Keberangkatan

1.2K 57 1
                                    

"Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu"-Dalam Doaku, Sapardi Djoko Damono

Shania memandang rinai hujan dari lobi mall. Team J telah selesai latihan untuk konser di Makassar dua hari lagi. Sebenarnya tubuhnya capek. Baru kemarin dia pulang dari Jepang dan sekarang sibuk latihan. Tapi semua itu terasa menyenangkan bagi Shania, karena ia mencintai pekerjaannya. Akhirnya jemputannya datang, dia pun berpamitan kepada teman-teman setimnya yang masih belum pulang.

"Maaf ya, Papa telat jemput. Biasa, Jakarta macet kalau hujan." kata Papa Shania saat melihat putrinya masuk ke mobil. Shania hanya menggeleng, "Ga papa kok, Pa."

Sambil mendengar musik dari earphonenya, Shania mengamati jalanan yang macet. Sepertinya butuh waktu lama agar sampai di rumah. Dia segera memejamkan matanya, memanfaatkan waktu yang ada untuk beristirahat. Entah telah berapa lama ia terlelap, tepukan pelan sang Papa membangunkannya. Terhuyung Shania masuk ke dalam rumah. 

Skye, anjing Shania menggonggong melihat majikannya dan Mama menyambut Shania dengan secangkir susu hangat. "Mama udah siapin air hangat buat kamu mandi. Abisin susunya dulu ya."

Shania menghampiri Mamanya di meja makan, duduk sambil memangku Skye, menerima segelas susu hangat dan meminumnya pelan, "Ma..." ujarnya saat susu di gelasnya habis.
"Ya sayang?" Mama menjawab tanpa menoleh, mengambil gelas kosong Shania dan mencucinya.
"Malam ini Nia tidur sama Mama ya?"
Mama menoleh lalu tertawa, "Tumben mau tidur sama Mama, biasanya sama Skye mulu. Mama tanya Papa ya."

Papa yang baru bergabung dengan Mama dan Shania hanya bisa memandang dengan wajah bingung, "Kenapa?"
"Ini si dede pengen tidur bareng Mama malam ini, ga papa kan Pa?"
"Lho, kok cuman pengen tidur bareng Mama, bareng Papa enggak? " Papa protes sambil mencubit pipi Shania. Shania cemberut, "Ishh, bukan gitu Pa...lagi pengen ndusel-nduselan sama Mama. "
"Tumben. Biasanya kamu main hape sebelum tidur." sindir Papa yang dibalas cengiran oleh Shania.
Mama langsung menengahi, "Iya, iya...kamu mandi dulu sana. Nanti Mama nyusul ke kamar."

Shania tersenyum lalu mengajak Skye ke kamarnya. Sehabis mandi, Shania telah mendapati Mamanya di tempat tidur, memandangi album foto Shania. Didekatinya sang Mama dan dipeluknya sang Mama erat. "Nia kangen Mama..." bisik Shania pelan sambil mencium aroma tubuh sang Mama. Aroma tubuh Mama yang menenangkan.

"Mama juga kangen kamu. Lihat foto-foto ini tambah kangen. Gak kerasa kamu udah sebesar ini. Rasanya baru kemarin belajar jalan, rebutan mainan sama Kak Bella...paling manja dan cengeng, siapa sangka sekarang kamu yang paling sibuk di rumah ini. Lebih sibuk dari Papa, malah."

Shania hanya diam sambil tetap memeluk mamanya, mengalihkan pandangannya kepada Skye yang tertidur di boxnya di pojok ruangan. Biasanya Skye tidur bersama Shania tapi hari ini mengalah demi Mama.
"Waduh, udah jam berapa ini? Kamu besok mesti bangun subuh kan ke bandara?" Mama tiba-tiba tersadar. "Ayo cepat bobo, tapi berdoa dulu ya."

Selesai berdoa, Shania mengecek hapenya sebentar lalu mematikannya. Dia tidak menyetel alarm untuk besok, karena sudah ada Mama. Mama adalah alarm terbaik, hehe. Mama berbaring di sebelah Shania, mengelus rambut Shania lembut, persis yang sering dilakukan Mama dulu, waktu Shania masih kanak-kanak. Belaian Mama lalu jatuh ke pipi Shania.

"Kamu kurusan, Sayang? Gak cocok sama makanan Jepang ya?"
Mata Shania yang terpejam membuka kembali, "Mama bilang kurusan buat nyenengin hati Nia aja kan?"
"Nyenengin hati gimana? Wong pipimu beneran kurus, Dek. Udah jangan sok diet. Kamu tuh ngga gemuk, cuman tulangmu kegedean. Shhh, ayo bobo lagi."

Shania kembali memejamkan mata, menikmati sentuhan lembut sang Mama.
"Maaa..."
"Apa, sayang?"
"Maafin Nia ya, jarang ada di rumah...jarang bisa nemenin Mama masak atau belanja. Jarang ke Gereja bareng juga..."
"Lha kok malah minta maaf. Mama, Papa dan kakakmu maklum, kok. Asal kamu senang, kami juga bahagia. Mama dan Papa selalu mendoakan dan berharap yang terbaik buat kamu."
"Makasih juga buat jagain Skye..."
"Ealah, nduk...apa-apa selalu Skye...Mama jadi ngerasa Skye itu adik kamu. Wis, turu..." Mama mengecup kening Shania lembut. "Mama udah kaya mention dari fans aja, nyuruh tidur mulu." Shania memejamkan mata sambil tersenyum.

Ada banyak hal sebenarnya yang ingin diceritakannya pada sang Mama. Beratnya jadi kapten, ribetnya latihan tadi...tapi semua capek dan letih seolah sirna saat bersama Mama. Dalam tidurnya Shania berharap waktu melambat agar esok tak segera tiba. Ia masih ingin bermanja dengan Mama.

H-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang