Part 1

244 12 6
                                    

Pagi ini sekolah terlihat sama seperti biasanya. Membosankan. Lebih membosankan dari biasanya.

Biasanya dia sudah duduk manis di bawah pohon, pada jam saat ini. Aku juga tak menemukannya saat berjalan di koridor sekolah.

Biasanya aku melihat dia yang berjalan melewatiku sambil menggantungkan headset di telinganya.

Tapi hari ini sama sekali tak kutemukan kehadirannya. Tidak sekalipun ada di pohon rindang sekolah tempat biasa dia menyendiri.

"Sena! Lo gue cari kemana-mana taunya disini." Sahabatku yang satu ini selalu mengikutiku kemana pun aku pergi.

Megita Adiska.

Megi. Aku lebih suka memanggil nama depannya. Lebih singkat.

"Apaansi lo Meg, ganggu tau gak?"
Dan sebuah tangan melingkar di bahuku

"Cie, mana kekasih lo? Tumben gak masuk sekolah." tangan kanan yang awalnya berada bahuku langsung kulepaskan begitu saja.

"Udah berapa kali sih, Meg. Gue udah bilang dia bukan pacar gue." aku langsung berlalu begitu saja meninggalkan Megi dibelakangku.

"Sena! Mau kemana? Tungguin gue!"

¢ΠΠΠΠΠΠΠΠ¢

Ting tong... Ting tong...

"Huaaaah... Akhirnya waktu 8 jam berakhir juga." kebiasaan Megi yang selalu meregangkan seluruh tubuhnya ketika jam pelajaran berakhir. Dan tak lupa. Menguap.

Sambil menyenggol pundakku "Sen, jalan yuk." lihat dia, menaik-naikkan alisnya menandakan dia sedang bosan dengan rutinitas sekolah yang begitu-begitu saja.

"Jangan lama-lama, Meg. Lo gak inget kita ada les hari ini."

"Oh iya, gue lupa! Sekali-kali bolos gapapa laah.."

Megita termasuk gadis yang pandai, tanpa les saja menurutku ia bisa menjadi juara kelas. Namun, rasa malas selalu menguasai dirinya.
Tidak sepertiku yang mau sampai kapanpun belajar ditambah les hanya begitu-begitu saja. Hanya puas di peringkat 10 besar.

Kenapa jadi bahas si Megi?

"Yauda yuk"

¢ΠΠΠΠΠΠΠΠ¢

Aku dan Megi sudah sampai di cafe tempat biasa kami menghilangkan penat nya sekolah.

"Lo pesen apa, Sen?"

"Samain kayak lo aja deh, Meg."

Menunggu Megi yang membawakan pesanan, di meja seberang kulihat sosok yang seharian ini sangat ku rindukan.

Dia

Sedang apa dia disini? Kenapa gak sekolah? Padahal dia memakai seragam sekolah.

Kulihat dia terpaku pada laptop di depannya. Fokusnya tak teralihkan apapun. Bahkan aku yang saat ini berhadapan dengannya, meski pada meja yang berbeda.

Seenggaknya nengok ke gue dikit kek.

"Nih, lo liatin apa sih, Sen?" kedatangan Megi mengganggu kegiatanku. Bagaimana tidak, ia duduk di depanku sehingga menutupi priaku dengan tubuhnya. Hergh..

Dan tiba-tiba saja dia menutup laptop dan berdiri bersiap-siap ingin pergi.

Loh..loh.. Mau kemana?

Seketika terdengar bunyi suara pintu cafe terbuka dan tertutup kembali.

Pandanganku kosong melihat kepergiannya begitu saja.

"Cogan gue barusan pergi, Meg."

¢ΠΠΠΠΠΠΠΠ¢

26 November 2015

InsensibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang