2

69 3 0
                                    

Hari senin, ditengah kerumunan siswa siswi yang masih riuh sebelum upacara dimulai. Manda sibuk mencari dimana Devan. Ia berharap tidak ada yang tau kalau diam-diam matanya sibuk mencari keberadaan Devan.

Tidak dengan Devan yang sudah berbaris rapi di barisannya. Ya, Devan memang tipikal cowok yang lumayan gampang diatur. Itu menjadi salah satu alasan guru guru pun ikut mengidamkannya.

Upacara berjalan seperti biasa

**

Manda memandangi es teh milik Luna yang ada di depannya, tapi pandangannya kosong seperti pikirannya terbang entah kemana. Kezia yang daritadi melihat hal tersebut akhirnya memanggil Manda sampai harus menjentikkan jari berkali-kali untuk mendapatkan perhatian Manda.

"WEI MAN!" teriak Kezia.

"Hah?apaansih?" jawab Manda. menyiniskan matanya.

"Lo kenapa dah?daritadi ngeliatin es teh luna. Mau?" Kezia ikut menyiniskan matanya.

"E-eh iya..bentar gue pesen dulu deh" ucap Manda yang langsung bergegas ke kedai Bu Mano.

Saat sedang antri, Manda merasa seperti ada yang memperhatikannya.
Dan ya, dugaan Manda benar. Saat menoleh ia melihat sepasang bola mata berwarna coklat hazel sedang menatapnya. Siapalagi pemiliknya kalau bukan seorang Devan.

Devan langsung beranjak dari mejanya dan berjalan menuju kedai Pak Waryo yang berada tepat disebelah kedai Bu Mano.

"Mbaknya pesen apa?" Tanya Bu Mano yang sudah selesai menerima pesanan para siswa siswi sebelumnya.

"Eh, itu aja bu es teh satu" Manda langsung menoleh ke arah Bu Mano.

"Manis mbak?" tanya ibu nya lagi.

"Ya masa pait bu" jawab Manda sambil memelaskan wajahnya "Oh iya berapa bu?" lanjutnya.

"3500 mbak" jawab Bu Mano yang sedang membuatkan teh nya.

Manda menunggu pesanannya sambil melirik ke arah Devan di sebelahnya.

"Mas devan?pesen apa mas?" tanya Pak Waryo.

"Hmm, saya es teh manis aja deh pak" jawab Devan sambil merogoh kantung seragamnya.

Lah?kok dia ikut ikut gue?
batin Manda karena melihat Devan memesan minuman yang sama sepertinya.

"Mbak ini minumnya" "Mas ini minumnya"  ucap Bu Mano dan Pak Waryo berbarengan. Ya, mungkin mereka jodoh.

"Oh iya ini duitnya bu" "ini duitnya pak" kali ini Devan dan Manda yang berbarengan. Dan mereka langsung melihat satu sama lain.

"Ini kembaliannya mbak" "ini kembaliannya mas devan"  Bu Mano dan Pak Waryo berbarengan lagi. Memang sudah takdir berjodoh sepertinya.

"Makasih bu" "makasih pak" Devan dan Manda berbarengan lagi. Dan mereka sama sama langsung kembali ke tempat asal.

"e-e-eeeh" Manda yang baru kembali ke bangkunya langsung heboh ingin menceritakan kejadian tadi.

"Ha?pesen es teh lama amat" jawab Luna.

  Mendengar jawaban dari Luna, ia mengurungkan niatnya untuk bercerita tentang kejadian Devan tadi.

Irresistible [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang