DUA

639 31 0
                                    

Salsha menghela napas melihat lembaran kertas yang ada dimejanya. Kertas itu baru saja diberikan oleh Pak Tono guru matematikanya karena Salsha lupa mengerjakan PR, maka hukumannya adalah mengerjakan 50 soal matematika. Lima kali lipat banyaknya. Hebat bukan? Kurang baik apa lagi Pak Tono? Pokoknya Salsha cinta banget deh, sampai-sampai ingin rasanya mengempiskan perut Pak Tono yang makin hari makin buncit itu.

Jika dalam satu minggu tidak dikumpul, maka nilai merah lah yang akan Salsha lihat dirapotnya. Dan Salsha tidak mau itu terjadi. Dengan sangat terpaksa Salsha harus mengerjakan soal-soal itu, bagaimana bisa Pak Tono tega memberikan Salsha soal sebanyak itu, bila 10 saja tidak ia kerjakan. Salsha sangat payah matematika. Lebih tepatnya payah dalam semua mata pelajaran.

Di kelas hanya ada dirinya, karena yang lain sudah menikmati jam istirahat entah kemana bahkan Reva pun tidak ada, ke kantin mungkin.

Tiba-tiba terdengar langkah seseorang masuk kelas. Salsha mendongakan kepalanya dan senyumnya seketika mengembang, buru-buru dia menghampiri laki-laki yang baru masuk itu.

"Aku dihukum!” Salsha mengadu. “Disuruh pak Tono ngerjain 50 soal matematika." Ia menunjuan lemabaran kertas yang berisi soal-soal. Lawan bicaranya bergeming, menatap Salsha dengan tatapan 'Terus peduli gue apa?'

"Kamu bantu aku ngerjain ini ya, aku nggak bisa." Salsha menggandeng lengan laki-laki itu tanpa sungkan, seolah-olah ia adalah pacarnya.

"Daniel bantuin aku ya, ya, ya." tatapan Salsha mulai memelas. Daniel memutar bola matanya dengan malas. Selalu seperti ini sikap gadis bodoh ini.

"Salah lo kenapa nggak ngerjain PR! Dan itu bukan urusan gue." Daniel akhirnya bersuara.

"Aku nggak bisa, bantuin aku ya." Tapi laki-laki disampingnya tidak menggubris sama sekali, Daniel malah menempelkan headset ke telinganya, sembari memejamakan mata. Menganggap Salsha hanya angin lalu.

Astagaaa Daniel ganteng banget kalo lagi kaya gitu! batin Salsha histeris, buru-buru Salsha mengeluarkan ponselnya dan...

'Cekrek'

Salsha sudah memotret Daniel, hasilnya sangat bagus dan langsung Salsha jadikan Wallpeper di ponselnya. Salsha hanya duduk diam sambil menatap Daniel yang sedang memjamkan mata, sangat damai.

***

Pulang sekolah Salsha berjalan dibelakang Daniel mengikutinya yang terus melangkah, koridor ramai oleh siswa-siswi yang akan pulang tetapi Salsha seakan tidak peduli dengan tatapan aneh disekelilingnya.

"Jangan cepet-cepet jalannya." Seru Salsha sembari terus melangkah berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Daniel.

Tapi Daniel sama sekali tidak perduli dengan racauan gadis dibelakangnya itu, menoleh pun dia enggan.

'Mau apa lagi sih itu cewek' geram Daniel dalam hati, sungguh dia sangat kesal dengan sikap gadis bodoh yang ada dibelakangnya.

"Daniel!" Kata Salsha lagi, tapi Daniel tidak menoleh sama sekali. Salsha pun mempercepat langkahnya dan menggapai lengan Daniel. Daniel menatap tangan yang menempel dilengannya dengan tatapan datar.

"Ajarin aku matematika, ya." Mohon Salsha kepada Daniel, entah ini untuk keberapa kalinya gadis itu memohon. Namun Daniel tidak bersuara.

"Aku mohon." kata Salsha tetap megglayuti lengan Daniel dengan tatapan memelas.

"Lepasin! gue mau balik." kata Daniel yang masih memasang wajah datar.

"Tapi kamu harus bantuin aku ngerjain tugas dari pak Tono. Aku nggak ngerti, ajarin aku ya." kata Salsha lagi.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang