Chapter 10.

383 37 0
                                    

Kyuhyun’s POV

Aku menghela napas sebentar, lalu mulai bercerita. “Hyung.. Perusahaanku baru saja gagal mendapatkan tender. Padahal sudah tinggal selangkah lagi, aku bisa mendapatkannya. Hanya karena kesalahan kecil, akhirnya aku kehilangan kesempatan itu.”

Sungmin hyung agak terkejut, namun tidak menyela pembicaraanku. “Kau tahu? Aku gagal hanya karena lengah.. Aku tidak tahu bahwa SCC Group juga turut dalam mendapatkan tender ini. Memang kali ini proyeknya sangat besar sehingga dapat menarik perhatian dari para perusahaan besar juga. Keuntungannya bisa sampai miliaran dolar. Tapi aku gagal.. SCC Group yang akhirnya memenangkan tender. Sekarang perusahaan itu sudah selangkah lebih maju dari perusahaanku. Kalau appa sampai tahu, aku pasti akan dimaki habis-habisan mengingat selama ini kami selalu unggul dari SCC Group. Eotteokhae?” Aku mulai menggaruk rambut dengan frustasi. Appa memang belum tahu masalah ini, bisa dikatakan ini pertama kalinya Cho Group gagal mendapatkan tender bersar. Aigoo.. aku benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“Eung.. Kyu.. kurasa kau tahu bahwa ini sama sekali bukan bidangku. Aku hanya bisa mendengarkan masalahmu. Sungguh, kalau sudah begini aku juga tidak tahu harus memberikan solusi apa kepadamu karena, ya kau tahu, aku hanya pemilik sebuah cafe yang bahkan baru-baru ini mengalami perkembangan. Jadi...”

“Ne. Aku mengerti. Aku hanya ingin berbagi saja. Masalah ini membuatku sakit kepala.” Aku menuangkan anggur yang sudah seperempat kosong itu kedalam gelasku. Dan benar saja, kepalaku pusing sekarang.

“Aku hanya bisa mendukung apa yang menjadi keputusanmu. Aku juga akan selalu ada untuk mendengarkan masalahmu. Hmm.. mungkin aku juga bisa menyediakan cafe-ku sebagai tempat curhatmu. Kkkk.”

“Gomawo, hyung. Senang sekali aku memiliki sahabat sepertimu. Kkkk.” Aku terkekeh, lalu membuka botol anggur baru.

“Kyu, kau minum terlalu banyak..” Aku bisa melihat Sungmin hyung menyingkirkan dua botol yang sudah kuhabiskan sendiri. Aku tidak peduli, hanya ini yang kubutuhkan. Sekarang aku merasa kepalaku sebentar lagi benar-benar akan pecah.

“Aku mohon kali ini saja biarkan aku minum sampai puas, eoh? Aku akan mengganti seluruh anggurmu.. Kau tidak perlu khawatir, hyung. Hahaha~” Aku meneguk satu gelas lagi. Entah sudah berapa gelas yang kuminum. Sungmin hyung hanya bisa pasrah dan menggelengkan kepala. Kkkk, sudah beberapa kali sebenarnya sebelum ini aku seperti ini di depan hyung. Kurasa dia yang paling tahu segalanya.

“Kyu, aku mengangkat telepon sebentar, ya.” Pamit Sungmin hyung yang hanya kubalas dengan beberapa kali anggukkan. Pikiranku benar-benar buntu. Sampai aku melihat hyung kembali dengan terengah-engah ke meja.

“Kyu! Eomma, eomma-ku tiba-tiba pingsan. Kurasa penyakit darah tingginya kumat. Kau tidak apa kan kutinggal sendiri? Aku harus segera menyusul ke rumah sakit..” Sungmin hyung terlihat sangat panik. Aku juga terkejut mendengarnya.

“Gwaenchana-yo, hyung. Kau susul segera ibu-mu. Aku tidak apa-apa sendiri di sini. Mungkin nanti aku akan menelepon Donghae untuk menjemputku. Kau tidak perlu khawatir.” Aku tersenyum untuk meyakinkan hyung. Sepertinya ia khawatir jika aku akan menyetir sendiri sampai rumah.

“Ne, kalau begitu aku tinggal, ya. Kau bisa mampir besok kalau tidak sibuk. Jaljayo.” Sungmin hyung berlari menuju ruangannya lalu secepat kilat meninggalkan Pumpkin Cafe dan menjalankan mobilnya menyusul ibu-nya.

Tanpa ragu kubuka botol anggur yang baru dan menuangkannya ke dalam gelasku yang sudah kosong. Namun, ada tangan yang menghalangiku saat hendak meminumnya.

“Maaf, tuan. Tuan sudah minum terlalu banyak. Sebaiknya jangan minum lagi atau tuan tidak akan sadarkan diri lagi.” Kulihat siapa pemilik tangan ini. Berani sekali melarangku. Aish, yeoja itu lagi.. mau apa dia? Mau debat lagi denganku, hah?

“Memangnya siapa kau bisa mengatur hidupku? Aku hanya ingin tenang.. kau tahu? Aku sangat lelah hari ini. Tenderku diambil oleh SCC Group. Aku akan dimarahi appa, aku..” kulihat gadis itu agak menegang wajahnya saat aku menyebutkan SCC Group, lalu mengambil botol anggur yang kubuka tadi.

Chan Hwa’s POV

Aigoo. Kejam sekali Sungmin oppa menitipkan orang mabuk kepadaku. Namja ini sangat  menyusahkanku. Harus bagaimana ini??

“Tuan sudah sangat mabuk, lebih baik segera hubungi keluarga untuk menjemput anda di sini. Kami akan tutup sebentar lagi.” Aku berusaha bertindak semanis mungkin dan menahan diri untuk tidak menendangnya keluar cafe.

“Kembalikan! Itu milikku! Kalau kau mau, tuang saja di gelasmu. Jangan ambil yang itu.. aku akan berbagi denganmu, tenang saja...” Dia meminum satu gelas lagi. Apa dia tidak tahu kalau ia sudah sangat-sangat mabuk?

“Aish, merepotkan sekali. Kau ingin aku bersikap manis atau kasar? Sudah kubilang, kau minum terlalu banyak. Hentikan! Aku tidak akan memberi ini.” Saat hendak membawa botol anggur ke dapur, namja itu menarik tanganku.

“Sudah kubilang, aku ingin menghabiskannya.. aku pasti akan bayar kok. Aku ini pemilik perusahaan Cho Group! Nanti saat aku bayar, kau ambil saja kembaliannya.. Sebentar lagi aku akan pulang, tetapi sayapku entah dimana. Bisa nona carikan untuk tuan tamu ini? Ehe-ehe-ehee.” Setelah mengatakan hal melantur pemuda itu tertidur dan tidak bisa kubangunkan sama sekali. Sial! Tugasku semakin banyak saja.

Astagaaaa! Orang ini sudah sangat mabuk. Bahkan ucapannya melantur semua. Oppa.. tega sekali dirimu... Aku tidak pernah menangani orang mabuk sebelumnya. Apa keluarganya akan datang untuk menjemput? Bagaimana jika tidak? Kemana kah aku harus mengantarnya? Tidak mungkin aku bertanya kepada Sungmin oppa, sementara ia sudah sangat kelimpungan saat tahu Lee ahjumma pingsan tadi.. ehhh, eotteokhaeyo??

 

To be continue...

My Name is OciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang