Chapter 23.

319 28 0
                                    

Chan Hwa’s POV

Astaga! Apa yang baru saja kukatakan? Apakah aku baru saja mengundang Kyuhyun ke sini? Babo! Bagaimana mungkin aku melakukannya... Aigoo! Karena terlalu lama berpikir yang tidak-tidak, aku jadi lepas kontrol dan berbicara semauku. Benar-benar bodoh! Apa yang nanti harus kulakukan saat pria itu datang ke sini? Bahkan ini sudah hampir pukul sebelas!

Memang sih bukan suatu yang tabu di Korea bila pria mendatangi apartemen yang hanya ditinggali seorang gadis di dalamnya pada saat malam hari. Bahkan tak jarang di sini mereka yang berpasangan namun belum menikah tinggal serumah. Aku tidak mempermasalahkan itu jika Sungmin oppa yang akan ke sini. Tapi ini beda! Ini Kyuhyun, Cho Kyuhyun! Bahkan beberapa hari yang lalu aku dan dia...

Eotteokhaeyo?! Ah, ne. Akan lebih baik kalau kita makan saja. Mengajak orang yang sudah berbaik hati menolongmu makan malam bukan suatu masalah, kan? Eh, tunggu. Aish... mana ada mengajak seseorang makan malam bersama pukul sebelas? Dia pasti sudah makan. Aigooo, eotteokhajo..

TING TONG!

Mwoooo?! Cepat sekali datangnya! Bukankah baru beberapa menit yang lalu sejak kututup teleponnya? Jinjja! Bahkan aku belum menyiapkan apapun! Eotteokhae, eotteokhae?!

Setengah berlari aku menuju pintu, merapikan rambut secara kasar, lalu menarik napas dalam-dalam dan memegang handle pintu. Hatiku mencelos saat kulihat siapa yang berdiri di depan pintu apartemenku. Lututku lemas dan bergetar. Rasanya ingin segera berlari masuk ke dalam kamar saja.

“Annyeonghaseyo, Chan Hwa.”

Wajah dan suara itu.. aku bahkan lupa kapan terakhir melihatnya. Aku menggertakan gigiku dan meremas tanganku tanpa sadar. Kurasa sebentar lagi air mataku akan keluar dari tempat persembunyiannya. Bukankah aku berjanji untuk tidak menangis lagi?

“O-oppa?” Tenggorokanku terasa kering sampai-sampai memanggilnya saja membuatku tercekat. Aku.. benar-benar belum siap bertemu lagi dengannya. Bertemu dengan Siwon oppa. Penampilannya tidak banyak berubah sejak terakhir kulihat. Hanya saja dia nampak sedikit lebih kurus dan kantung matanya lebih hitam. Apakah dia tidak tidur dengan baik? Apakah makannya juga sedikit?

“Bogoshipeoyo, nan jeongmal bogoshipeoyo, Chan Hwa-ya.” Siwon oppa melangkah mendekatiku dan menarikku dalam pelukannya. Tubuhku terasa beku, aku merasa saraf-sarafku berhenti bekerja. Kapan terakhir kali oppa memelukku seperti ini? Aku sudah lupa. Tanganku terangkat sedikit, ingin membalas pelukannya. Namun terlalu kaku untuk melakukannya. Lidahku juga kelu, tak ada kata yang keluar dari mulutku.

Siwon oppa masih memelukku, semakin erat. Aku bisa merasakannya. Perasaan rindu yang baru saja tertuang. Sejujurnya aku juga merasakan hal yang sama. Tetapi hatiku terlalu sakit  mengingat pertengkaran kami terakhir kali.

“Neo gwaenchana? Oppa benar-benar merindukanmu, Chan Hwa-ya.” Air mataku tumpah lagi saat mendengar itu. Rasanya asing sekali, namun terasa hangat didengar. Siwon oppa langsung melepas pelukannya dan memegang kedua bahuku saat tahu aku menangis.

