05.00 am
*ceklek*
Shella membuka pintu kamar yang berada persis di sebelah kamarnya dengan hati-hati,ia takut jika si pemilik kamar bangun dan tahu bahwa ia masuk dengan sembarangan tanpa izin
Shella masuk ke dalam dengan mengendap-mengendap menuju tempat tidur yang hanya ada sebuah tas,sebuah seragam,dan beberapa buku berserakan"Loh kemana tuh anak"
Shella bergumam sambil melirik sekitarnya dengan jeli,satu persatu ,dari sudut ke sudut hingga tanpa ia sadari mulutnya mengucapkan satu kata 'rapih' ujarnya"Nah ini buku gue,pasti dia udah selesai kan ngerjainnya,jadi gapapalah gue ambil sekarang"
Ia mengambil salah satu buku tulis yang ada di atas kasur dan melirik sebuah kertas ulangan bernilai 100 dengan nama Mardio Arya"Mardio Arya,dasar cowo tengil,udah 1 tahun satu sekolah pun baru kali ini gue tau nama panjang lo,halaah paling juga ini hasil nyontek ckck"
Shella menaruh kertas ulangan tersebut kembali ke tempatnya,lalu ia berbalik badan berjalan menuju pintu keluar sambil menunduk mengingat-ingat kemana dio pagi-pagi buta begini sudah tidak ada di kamarnya
*buk*
"Oh shit gue nabrak setan nih kayaknya""Eh ada si shellamat pagi"
"Apaan si lo pagi pagi udah berdiri di depan pintu ngagetin aja tau ga!"
"Lah kenapa? Ini kan sekarang pintu kamar gue"
"Ya ya ya terserah lo,minggir gue mau lewat"
"Gak"
"Minggir yo"
"Jadi apa aja yang udah lo ketahui tentang gue?udah liat apa aja di kamar gue?"
"Ih apaan si orang gue cuma mau ngambil ini,gue ada ulangan nanti takutnya lo lupa kembaliin" ujar shella sambil sesekali mengangkat buku tulisnya
"Oh,gue udah ulangan tuh kemarin,ambil soal ulangan gue aja paling juga soalnya sama"
"Ga ah paling juga itu hasil contekan"
"Yeuh palalu!"
Dio menjitak kepala shella,namun shella tidak membalas,ia hanya melotot ke arah dio dan berlalu begitu saja06.00 am
Shella mendengar suara berisik dari arah dapur,ia cepat cepat berlari kecil menuruni tangga dan menuju dapur"Kalo maling gimana ya" gumam shella
"Ghost! Lo ngapain disitu?"
Shella terkejut ketika melihat dio berdiri menopang dagu di depan kulkas dengan tangannya dan ia sudah rapih menggunakan seragam yang sama dengan shella"Nyari apa yang bisa di masak lagi"
Shella mendekat ke arah meja pantry begitupun dengan dio,dan mereka kini berdiri berhadapan diantara meja pantry"Lah ngapain? Itu udah ada nasi goreng kan,kenapa ga lo beli dua?"
*pletak* lagi lagi shella mendapat jitakan kecil di kepalanya dari tangan putih milik dio"Enak aja lo ngomongnya kalo gue beli,itu gue masak sendiri,makan tuh,nanti pulang sekolah lo ke supermarket ya belanja"
"Oh ini lo yang masak ehehe gue kan gatau" shella hanya cengar cengir sendiri,dalam hatinya ia memikirkan kenapa ia bisa dekat seperti ini dengan dio,padahal di sekolah pun mereka seperti tidak saling kenal,memang benar karna baru satu minggu ini mereka saling sapa dan baru satu malam tadi mereka tinggal satu atap
"Ngapain bengong? Udah duduk tuh ambil itu tuh" dio mengarahkan dagunya ke arah tempat sendok di ujung meja pantry dan ada sebuah name tag bertuliskan nama Mardio Arya disana,shella mengambil name tag itu dan ia berikan kepada yang punya
"Lo mau makan pake name tag gue?"
"Lo kan tadi nyuruh gue ambilin ini"
"Bukan odong,gue nyuruh lo ambil sendok buat lo makan"
"Oh hehe okey" shella menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal dan mengambil dua sendok
"Satu aja,lo pede banget sih gue mau sarapan satu piring berdua sama lo"
"Ih yaudah makan aja tuh lo sendri, nafsu makan gue udah ilang"
Shella berdiri dan menatap dio dengan tatapan yang sangat tajam,lalu ia memutar badan dan berlari kecil menuju kamarnya"Ye baperan,yaudah gue yang makan"
5 menit kemudian di sisa sisa nasi gorengn dio, shella turun dengan seragam dan tas yang sudah rapih,dio segera berlari mendekati shella"Mau berangkat sekarang? Gue nebeng ya,motor ga ada bensin"
"Hah, gue buruburu"
"Gue tinggal ambil tas shell,please nanti gue telat,gue yang bawa mobilnya deh"
"Yaudah BURU!" Shella memutar bola matanya dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa
Mereka masuk ke dalam mobil dan menikmati perjalanan dengan keheningan
"Shell"
"Apaan"
"Lo laper ga? Mau beli sarapan dulu?"
"Engga"
"Oh yaudah"
Shella memegang perutnya sesekali
"Tai banget lo mag gue jadi kambuh gini yo""Shell"
"Apa lagi?" Shella menoleh ke arah dio dengan malas
"Lo serius ga ngerasa ada yang salah? Orang tua lo nikah lagi disaat lo udah segede gini,tapi lo masih bisa biasa?"
"Selagi itu bikin bokap gue seneng ya gue fine fine aja asal nyokap tiri gue ga kayak nyokap tirinya cinderella"
"Ya meskipun itu bude gue and she"s not my mom,gue tetep aja risih,soalnya dia yang rawat gue sama pak de dari gue kecil,aneh aja gitu udah seumuran gitu masih mau aja nikah lagi,trus sekarang anaknya dibiarin gitu aja dan mereka asik bulan madu hmm"
"Lo ga ngerti apa yang bokap gue dan bude lo rasain sih jadi lo bisa ngomong gitu"
"Emang lo ngerti?"
"Engga"
"Dasar"
"Tapi gue paham"
"Gajelas lu"
"Elu ga jelas"
Kemudian.. Hening kembali tercipta, shella menyandarkan kepalanya ke jendela sambil menahan rasa sakit di perutnya,dan lama kelamaan ia tertidur hingga sampai di parkiran sekolahVote&comment yaaak jangan lupa hehe
Thx u
Maafin ya masih amatir tapi mudahmudahan alurnya ga mengecewakan😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart.Hurt.Happy
Teen Fictionrasa sakit itu menusuk ke jantung secara diam diam ketika aku melihatmu dengan yg lain . aku tahu, kau bukan milikku. tapi kau selalu menatapku dari hatimu yg hampir aku miliki. dalam sepi kaulah satu satunya puisi. ketika aku meminta utk mematikan...