikku kembali kedalam dekapannya. Jantungku berdebar semakin cepat dan keras. Aku takut dia bisa mendengar dan merasakan degup jantungku yang tak biasa. Aku berusaha menahan tubuhnya dengan mengangkat tanganku, namun dia tidak membiarkan tanganku bergerak sedikitpun.

"Jangan nakal sayang."

Aku merasakan perubahan yang sangat kontras pada wajahku. Aku langsung menyembunyikan wajahku didalam dada bidangnya dan berharap dia tidak menarik wajahku dan melihat wajahku yang memerah seperti kepiting rebus. Saat aku berusaha menetralkan rona wajahku, kevin malah membuatku semakin merona. Dia menarikku dan mendudukkannya diatas pangkuannya.

Aku terkesiap dan tak bisa meronta karena tangan kevin memelukku dari belakang. Dia menahan tubuhku dalam pelukannya. Aku berusaha melepaskan tangannya yang melingkar di pinggangku, namun dia malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Kev."

Suaraku tertahan karena aku merasakan kevin bersandar pada punggungku. Aku merasakan hembusan nafasnya dipunggungku. Sepertinya dia sangat kelelahan dan banyak pikiran. Aku merasakan rambutnya menyentuh leherku yang tak tertutupi rambut hingga aku merasa agak kegelian.

Aku sedikit bergeser dari dudukku lalu tiba-tiba tangan kevin mengeratkan pelukannya di pinggangku.

"Kamu ingin membangunkan harimau, sweety?"

"Apa maksudnya sih?" Desahku dalam hati.

Deg!

Jantungku berdebar semakin cepat karena aku merasakan sesuatu yang mengeras dibawah sana.

LDR "long distance relationship"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang