Lift lagi?

1.4K 115 13
                                    

-Mila POV-

"Surprise room?"

"Jes ayo masuk."

Suara kevin mengaburkan lamunanku tentang ruangan yang ada dihadapanku. Aku masih memandang kaku kearah tulisan yang terpatri didepan pintu. Kevin menatapku binggung lalu menyenggol lenganku.

"Hey."

"Ah.." aku hanya tersentak, namun masih dengan pikiran yang sama.

"Surprise room??" Desahku dalam hati.

"Jessica?" Suara kevin semakin meninggi dengan tatapan tajam yang mengarah padaku.

"Ya." Aku menenggok sekilas kearah kevin lalu bersikap acuh kembali.

"Kenapa sih? Ada yang aneh?"

"Gak. Gakpapa kok. Ini.. ini.. ini ruangan a-pa?" Tanyaku ragu.

"Ayo masuk."

Tanpa seijinku, kevin sudah menarik tanganku. Memang tidak kasar tapi tetap saja namanya 'menarik tanganku'.

Aku dan kevin sudah berada didalam ruangan yang cukup besar ini. Jika dihitung mungkin ada sekitar 8 orang didalamnya. Mereka berkutat dengan pekerjaannya masing-masing, namun ada satu orang yang sepertinya berperan sebagai pusatnya.

"Criss."

Panggil kevin pada laki-laki yang sedang mengamati seorang wanita yang sibuk dengan komputernya.

Laki-laki bernama criss itu menengok lalu tersenyum. Dia berbincang sedikit dengan wanita itu lalu berjalan kearah kami.

"Hai." Sapanya pada kevin. Mereka tampak ber-bro-hug.

"Apa kabar bro?" Tanya kevin.

"Excellent."

Aku merasa cukup risih ditengah-tengah mereka. Mereka seperti menganggapku sebagai patung selamat datang yang berada didepan pintu masuk. Aku melipat tanganku didada lalu mendengus sebal.

"Udah kenal bro? Ini jessica. Brand ambassador vibelle."

Criss tampak memperhatikanku sejenak lalu tersenyum.

"Hai cantik. Gue criss." Sapa criss padaku.

"Hai criss." Balasku berbasa-basi.

Kami melanjutkan obrolan kami selama kurang lebih 30 menit didalam ruangan criss. Ruangannya memang tak terlalu besar, namun sangat nyaman untukku. Didalam ruangannya ada sebuah meja dan kursi kerja yang nyaman lalu juga sofa berwarna merah yang sangat cantik.

Aku lebih banyak memperhatikan ruangan ini dibanding mendengarkan perbincangan mereka soal kostumku nanti. Aku berdiri lalu berjalan menuju kaca jendela dimana ada sebuah air mancur kecil dan mawar putih segar ditengahnya.

"Ini mawar asli kan?" Tanyaku tanpa menoleh.

Criss dan kevin langsung menoleh kearahku. Aku masih asik memperhatikan bunga cantik ini.

"Yeah, of course." Criss berjalan mendekat kearahku.

"Diganti setiap hari?"

"Yes."

Aku sedikit terperangah mendengar jawabannya. Ternyata dia menyukai mawar juga.

"Kamu suka mawar putih, jes?" Tanya kevin.

"Semua wanita pasti suka mawar." Aku berjalan kembali ke arah sofa tadi lalu duduk cantik kembali. Aku sempat melirik wajah kevin dan mendapati dia agak kesal dengan sikapku.

Criss tampak mentertawakan kevin, namun dengan menahan tawanya. Sebenarnya aku juga ingin tertawa tapi aku tak ingin merusak imageku.

"Ok criss. Dimana kostum kita hari ini?"

LDR "long distance relationship"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang