[11] First Love

14.9K 1.1K 29
                                    

Sebuah rahasia di mana tidak ada seorangpun yang tahu

***

Kim Rara.

Pikiran Chanyeol masih tertinggal di tempat ia melihat gadis itu dalam perjalanan tadi. Chanyeol bahkan tidak sadar kalau saat ini sudah menempati satu ruangan dengan cermin besar menghadap ke arahnya.

Seorang wanita tengah sibuk menata rambutnya, sedikit memoles wajahnya saat beberapa kali Chanyeol mengeluarkan keringat. Entah itu sudah berlangsung berapa lama yang jelas itu cukup membuat Chanyeol memutar kilas balik masa lalunya.

Chanyeol tiba-tiba saja mendengus kasar. Masih tidak percaya kalau dirinya dipertemukan lagi dengan seseorang dimasa lalu. Dan bagaimana dia (Rara) bahkan sama sekali tidak berubah, terutama cara bicaranya yang selalu membuat Chanyeol kesal.

Sebagai perempuan dengan wajah yang tidak mungkin diabaikan begitu saja, dia terlalu kasar. Matanya seperti kelereng, dia juga memandang dengan cara yang membuat orang lain menundukkan kepalanya; malu. Dia terlalu berani, begitu percaya diri. Dan satu fakta lain, Chanyeol kecil begitu memperhatikannya.

Chanyeol tidak lagi heran. Ia berpikir kalau mungkin Rara sudah mengenalnya sejak pertama kali debut. Hanya saja kenapa gadis itu baru muncul sekarang?

Membalas dendam?

Pikiran Chanyeol tertuju pada apa yang ia lakukan di masa lalu. Memang seharusnya ia meminta maaf untuk perbuatannya itu. Bagaimana setelah kejadian itu ia bahkan tidak menunjukkan batang hidungnya di depan gadis itu? Pengecut!

Bukan seperti itu. Chanyeol bukannya tidak mau, hanya saja kondisinya tidak memungkinkannya untuk menemui gadis itu. Chanyeol mungkin harus meluruskan hal ini; memutus kesalah pahaman karena jelas sekali kalau Rara masih marah padanya. Chanyeol bahkan masih ingat bagaimana cara Rara berbicara di fanmeet waktu itu.

"Chanyeol-ah,"

Suara itu menginterupsi Chanyeol. Membuatnya mendongak saat tanpa saat ia menunduk dengan kuku jari yang berada diatara giginya. Ia terlihat seperti sedang memecahkan soal matematika. Semoga bukan itu yang membuat staf itu menegur.

"Apa kau berniat merubah gaya rambutmu?" wanita itu berkata dan menatap Chanyeol melalui cermin. Tersenyum dengan ramahnya dan benar-benar terlihat nyaman saat berbicara.

Tersenyum. Chanyeol balas menatap melalui cermin. "Noona, apa menurutmu warna ini tidak cocok untukku?"

Sambil meneliti lebih baik lagi, Chanyeol menggerakkan kepalanya ke berbagai sisi. Memperhatikan bentuk rambutnya yang-oh-kenapa-itu-sangat-cocok-untuknya-benar-benar membuat orang lain iri.

Chanyeol sudah mengenal staf itu sejak lama. Sekitar satu tahun. Saat Itu semua member sedang melakukan pemotretan dan staf itu sedang merias rambut Jongin, dia tampak begitu ahli. Mungkin itu juga yang membuat staf itu masih bertahan di rumah produksi, jasanya memang selalu memuaskan client.

"Tidak, kau cocok dengan warna rambut ini," jelasnya. "Aku kan hanya bertanya." wajahnya berubah masam, mungkin sakit hati karena ucapan Chanyeol tadi.

"Tapi aku bosan dengan warna rambut ini. Nona, menurutmu warna apa yang cocok untukku?"

"Jangan terlalu sering merubah warna rambut, seorang Idol juga harus memperhatikan kesehatan rambutnya. Tapi warna apapun juga cocok untukmu."

Chanyeol tersenyum hingga lesung pipinya terbentuk dengan cukup manis.

Ponsel Chanyeol bergetar di atas meja. Menapilkan pesan dari grup chat yang ia ikuti bersama para member. Itu pesan dari Baekhyun yang lebih sering menulis kata-kata tidak penting. Hal ini sering terjadi, dan Sehun adalah orang pertama yang menegur ulah Baekhyun. Mereka memang sering terlihat seperti pasangan remaja dengan jenis perdebatan mengenai permen lollipop atau kembang gula.

✔ It's Me # 1 : WISYA [Chanyeol FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang