TYPO BERTEBARANN!!
-----------------------------Teresa membawa kotak bekal di tangannya. Pagi ini, ia special membuatkan nasi goreng untuk Prilly. Teresa tersenyum kecil sambil terus berjalan di lorong kampus.
Buk
"Awww" ringis Teresa. Teresa melihat nasi gorengnya tumpah di lantai. Ia mendongak menatap tajam orang yang menabraknya.
"Eh lo kalo jalan pake mata dong, jadi tumpah kan tuh nasi gorengnya" Teresa menatap tajam Aldo yang ada di hadapannya saat ini.
"Elu yang salah, jalan pake kaki, bukan pake mata" sahut Aldo. Teresa mendengus sebal.
"Lo tanggung jawab. Bersihin tuh" Teresa melihat dari kejauhan Pak Mardi, dosen paling killer se kampus berjalan menuju lorong. Aldo tidak menyadari arah pandang Teresa. Teresa lebih baik pergi dari sini sebelum pak Mardi tau kalo nasi goreng yang tumpah di lantai adalah mililnya. Jika tidak, pasti ia akan dihukum.
"Ehh lo mau kemana? Ini nasi goreng nasibnya gimana? Woyyy" Aldo berkacak pinggang. Tiba tina ada yang menjewer nya dari belakang membuat Aldo meringis.
"Aww awwww" ringis Aldo.
"Aldooo kenapa kamu menumpahkan nasi goreng disini?! Kamu tidak membaca peraturan disana! Sekarang kamu saya hukum bersihkan ini dan toilet"
"Tapi pak-"
"Tidak ada tapi tapian, atau hukuman akan saya tambah" ancam Pak Mardi dan berlalu dari hadapan Aldo. Aldo mengusap telinganya yang merah dan menghembuskan nafasnya pelan.
* * *
Prilly duduk tenang di kursinya sambil menulis catatan dibukunya. Tiba2 teresa datang membuat Prilly mendongak.
"Prill,,!" panggil Teresa.
"Nanti abis dari kampus, jadikan ke Cafe nya?" tanya Teresa pula dan duduk di kursi samping Prilly.
"Jadi dong" jawab Prilly.
"Okee,,"
* * *
Seusai kuliah, Prilly dan Teresa pergi ke Cafe. Prilly dan Teresa berjalan di parkiran kampus, sesampainya di mobil jazz biru Teresa mereka langsung masuk.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di Cafe. Mobil Tereda berhenti di depan cafe 'Terescup' milik orang tua Teresa. Teresa menggandeng tangan Prilly masuk ke dalam Cafe. Keadaannya belum terlalu ramai. Para pelayan menunduk hormat saat Teresa melintas. Teresa hanya membalas dengan senyum dan anggukan.
"Nih, sekarang ganti baju" ucap Teresa saat sampai di ruangannya dan memberikan dress berwarna ungu yang elegan. Prilly mengerutkan dahinya.
"Emang kenapa kalo gue pake ini?"
"Gapapa, cuman pake dress ini aja,,bagus kok. Gue baru beliin" ucap Teresa. Prilly mengambil dress itu ditangan Teresa.
Prilly melangkah kakinya menuju toilet untuk mengganti baju. Teresa menyilangkan tangannya di depan dada. Ia yakin Prilly akan terlihat cantik dan elegan saat memakai dress itu. Kulit Prilly yang putih mulus sangat cocok dengan warna ungu. Malahan, Prilly lebih terlihat putih dibandingkan dengan Teresa yang mempunyai kulit coklat sawo. Prilly keluar dari toilet dengan dress ungunya. Teresa melihat Prilly dari bawah sampai atas. Ini lebih dari sempurna. Sangat cantik. Teresa tersenyum sumringah dan menghampiri Prilly.
"Wowww. Gila prilly, lo cantik banget" Prilly hanya tersenyum malu mendapat pujian dari Teresa. Sejujurnya, ia sendiri kurang pede memakai dress ini.
"Sekarang duduk!" perintah Teresa. Prilly mengerutkan keningnya dan duduk di Sofa. Teresa mengambil tas nya dan duduk si samping Prilly. Ia mengambil sesuatu di dalam tasnya. Teresa mengeluarkan bedak dan lipgloss.