Ali menatap makanan yang ada diatas meja makan sederhana ini. Prilly sibuk membantu bunda ully menyiapkan makan siang. Ikan lele goreng, nas putih, toge oseng, dan sambal terasi. Bagi Ali ia memang pernah mendengar dan melihat makanan makanan ini, namun Ali tak pernah mencobanya. Memang Bunda dan Ayah mempunyai selera yang sama, begitupun juga Prilly. Tak ada makanan khas ambon memang, karna inilah makanan favorite Ayah, bunda, juga Prilly.
Prilly mengambil posisi duduk di sebelah Ali kemudian menyenggol lengan Ali pelan dengan sikutnya.
"Kamu mau yang mana? Masakan bunda itu bagi aku sama ayah, masakan paling enak. Ketagihan deh kalo udah nyicipin" ucap Prilly. Ali menggigit bibirnya sendiri.
"Pril, yakin ini enak?" bisik Ali pelan. Prilly mengerutkan dahinya.
"Kalo kamu gak percaya, sini aku ambilin" Prilly langsung menyendok nasi dan semua lauk pauk yang ada di meja membuat mata Ali sontak membulat.
"Nih" Prilly memberikan nasi pada Ali. Ali menganga.
"Pril-"
"Udah makan aja" potong Prilly cepat sebelum Ali menyelesaikan kalimatnya.
"Kalian kenapa sih? Kok bisik bisik gitu?" tanya Ayah yang sedari tadi menyantap makanannya namun sedikit heran dengan Ali juga Prilly.
"Emm.. Ini yah, tadi Ali bilang mau cobain semua masakan bunda" sahut Prilly membuat mata ali sontak membulat.
"Eh-"
"Oh silahkan li. Ayah yakin kamu suka sama masakan bunda" ucap Ayah.
"I..iya yah" ucap Ali tak yakin. Prilly tertawa kecil melihatnya.
* * *
"Darinnnnnn!!!" pekik Prilly dan langsung berlari kecil menghampiri sahabatnya kemudiab memeluknya erat. Darin adalah sahabat Prilly sejak kecil. Darin membalas pelukan Prilly.
"Aaaaa prillyyy. Kamu tuh ngapain aja di jakarta? Sering sering dong kesini" Darin melepas pelukannya.
"Yaa aku kuliah lah"
"Yaudah, yuk duduk disini dulu" ajak Darin kemudian membawa Prilly duduk di kursi depan rumah Darin. Mereka pun mengobrol ngobrol kecil sambil sesekali tertawa.
"Eh yaa btw gimana sama hubungan kamu dan Fatar?" tanya Prilly tiba tiba membuat raut wajah Darin berubah sendu dan menunduk, namun seketika Darin menoleh ke Prilly dan tersenyum paksa.
"Aku sama dia udah gak ada hubungan apa apa lagi pril. Kita putus secara baik baik kok. Lagian juga kita berdua udah merasa gak cocok kayaknya. Mungkin juga, Fatar udah gak nyaman lagi sama aku. Dan dia lebih pilih Selly yang aku pikir lebih baik dari pada aku" ucap Darin dengan senyumnya. Senyum terpaksa tepatnya. Prilly tak mudah percaya dengan ucapan Darin barusan. Prilly menatap mata Darin dalam dalam. Yang ia yakin masih ada tatapan cinta Darin terhadap Fatar.
"Kamu masih mencintai fatar?"
"Engg.. Ya enggak lah. Kan aku udah bilang ily, kalo aku dan Fatar udah merasa gak cocok lagi" Darin masih saja berusaha tak melihat mata Prilly dan menatap arah lain.
"Kamu gak bakat bohong Darin, aku masih lihat dari mata kamu" ucap Prilly.
"Wajar kalo kamu masih ada perasaan sama Fatar. Gak semua orang bisa gampang move on gitu aja... Aku yakin kalo kamu bakalan dapet yang lebih baik lagi dari Fatar" lanjut Prilly.
"Aminnn... Makasih ilykuuu" balas Darin langsung memeluk Prilly.
* * *
"Duhh... Prilly kemana ya?Pergi kok gak bilang bilang" gerutu Ali kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah ruang tengah.