“Waeyo? Apa kau sakit? Kau sudah makan? Jangan pernah melewatkan waktu makanmu. Apa pekerjaanmu membuatmu lelah? Kenapa kau menangis? Oppa mengganggu istirahatmu? Mianhae, oppa benar-benar sudah tak bisa menahan perasaan rindu kepadamu lagi. Tetapi kalau kehadiran oppa membuatmu sedih, oppa akan pulang sekarang.” Bukan! Bukan itu.. hanya saja aku tak tahu harus berbuat apa selain menangis. Selama ini Siwon oppa hanya menanyakan kabarku lewat telepon atau melalui anak buahnya.

Aku menggeleng beberapa kali. Siwon oppa yang tinggi besar membuatku harus menengadah saat menatap matanya. Bibirku bergetar lagi, aku harus berhenti menangis. Pria itu masih berusaha membaca pikiranku. Tangan besarnya masih berada di bahuku, terasa hangat. Hal ini selalu dilakukannya saat aku menangis. Bola matanya yang menggambarkan ekspresi khawatir, benar-benar membuatku nostalgia akan masa lalu.

“Ani,” Akhirnya kuberanikan diri untuk mengangkat suara.

“Wae? Katakan kepada oppa apa yang terjadi?” Aku benar-benar merasa ini semua adalah sebuah mimpi. Suara pria itu terdengar sedang sangat mengkhawatirkanku.

“Nado. Nado bogoshipeoyo, oppa.” Aku memeluknya. Entah kapan terakhir kali aku bersikap manja seperti ini kepadanya. Aku tidak peduli. Saat ini aku hanya tidak ingin membohongi perasaanku lagi. Aku tidak mau menyangkalnya. Aku benar-benar rindu kepadanya. Sekeras apapun aku berusaha untuk menyangkal, hal itu menjadi sia-sia. Gejolak dalam lubuk hatiku terlalu kuat untuk ditahan. Pada saat seperti ini, aku hanya butuh oppa. Satu-satunya keluarga yang kumiliki. Sekeras apapun aku berusaha untuk membencinya, tetap tidak dapat menutupi kenyataan bahwa aku sangat menyayanginya.

Siwon oppa juga memelukku erat. Kami berdua meluapkan rasa rindu yang membuncah dalam hati masing-masing. Bagaimana pun dia adalah kakakku satu-satunya, dan aku adalah adiknya. Kami tidak bisa terus berpura-pura tidak peduli satu sama lain.

“Oppa sangat senang kau tidak marah lagi kepadaku.” Ujarnya sambil melepas rangkulannya. Aku tersenyum saat Siwon oppa menyeka air mata yang masih berlinang. Kemejanya nampak sedikit basah karenaku. Hahaha, aku benar-benar cengeng di saat-saat seperti ini.

“Mwo? Siapa bilang aku sudah tidak marah lagi?” candaku sambil pura-pura merengut. Percayalah, Choi Chan Hwa bisa berubah menjadi anak kecil yang manja di depan oppa semata-wayangnya ini.

“Eh? Kemari kau, anak nakal! Aku akan menggelitikimu sampai kau tidak bisa lagi tertawa!” Aku berlari ke dalam apartemen. Kami kejar-kejaran di dalam sana persis seperti anak kecil. Walaupun sebenarnya kami sudah tidak pantas melakukannya, aku sangat senang.

“Kyaaa! Coba saja pria tua!” Siwon oppa berusaha meraihku yang terus kabur darinya. Ajaib, aku merasa seperti tak ada suatu masalah yang pernah terjadi diantara kami berdua. Semua rasa benci dan kesalku menguap begitu saja. Dengan kehadiran tulus darinya, aku bisa menerima kehadirannya kembali. Menerima kenyataan bahwa aku ditakdirkan untuk menjadi adik satu-satunya Choi Siwon.

To be continue..

My Name is OciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang