"Don't look at the past with regret ...
Don't also see the future with fear ...
But look around you with full awareness."
_James Thurber
____________________________________________________________
Author's POV
3 Tahun Kemudian ...
Air di dalam kolam renang yang luas itu tampak beriak pelan. Siluet bayangan di balik permukaan airnya terus bergerak, dengan indah, dan juga gemulai. Hampir setengah jam dia di sana, dan belum menunjukkan tanda-tanda kelelahan sedikit pun.
Seorang laki-laki yang duduk di kursi santai di dekat kolam renang tampak menatap ke arah bayangan itu dengan tajam. Sesekali dia menyesap minuman yang dipegangnya dengan mata menjelajah ke arah sekitar, dengan tatapan memperingati kepada para pengawal yang berjaga di sana.
Jika ada yang kedapatan melihat ke arah seseorang yang sedang berenang itu olehnya, mata itu akan langsung menyipit dengan berbagai umpatan yang keluar dari mulutnya. Seperti sekarang ...
"Tidak adakah yang bisa kau lihat selain ke arahnya? Aku menugaskanmu untuk berjaga, bukan menikmati pemandangan!" Bentakan itu dibarengi dengan suara bantingan gelas yang barusan dipegangnya ke atas meja.
Penjaga yang barusan dibentak itu tampak terkejut dan buru-buru meminta maaf. Laki-laki itu mendengus.
"Tuhan, tolong berikan aku kesabaran yang lebih besar untuk menghadapi ini." Ucapnya sambil menarik napas lelah dan menyandarkan tubuhnya.
"Kenapa? Persediaan kesabaranmu mulai menipis?" Tanya sebuah suara lembut padanya.
Laki-laki itu membuka matanya yang sebelumnya terpejam, tampak di depannya seseorang yang baru keluar dari dalam kolam renang itu memberikan senyuman geli ke arahnya. Laki-laki itu menggeram saat melihat penampilan sosok yang ada di depannya saat ini.
Seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang masih meneteskan air, dengan pakaian yang melekat ke tubuhnya karena basah. Buru-buru dia menyambar handuk yang ada di sampingnya dan berjalan tergesa menghampiri wanita itu.
Dengan cepat dia membungkus tubuh itu dan menariknya duduk di kursi santai. Mengambil handuk yang lebih kecil dan mulai membantu mengeringkan rambut wanita itu.
"Apa yang kalian lihat?!" Sekali lagi suaranya terdengar berteriak kesal kepada para penjaga yang menunjukkan tatapan iri ke arahnya.
"Bisakah kau hentikan itu?" Tanya seseorang yang ada di hadapannya. Suara itu terdengar lelah.
"Apa?" Tanyanya pura-pura tidak tahu.
Wanita itu mendengus. "Kelakuanmu itu! Apa kau tidak lelah marah-marah setiap hari? Urat lehermu bisa putus." Ucapnya sambil meminum jus jeruk di atas meja, dengan masih membiarkan laki-laki itu mengeringkan rambutnya.
"Ini juga karena kau!" Balas laki-laki itu.
"Kenapa aku?"
"Kenapa kau harus berenang menggunakan pakaian ini?" Tanyanya tidak suka.
Wanita itu memutar bola matanya. "Demi Tuhan! Pakaian ini sangat tertutup Lucian. Dan seingatku, kau yang memilih pakaian ini untuk aku gunakan saat latihan renang setelah kau membakar semua pakaian renang pilihan Kaleela!" Ucapnya geram.
"Aku tidak ingat aku pernah memberimu pakaian yang seperti ini Chara!" Ucap Lucian tidak mau kalah. Tidak, sebenarnya dia ingat dengan jelas saat itu.
Dia mengaku telah membakar semua pakaian renang pilihan Kaleela saat itu. Bagaimana tidak, adiknya itu sepertinya memang ingin menguji kesabarannya. Lucian saat itu menyuruh membeli pakaian renang, tapi Kaleela malah membawa hampir dua lusin bikini ke hadapannya. Dan Lucian yang saat itu kalap karena membayangkan tubuh isterinya akan terekspos dan dapat dilihat oleh semua orang saat menggunakan pakaian itu, langsung merebutnya dari Kaleela. Tidak sampai sepuluh menit, pakaian itu hanya tinggal catatan bon di dalam tagihan kartu kreditnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mina ✓
WerewolfChara memiliki mate, tapi karena kesalahpahaman, mereka berpisah. Jadi, Chara memutuskan pergi untuk menyelamatkan hatinya yang penuh luka, bertemu dengan orang baru, bersiap memulai hidup bahagia, tetapi masa lalu kembali datang layaknya hantu. * *...