"The one who gives you happiness that you can not explain will always be a reason of your sadness that you can not explain."
_Anonymous
_____________________________________________________________
Author's POV
Laki-laki itu berteriak sekali lagi, dan kembali memukul orang yang sedang berdiri di depannya. Membuatnya tersungkur dengan darah mengalir dari bibirnya.
"Katakan di mana dia?!" Bentaknya marah.
Laki-laki yang tersungkur itu bangkit sambil mengusap sudut bibirnya. "Sudah kukatakan jika aku tidak tahu." Jawabnya. Jawaban yang sama, selalu sama.
"Jangan membohongiku! Katakan di mana dia Adam!" Suara itu terdengar marah, mulai habis kesabaran.
"Kalau pun aku tahu, aku tidak akan mengatakannya padamu." Adam terbatuk. Dalam hati dia meminta maaf pada Moon Goddess karena sudah melawan perintah Alpha-nya yang juga adalah sahabatnya.
Ya ... Alpha-nya. Alpha dari Silver Stone Moon Pack. Aradi Paradima.
"Brengsek!" maki Aradi sambil meraih kerah kemeja Adam. "Aku tahu kau tahu di mana dia berada Adam. Jangan coba membodohiku." Desis Aradi penuh amarah.
"Sebenarnya apa masalahmu Aradi? Kenapa kau harus repot-repot menanyakan dia?" Adam bahkan sudah memanggil namanya saat ini.
Aradi mengerutkan dahinya, bibirnya terkatup rapat sebelum dia menjawab. "Karena dia ... mate-ku."
Adam tertawa mengejek. Entah keberanian dari mana sampai dia bisa berbuat sekurang ajar itu pada Alpha-nya sendiri. Tapi, dalam pikiran Adam saat ini adalah bahwa laki-laki itu--Aradi--pantas mendapatkannya.
"Maksudmu mate yang sudah kau tolak?" Tanya Adam menyindir sekaligus mengingatkan.
Genggaman tangan Aradi mengencang di kerah kemeja Adam, tapi Adam sama sekali tidak takut. Dan sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Aradi, pertanyaan yang sama sejak tiga minggu lalu.
Sejak Chara meninggalkan kami, pikir Adam. Meninggalkan Amanda. Mengingat Amanda membuat Adam semakin yakin untuk tidak memberitahukan informasi apa pun pada Aradi. Gadis itu bahkan masih sering menatap sedih fotonya bersama Chara. Aradi tidak hanya menyakiti Chara, tapi dia juga ikut menyakiti Amanda. Dan hal itu membuat Adam semakin geram.
"Aku tidak butuh kau mengingatkanku Adam. Aku tahu aku salah, karena itu aku-"
"Kalau begitu renungilah dulu kesalahanmu itu Aradi." Adam memotong ucapan Aradi.
Sejenak mereka sama-sama terdiam. Aradi melepaskan cengkeramannya pada kerah kemeja Adam. Adam mundur selangkah, mau tidak mau penampilan Aradi membuat Adam menatapnya lekat.
Aradi memang masih tetap Alpha terkuat. Tampan dan gagah. Hanya saja telah banyak yang berubah, dia menjadi lebih kurus. Penampilannya tidak rapi, sering kali Adam mendapati wajah Aradi tampak kusut dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Bahkan Aradi yang selalu tampil bersih, kali ini membiarkan rahangnya ditumbuhi bakal bulu halus. Singkatnya, Aradi tampak kacau saat ini.
Dan itu semua karena Chara, pikir Adam. Ah, andai kau tahu Chara ... rasa sakitmu mulai berbalik padanya saat ini.
"Aku hanya ingin tahu di mana dia Adam. Aku ingin memperbaiki kesalahanku." Aradi berucap pelan. Matanya tepat menatap Adam. Aradi memang tidak mengucapkannya langsung, tapi hanya dari tatapannya saja, semua orang dapat melihat jika Aradi sedang memohon saat ini.
Tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa mengkhianati orang yang aku cintai. Dan orang yang disayangi oleh orang yang aku cintai. Bayangan Amanda kembali hadir di pikiran Adam. Gadisnya itu banyak berubah sejak kepergian Chara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mina ✓
Người sóiChara memiliki mate, tapi karena kesalahpahaman, mereka berpisah. Jadi, Chara memutuskan pergi untuk menyelamatkan hatinya yang penuh luka, bertemu dengan orang baru, bersiap memulai hidup bahagia, tetapi masa lalu kembali datang layaknya hantu. * *...