6. Hesitation.

2.5K 283 53
                                    

"Hei, kau baik-baik saja? Kau terlihat mengerikan. Tak seperti Chae Hyungwon yang kukenal" ujar Minhyuk sambil menusuk-nusuk pipi Hyungwon.

Sosok yang diajak mengobrol itu sedari tadi hanya diam menaruh kepalanya di meja dengan mata ngantuknya. Wajahnya memang selalu terlihat suram. Namun kali ini berbeda, Minhyuk tahu ia mengalami sebuah masalah.

"Diamlah, aku sedang tak ingin bicara" balas Hyungwon to the point. Biasanya ia akan berpikir terlebih dahulu sebelum mengatakan sesuatu. Namun kali ini berbeda.

"Sebenarnya ada apa? Kau mau menceritakannya?"

"Aku punya masalah pribadi"

"Apa itu?" Minhyuk menyangga kepalanya dengan tangannya yang bertumpu di meja. Wajahnya mendekati wajah Hyungwon karena rasa penasarannya.

"Ehm.. tak penting bagimu"

Minhyuk mendengus. "Kau pasti tak akan menceritakannya padaku, kan?"

Hyungwon mengangguk. Lagipula jika ia menceritakannya bukankah itu terlalu panjang?

"Tak apa. Kau pasti bisa menyelesaikannya. Kau kan sudah biasa menyelesaikan masalah. Kecuali masalah mengantuk"

"Hei" Hyungwon mendelik kesal sambil memajukan bibirnya sedikit.

"Dimana Jooheon?"

Hyungwon menghela napas. Kedua bahunya naik bersamaan. "Aku tak tahu"

"Kau kan selalu bersama dengannya"

Lagi-lagi masalah ini selalu dibahas. "Kami habis bertengkar"

"Apa? Tapi kalian berdua adalah pasangan terfavorit"

Pasangan? Mendengar kata itu saja rasanya ingin membuat Hyungwon memukul siapapun yang mengatakannya, termasuk manusia di depannya ini.

"Apa? Tentu saja tidak. Aku mulai muak padanya. Dia selalu memaksaku melakukan ini dan itu, lalu melarangku melakukan ini dan itu, dan selalu bersikap overprotective"

"Benarkah? Bukankah kau yang menjadi alasannya seperti itu? Tak mungkin ia tak menyimpan perasaan untukmu"

Hyungwon berdecak kesal. "Aku tak peduli. Ia terlalu bersikap seolah-olah aku kekasihnya. Padahal aku sama sekali tak menyukainya"

"Sudahlah, maafkan saja dia. Kau harus mengerti perasaannya. Jangan bersikap terlalu keras padanya"

Bagaimana ia tak bersikap keras jika Jooheon yang membuatnya semakin marah? "Aku tak bisa"

"Apa seburuk itu?"

Hyungwon mengangguk "sepertinya"

***

Sejak kejadian itu, Hyungwon tak bisa tidur di rumahnya dengan tenang. Ia selalu saja mengingat lagi kejadian itu.

Dirinya berjalan sendirian di koridor. Tangannya memeluk dua buku tulis yang ingin dikumpulkan untuk gurunya. Namun sebuah pemandangan membuatnya menghentikan langkah.

Sakit. Itu yang dirasakan hatinya sekarang. Seperti ditusuk ribuan belati.

Wonho. Ia mencumbu seorang pria dan mendorong tubuhnya itu ke tembok. Bahkan pria itu sudah dibuat bertelanjang dada oleh Wonho. Nafsu keduanya benar-benar memuncak.

Tanpa disadari, air matanya sudah membasahi pipi. Tetapi bukan Shin Hoseok namanya jika ia tak berganti pasangan seks semudah itu.

Hyungwon masih berdiri di sana. Menatapi pemandangan itu dengan tatapan kecewa. Saat Wonho melihatnya, ia langsung membuang muka dan beranjak pergi.

Précieux [ Hyungwonho ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang