EMPATBELAS

360 17 0
                                    

Seperti yang sudah dijanjikan, Daniel menjemput Salsha dirumahnya tepat jam tujuh malam.

"Mau kemana sih?" Tanya Salsha untuk kesekian kali, namun tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Daniel hanya tersenyum dan menjawab 'liat aja nanti'.

Malam ini Salsha memakai kaus hitam lengan pendek dan celana jeans, tidak lupa juga sepatu kets kesayangannya menghiasi kakinya, dandanan ala remaja kebanyakan. Bukan apa-apa, Salsha khawatir kalo dia salah kostum. Bagaimana kalo Daniel mengajaknya keacara resmi? Nggak lucu banget kan kalau sampai salah kostum, tapi melihat pakaian Daniel sama kasualnya dengannya membuatnya sedikit lebih tenang.

Selama perjalanan sama sekali tidak terjadi percakapan. Daniel fokus menyetir dan menatap lurus kedepan. Salsha lebih tertarik memperhatikan jalanan diluar kaca mobil, memperhatikan banyak lampu-lampu cantik yang menyala ketika malam hari.

Mobil yang dikendarai Daniel berhenti di dekat pemukiman padat, tidak ada mobil lain ditempat mereka berhenti namun puluhan sepedamotor sudah berjejer dengan rapi. Sepertinya itu tempat parkir.

Salsha menatap sekeliling, biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa. Lalu untuk apa Daniel mengajaknya kesini.

"Kita ngapain kesini?" Daniel tidak menjawab, dia malah menarik tangan Salsha berjalan melewati gang kecil diantara pemukiman padat. Salsha megernyit bingung.

Setelah berjalan 500 meter, mata Salsha berbinar penuh minat. Dia baru tau alasan Daniel mengajaknya kesini.

"Pasar malam?" Salsha menatap Daniel yang sedang mentapnya, dia mengagguk. "Gimana? Kamu suka?" tanya Daniel, Salsha mengagguk antusias.

Didepannya kini ada pasar malam dengan stan-stan wahana yang menarik dan dupenuhi antriam pengunjung. Salsha senang bukan main, siapa sangka dibalik pemukiman dan jalan sempit ada pasar malam.

Salsha tidak pernah menduga dibalik sikap dingin seorang Daniel ternyata dia tau banyak hal-hal yang tidak pernah dia duga. Tebing itu misalnya.

"Siap main?" Daniel tersenyum sambil mengangkat alisnya seolah bertanya.

"Ayo!" Salsha menghiraukan Daniel, dia malah menarik tangan Daniel tak sabaran. Gadis itu sangat antusias, pasalnya ia sudah lama tidak ke pasar malam. Kalau tidak salah, terakhir dia ke pasar malam saat dia masih SMP bersama Mama dan Papa nya. Sudah lama sekali.

***

"Ayo dong, pasti bisa kok!" Salsha menyemangati Daniel. Cowok itu sedang mencoba menjatuhkan tumpukan kaleng didepan sana. Sudah tiga kali Daniel mencoba tapi tidak ada yang berhasil. Tujuannya hanya satu, boneka beruang besar yang terpampang disamping stan.

Daniel melemparkan bola ditangannya, tapi malah hanya satu kaleng yang jatuh.

"Satu kali lagi ya." Sasha mengagguk, lalu Daniel menukarkan uang dengan tiga bola yang meyerupai bola pingpong.

Laki-laki itu menatap lurus ke arah tumpukan kaleng di depan sana. 'Bugh' Daniel melempar bola pertamanya, dan nyaris mengenai tumpukan kaleng itu. Hanya nyaris. Lalu dia melempar bola keduanya, tapi meleset jauh dari kaleng. Terdengar helaan napas kecewa dari Salsha.

"Kayaknya aku emang bukan pelempar yang bagus."

"Kan masih ada satu lagi." Kata Salsha optimis.

"Sekali lagi. Kalo tetap nggak kena juga, ya udah." Salsha mengagguk.

Daniel mengelus bola itu sekilas lalu melemparkannya.

'PRAK'

Tumpukan kaleng didepan sana terjatuh semua, tidak ada satupun yang bertahan.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang