Part 5

141 9 2
                                    

↑Zareka Geovadil Brimantama in mulmed↑

Gimana Reka nya? Udah ganteng? Kurang frigid ? Susah cari yang pas :v

--------++--------

"Lo harus tanggung jawab, Sena."

Bagai tersengat listrik, darahku berdesir saat kulitnya menyentuh kulitku.
Aku membeku.

"Lo harus temenin gue disini." tangan hangatnya masih belum melepaskan pergelangan tanganku. Darahku seakan mendidih. Hal kecil seperti ini.

Tidak.

Tidak kecil untukku. Ini suatu hal yang..
Jarang terjadi. Atau bahkan tak pernah Reka lakukan pada siapapun, dan kapanpun. Aku mengenal dirinya. Dia bukanlah pria manja seperti saat ini.

Aku tahu, ini hanya bentuk tanggung jawabku yang telah membuatnya sakit. Tapi ini semua bukan seluruhnya kesalahanku.

"Ta..tapi, Ka. Gue..gue ada tugas dari Bu Ratmi yang belum gue selesain." kataku gugup.

Tak menggubris pernyataanku ia justru menutup kedua matanya, dan tentunya masih dengan menggenggam pergelangan tanganku.

Sedikit kutarik tanganku justru membuatnya mengeratkan genggamannya itu.

Bisa apa gue kalo udah diginiin.

"Tapi, Ka. Anu.. Ini tangan gue lepas dong." pintaku yang langsung dilepaskan olehnya.

Setelah 30 menit menunggunya, terdengar suara dengkuran halus yang kuyakini berasal darinya.

Gue harus cepet-cepet balik ke kelas, nih. Bu Ratmi bisa ngamuk kalo gue telat masuk kelasnya.

"Assalamu'alaikum." ucapku sambil masuk kedalam kelas.

Seketika itu semua pandangan seisi kelas tertuju padaku, termasuk salah seorang wanita yang sedang berdiri di depan kelas. Tatapan horror ia tujukan padaku.

Kulangkahkan kakiku mendekatinya bermaksud untuk mencium tangannya, namun..

"Kamu itu dari mana, Sena?!! Kelas dimulai 30 menit yang lalu! Dan kamu baru datang sekarang?! Memangnya ini sekolahan mbahmu??!!" cecarnya.

"Maaf, Bu. Tadi tiba-tiba perut saya mules. Dari pada bolak-balik dari kelas ke kamar mandi, mending saya nunggu di kamar mandi aja sekalian, Bu." elakku.

"Banyak alesan kamu!! Untung hari ini mood saya lagi baik, yah. Coba kalo enggak, bisa saya keluarkan kamu dari kelas saya. Duduk!"

Keberuntungan berpihak pada gue. Untung gak disuruh keluar kelas, mau di taruh mana muka gue?

"Makasih, Bu."

Baru meletakkan pantat ke kursi, Megi sudah memberiku banyak pertanyaan.

"Lo dari mana aja? Katanya tadi cuman ngasih jas hujan ke Reka? Tapi kok gak balik-balik? Habis ngapain lo? Hayo?!" cerocosnya.

"Mbak!! Itu suaranya tolong dijaga ya. Mengganggu ketenangan!!" ujar Bu Ratmi yang sedang menulis di papan.

Langsung ditutupnya mulut Megi secara spontan.

"Iya, tadi si Reka ada di UKS trus dia minta gue buat nemenin." jelasku dengan suara yang kukecilkan volumenya.

"Ih, kok Reka manja?"

"Gatau, katanya sih gue harus tanggung jawab karna udah bikin dia sakit."

"Ih, kok gitu?"

"Ya gak tau, tanya aja sama orangnya. Dah ah, gue kerjain tugasnya Bu Ratmi dulu, ntar keburu selesai jam nya."

InsensibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang