"Cinta begitu sabar, cinta begitu baik.
Cinta tidak pernah iri, cinta tidak pernah marah, cinta tidak pernah congkak.
Cinta tidak pernah kasar, cinta tidak pernah egois, cinta tidak mudah dendam, cinta tidak pernah mengingat kesalahan.
Cinta tidak pernah bahagia dalam kejahatan tetapi gembira dalam kebenaran.
Cinta selalu melindungi, selalu percaya, selalu berharap dan selalu menjaga."_Corinthians
_______________________________________________________________
Lucian's POV
'Bunuh laki-laki itu! Jika kau tidak mau, biarkan aku yang melakukannya!' Kalimat itulah yang langsung keluar dari mulut Alec ketika mendengar Moreno mengatakan akan merebut Chara dari kami, dan menjadikannya luna di pack-nya sendiri.
"Jangan pernah berpikir kau akan bisa merebut Chara dariku." Aku mengucapkannya sambil berusaha meredam emosi yang kutahu sebenarnya percuma. Karena hanya tinggal menghitung detik sebelum aku habis kesabaran dan membiarkan Alec keluar untuk menghabisi lelaki itu. Sejenak aku melirik ke arah Aradi, peringatan yang barusan aku katakan juga berlaku untuknya.
"Kau hanya memiliki sedikit warrior Lucian." Aradi mencoba mengingatkanku, walaupun dia sendiri sebenarnya juga demikian, tidak banyak warrior yang ikut bersamanya.
"Aku tidak peduli." Jawabku cepat. Aku benar-benar sudah tidak peduli jika harus menghadapi Moreno dengan kekuatan yang tidak seimbang ini, rencana untuk mengulur waktu dan menunggu warrior dari pack Keenan datang tidak terpikirkan lagi olehku. Kesabaranku sudah terkikis habis atas semua yang Moreno katakan.
Tidak cukup hanya Aradi yang berniat mengambil Chara dariku. Kali ini muncul lagi seorang laki-laki yang mengklaim akan menjadikan Chara sebagai Luna-nya. Suatu saat aku akan menuntut penjelasan atas ini semua Moon Goddes, dan aku harap kau menjawabnya dengan alasan yang tepat.
Aku melihat Moreno sedikit memiringkan kepalanya, tersenyum samar. "Kalau begitu, bukankah ini saatnya kita membuktikan siapa yang paling kuat di antara kita?" Dia menatap ke arahku dan Aradi bergantian. "Siapa yang bertahan sampai akhir, maka dialah yang pantas mendapatkan Chara." Moreno langsung memutuskan dengan sepihak.
"Baik jika itu yang kau inginkan. Aku pastikan jika aku sendiri yang akan mencabut jantungmu keluar." Jawabku. Aku dapat mendengar bagaimana Alec mengaum dengan keras di dalam sana, setuju dengan apa yang aku katakan.
"Ayo kita buktikan!" Tantang Moreno.
Emosi Alec benar-benar tersulut. Secepat Moreno berganti shift, secepat itu juga Alec mengambil alih tubuhku dan menerjang ke depan. Saling menerkam dengan sesosok wolf milik Moreno. Suara geraman terdengar mengaung di udara, menyentak semua orang yang ada di sana. Dan aku melihat jika para warrior di belakang kami juga sudah saling menyerang.
Aku tidak ingat sudah berapa lama kami semua mencoba untuk saling membunuh, sampai kemudian aku mendengar suara Chara. Yang memanggil namanya, melupakanku. Tidak mencemaskanku seperti biasanya.
"Aradi! Jangan, kumohon jangan. Kau tidak boleh melakukannya." Aku dapat merasakan emosi Alec semakin memuncak seperti halnya diriku saat mendengar nada cemas Chara yang bukan ditujukan untuk kami. Aradi ...
Selanjutkan aku tidak mendengar lagi apa yang dikatakan Chara. Atau jika boleh jujur, aku memilih untuk tidak mendengarkannya. Tidak siap jika harus mendengar wanita yang kucintai begitu mengkhawatirkan laki-laki lain, mengabaikanku. Sampai kemudian..
"HENTIKAN!!!"
Aku mendengar sebuah suara asing berteriak, entah apa yang terjadi karena angin tiba-tiba bertiup dengan kecang mematahkan dahan dan ranting pohon. Aku juga melihat bagaimana tanah tempat kami berpijak bergerak, membuat bebatuan dan pepohonan yang telah tumbang turut bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mina ✓
WerwolfChara memiliki mate, tapi karena kesalahpahaman, mereka berpisah. Jadi, Chara memutuskan pergi untuk menyelamatkan hatinya yang penuh luka, bertemu dengan orang baru, bersiap memulai hidup bahagia, tetapi masa lalu kembali datang layaknya hantu. * *...