Kesedihanku 20 (Last chapter)

6.9K 246 10
                                    

"Pergi dari sini! Aku gak mau ngeliat kamu!"

Ali menatap Prilly tak percaya begitupula Aldo dan Teresa. Gadis itu terus menatap Ali tajam tetapi sangat jelas bahwa mata hazelnya berkaca kaca.

"Pril, pril, lo kenapa sih? Tenang dulu" Ucap Teresa lalu memberikan Prilly air mineral.

"Ter, gue gak mau ada dia disini!" ujar Prilly penuh penekanan sembari menatap tajam Ali. Teresa menoleh pada Ali lalu mengangguk. Dengan cepat Teresa membawa Ali keluar ruangan.

"Prilly kenapa sih res?" Ucap Ali frustasi lalu mengusap wajahnya kasar. Sungguh, lelaki itu sama sekali taktau apa yang sedang ada didalam fikiran Prilly hinggan gadis itu tak mau bertemunya.

"Li, kayaknya lo jangan nemuin Prilly dulu deh. Sebelum Prilly pinsan, dia sempet nangis terus karna lo. Mungkin Prilly butuh waktu buat nenangin dirinya, lo gak usah khawatir. Gue bakalan ngasih informasi tentang Prilly terus kok sama lo" ujar Teresa sembari menepuk bahu Ali pelan lalu masuk kembali kedalam ruangan meninggalkan Ali di depan pintu.

* * *

Teresa menatap sahabatnya sendu. Sedari tadi Prilly hanya memandangan kedepan dengan tatapan kosong namun matanya masih terlihat jelas guratan kesedihan. Sudah beberapa kali Teresa melontarkan candaan demi candaan untuk menghibur Prilly tetapi gadis itu tetap tak bergeming.

"Prill.." Panggil Teresa.

Prilly bungkam.

"Gue gak tau pasti penyebab lo sekarang jadi diam kayak gini. Tapi gue bisa lihat dari sorotan mata lo Pril. Lo sedih kan Pril karna lo udah ngusir Ali tadi? Gue tau pril. Tapi seenggaknya lo biarin Ali disini buat nemenin lo" ucap Teresa pelan namun langsung diberi respon oleh Prilly dengan tatapan tajamnya.

"Ter, inget ya! Gue itu udah gak ada apa apa lagi sama Ali. Jadi lo gak usah sangkutin gue sama Ali mulu lah. Argghh gue males ngomongin dia!" Ujar Prilly.

Mendengar ucapan Prilly, Teresa hanya diam sembari menatap Prilly dengan tatapan sulit diartikan. Teresa menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo belum sadar pril! Suatu saat lo pasti sadar dengan ucapan lo sendiri"

* * *

Ali memarkirkan mobilnya di halaman rumah Tante Sarah yang luas. Lelaki itu dengan cepat menutup pintu mobilnya dan berlari menghampiri rumah Tante sarah. Ali memencet bel berkali kali. Rasanya lelaki itu sudah gemas sampai akhirnya Tante Sarah membukakan Pintu.

"Ali? Ngapain lagi kamu kesini?" Wanita paruh baya itu langsung memandang Ali tak suka.

"Tante, please tante jelasin ke Ali dengan sebenarnya apa yang terjadi sama Vanessa tante? Ali tau, tante pasti nyembunyiin sesuatu kan tante?"

"Ali kamu ini apa apaan sih! Vanessa ya Vanessa!" ucap tegas Tante Sarah. Ali menggeleng pelan. Lelaki itu tetap bersikeras untuk meluluhkan hati Tante Sarah agar wanita itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Tante, tante gak bisa nyembunyiin sesuatu yang pantas untuk Vanessa ketahui. Kasihan Vanessa tante, dia sudah meninggal tetapi masih ada banyak rahasia yang belum Vanessa ketahui!" ujar Ali membuat Tante Sarah bungkam. Wanita setengah baya itu tampak berfikir keras.

"Oke, tante bakalan jelasin"

* * *

"Hahaha" suara gelak tawa Prilly dengan seorang pria di taman rumah sakit ini dengan kursi rodanya. Entah apa yang membuat gadis itu akhirnya dapat tertawa selepas itu.

"Gila gila! Jadi bener kamu nginjek kaki tante menor itu sengaja? Terus terus kamu ketahuan?"

"Ya nggak lah. Aku pura pura main hape, terus si tante-tante menor itu malah marahin temen aku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KesedihankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang