NOTE: TYPO.
"Kalian semua akan bermain game berkelompok yaitu mencari bendera masing-masing kelas"
Ucap Guru pembina tersebut sambil memberi arahan kepada kami.
Kami akan bermain cari bendera masuk hutan gitu berkelomponya 1kelas.
"Woi kita harus menang ya jangan malu-maluin kelas kita yang selalu juara berturut-turut"
Ucap Romy yang nobatenya sebagai ketua kelas.
Team kami sudah siap-siap dan game pun dimulai
Aku dan Oche jalan bersama sambil melihat kiri kanan.Bisakulihat Chika sedang berjalan disamping Gio.
Lengket amat macam perangko-,
Kenapa juga otak gue ini, merekakan memang dekat jadi buat apa dicemburuinGila memang osis yang ngurus nih permainan, masuk hutan malah malam lengkaplang ngerinya.
Bisa kurasakan ada yang mencolek bahuku dan ternyata itu Gio.
"Capek?"
Tanyanya aku tak menjawab malah mengangguk saja.
"Gio aku capek"
Ucap Chika dengan suara dibuat seSexy mungkin iuwww sumpah deh.
"Yaudah mau gimana lagi aku juga capek kok"
Tanpa kusadari mereka sudah jalan didepanku dan Oche.
"Cemburu ya"
Bisik Oche yang kuhadia cubitan ringan ditanganya.
Gio berjalan didepan Oche dan Chika berjalan didepanku, uh kalau aku jahat udah ku tendang nih saudara tiri gak tau diri.
"Awwwww"
Teriak Chika yang jatuh kesungkur dan entah apa sebabnya.
"Aduh kamu Vinra, kalau gak suka sama aku jangan main dorong dong ini licin loh, tengok nih kakiku berdarah"
Ucapnya sambil menangis tersedu-sedu menatapku yang hanya bisa melongok.
"Sudah-sudah semua tetap lanjutkan jalannya, biar Chika,Gio,Vinra sama Oche bantu bawa Chika ke Camp kita"
Ucap guru pembina, aku tak menyangka kalau Chika pandai menuduhku.
Kulihat semua orang menatapku dengan tatapan yang tidak suka, woi dia cuma akting kali, gue gak ngapa-ngapain.
Gio menatapku tak percaya, dengan muka yang menahan air mata aku berbicara dengannya.
"Mau nuduh aku yang salah? Silakan aku gak peduli?"
Ucapku pergi dari hadapan Gio dan chika, sekaligus dususul oleh Oche.
Aku gak melakukan apapun, dan malah aku yang dituduh
Air mataku mulai jatuh.
Aku nangis bukan karena Chika aku nangis karena tatapan kekecewaan yang diberikan Gio tatapa itu mengingatkanku dengan tatapan mama saat aku tak memilih hidup dengannya.
Aki benci bila diberi tatapan seperri itu, aku rasa aku seperti orang yang mengecewakan.
Bisakah dikit saja hidupku penuh dengan kebahagian.
Apa ini namanya sakit hati?
Aku pun tak tahu.
a/n
Makasih udah baca maaf singkat.
LOVEREADERS♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinrania's Love Story
RomanceDari dulu aku tidak pernah tahu apa itu cinta. Bagiku cinta itu hanya ada di novel-novel romantis. Kalau benar adanya cinta, orang tuaku tidak mungkin pisah. Dan aku tidak harus merasakan kesepian tanpa orang tua. menurutku cinta itu bulshit, hanya...