Prilly membuka laci. Ia mencari obat yang biasa diminumnya. Dadanya sudah begitu sakit. Prilly memegang dadanya sendiri dengan tangannya dan tangan satunya mencari sesuatu di laci. Prilly menahan sakitnya. Ia menemukan tempat obat berbentuk tabung kecil berisi obat berwarna kuning dan orange. Prilly segera meminumnya cepat. Prilly menaruh kembali gelas yang berisikan air putih sehabis diminumnya tadi. Ia menghembuskan nafasnya pelan. Prilly kemudian menyenderkan kepalanya pada kepala ranjang. Tiba tiba ponselnya berbunyi. Ia segera mengambilnya.
"Hallo?"
"Halo sayang? Kamu kok suaranya serak gitu?"
"Emm.. Aku gakpapa kok. Cuman lagi batuk aja"
"Beneran cuman batuk? Aku udah apal loh kalo kamu bohong. Jujur sama aku sayang"
"Akuu... tadi penyakitku kumat lagi"
"Tuh kan? Tapi kamu gakpapa kan?"
"Aku gakpapa kok, tadi udah minum obat pereda nyeri yang dikasih sama dokter"
"Ohh yaudah, aku kesana sekarang yaa"
"Tap-"
Tut Tut
Belum Prilly menjawab, Ali langsung memutuskan sambungan. Prilly menghembuskan nafasnya berat.
* * *
Ali meraih jaketnya dan mengambil kunci motor di laci.
"Mau kemana den?" tanya bik Siti dengan membawa kemoceng ditangannya. Ali menghentikan langkahnya.
"Ke rumah Prilly bik" jawab Ali sambil memakai jaketnya. Bik siti mengangguk paham dan berlalu pergi. Ali berjalan menuju motornya yang terparkir di garasi. Segera Ali menaiki motor ninja nya dan menancap gas.
* * *
Ali memarkirkan motornya di depan perkarangan rumah berwarna putih itu. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu. Ali mengedarkan pandangannya. Suasana tampak sepi. Biasanya setiap Ali kerumah Prilly terlihat beberapa anak tetangga yang bermain.
Tok tok
Ali mengetuk pintu rumah Prilly. Taklama Prilly membukakan pintu. Ali tersenyum manis pada Prilly.
"Ali? Li, aku udah gakpapa kok, suer deh. Kamu gak perlu repot repot dateng kerumah aku" ucap Prilly.
"Emang aku gak boleh dateng kerumah pacar aku?" tanya Ali sambik mengelus pipi Prilly dengan satu tangannya. Prilly memegang tangan Ali yang berada dipipinya.
"Pril, dengerin aku ya, aku sayang sama kamu pril. Aku cuman gak mau kamu kenapa kenapa sayang" ucap Ali kemudian mendekap Prilly. Ali melonggarkan pelukkannya lalu menatap Prilly dan mengelus pipi Prilly lembut. Prilly tersenyum tulus melihat Ali.
"Ikut aku yuk, kita ke suatu tempat yang indah. Gak enak kalo disini lama lama, takut dicurigai tetangga" ucap Ali kemudian tertawa kecil. Prilly masih melingkarkan tangannya pada pinggang Ali. Ia menautkan alisnya. Kemana lagi ali akan mengajaknya? Ali selalu memberi kejutan kejutan tak terduga kepadanya.
"Yaudah sebentar aku ambil tas aku dulu" ucap Prilly kemudian berlari kecil masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas. Tak lama, Prilly pun kembali dengan tas selempangnya.
"Yuk"
Ali menaiki motornya dan memasang helm pada kepalanya. Prilly menekan pundak Ali saat naik kemotor hitam Ali agar tidak jatuh. Prilly membenarkan jaket kulit hitam yang dipakainya. Ali meyalakan mesin motor.
"Pegangan dong...nanti jatuh" ucap Ali kemudian menarik pelan tangan Prilly agar memeluk pinggangnya. Prilly terkekeh kecil.
"Hemm.. Modus wlee" Prilly menjulurkan lidahnya pada Ali lalu tertawa. Ia menaruh dagunya pada pundak Ali.