Chapter 25.

327 27 0
                                    

Author’s POV

Kyuhyun membanting map yang berisi sekumpulan data ke tumpukkan berkas lain di meja kerjanya. Wajahnya memerah karena memendam amarah semalaman ini. Saat tiba di kantor, kemarahannya tumpah ruah. Bukan tanpa alasan. Emosinya memuncak saat Lee Donghae, sekretaris andalannya itu menyodorkan sebuah map kepadanya. Sebenarnya setelah kejadian yang dialaminya malam kemarin, ia benar-benar tidak berselera dalam melakukan apa pun termasuk menyelesaikan pekerjaannya. Namun, statusnya yang adalah orang penting di mana-mana menuntutnya harus bersikap profesional dan tidak mencampurkan urusan pribadi ke masalah pekerjaan.

Pada dasarnya, pria itu bisa saja bekerja seperti biasanya. Tetapi semua konsentrasinya buyar ketika membaca isi map pemberian sekretaris pribadinya. Bukan tentang proyek yang gagal, saham perusahaan yang menurun, atau terjadi suatu masalah di kantor cabang. Sangat berbeda dan hampir tidak ada hubungannya, kecuali satu hal. Kenyataan bahwa pria itu mulai menaruh perasaan kepada seorang wanita yang tak lain dan tak bukan memiliki suatu relasi, entah apa itu, dengan rivalnya sekarang - Choi Siwon.

Semalam, sepulangnya dari apartemen gadis itu, Cho Kyuhyun menghubungi Lee Donghae dan memberinya suatu tugas. Tentu saja tugas itu adalah mengirim anak buahnya sebagai mata-mata dan menyelidiki siapa pria yang bersama Oci kemarin. Ia memerintahkan agar anak buahnya juga mencari informasi, segalanya tentang pria itu, dan langsung memberitahukan hasilnya pagi ini. Di luar dugaan, tenyata pria yang berpelukan dengan Oci semalam adalah Choi Siwon. Orang yang paling dia benci dan yang paling ingin dia hancurkan secepatnya. Setelah semua yang sudah direbutnya, proyek besar yang bernilai miliaran dollar, sekarang ia harus kehilangan gadis yang membangkitkan rasa penasaran belakangan ini.

“Shit! Dasar Choi Siwon brengsek! Apa dia belum puas mengambil proyek waktu itu?! Bahkan gadis biasa pun dia incar!” Cho Kyuhyun membanting map berisi profil Choi Siwon ke tempat sampah, lalu pria itu bergegas meninggalkan ruangan kerjanya. Niat untuk menyelesaikan pekerjaan sudah hilang entah ke mana. Saat ini dia harus memastikannya sendiri dan meminta penjelasan kepada gadis itu, Oci. Yah, tentu saja setelah meyakinkan diri sendiri untuk membalaskan dendam sesegera mungkin kepada Choi Siwon, rivalnya.

Ia bertekad akan menghancurkan pria itu sampai ke akar-akarnya. Membalas semua perlakuan yang diterima olehnya tanpa ada sisa. Cho Kyuhyun memastikan akan menumpas habis kebahagiaan yang dimiliki oleh pria itu, tanpa terkecuali. Awalnya ia ingin melupakan masalah proyek, tetapi dendamnya membuncah kembali karena kejadian semalam.

“Cho sajjangnim, anda mau pergi? Sebentar lagi rapat bersama direksi kantor pusat akan dimulai.” Lee Donghae yang kebetulan berada di lobby terkejut saat melihat atasannya itu hendak pergi meninggalkan kantor.

Tanpa mengindahkan perkataan sekretarisnya, pria tinggi kurus itu mempercepat langkahnya. Lee Donghae hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap dingin Cho Kyuhyun. Ia sudah cukup lama mengenalnya, tentu saja ia tahu pria itu tak akan bersikap seperti ini kalau bukan karena ada masalah yang benar-benar mengganggunya. Dengan berat hati ia mengambil ponsel dari saku jasnya, menekan beberapa angka lalu berbicara saat nada sambung berganti dengan suara seseorang. “Rapat dengan dewan direksi perusahaan pusat ditunda, Cho sajjangnim sedang keluar kantor.” Cho Kyuhyun, kau berhutang banyak kepadaku, batinnya.

***

Kyuhyun’s POV

“Apa? Hyung tidak tahu ke mana gadis itu akan pergi?” Baru saja menginjak Pumpkin Cafe, aku langsung disambut oleh pemiliknya, Lee Sungmin.

“Nan mollaseo. Yang jelas tadi pagi saat kutanyakan di mana keberadaannya, dia hanya menjawab bahwa hari ini ia akan mengambil cutinya. Channie berjanji akan menceritakannya kepadaku nanti.” Jelas Sungmin hyung sembari membereskan meja yang baru ditinggalkan beberapa saat lalu oleh pengunjung. Channie? Cih, akrab sekali kedengarannya.

“Memangnya apa yang membawamu kemari? Bukannya mencari hyung-mu ini, kau malah mencari gadis itu. Aku merasa cemburu.” Dia bertanya lagi karena aku tidak memberi komentar apa-apa tadi. Bercandanya terdengar hambar di telingaku.

Aku meninju pelan lengannya. “Kau salah makan? Sudahlah, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa!” Sambil berbalik menuju pintu keluar cafe, aku mendengar samar umpatan Sungmin hyung yang dilontarkannya kepadaku, pasti. Maaf, hyung. Kedatanganku kali ini untuk mendapat sebuah kepastian dari seseorang. Aku menyalakan mesin mobil dan langsung menancap gas meninggalkan pelataran cafe.

To be continue..

My Name is OciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang