8

12 3 0
                                    

Suasana dikelas sangat ricuh karena Bu Ratri sedang izin. Manda hanya terduduk di bangkunya sambil memainkan ponselnya. Kezia langsung menghampiri Manda, tentunya dengan Luna. Mereka menarik bangku dan langsung duduk disamping Manda.Awalnya Kezia dan Luna hanya membahas hal hal fangirl dan tiba tiba saja bahasan pun mengalir ke Devan.

"Man, gimana lo sama devan?" tanya Kezia.

"Ha?!manda!? Lo sama devan!? Kok gue gatauu!?" sambung Luna dengan hebohnya.

Manda tidak kaget jika Kezia mengetahui hal ini. Walaupun Manda belum sempat memberitahu Kezia, pasti Rio sudah lebih dulu memberitahunya.

"Ah gatau kez, gangerti gue" Manda melanjutkan game di ponselnya.

"Waktu itu diajak ke dufan kan? Terus besoknya dia gimana?" tanya Kezia.

Luna hanya bisa diam sambil memperhatikan obrolan mereka karena ia belum tau masalah Manda dan Devan.

"Yaudah terus gitu kez, dia chat gue gitu deh tapi" "hfff" Manda mendengus pelan.

"Kenapa?" tanya Kezia lagi.

"Kemaren gue liat dia keluar dari toko roti sama cewek, doinya kali ye" Manda menaruh ponselnya kedalam saku lalu menoleh ke Kezia.

"Lah yakin lo?salah orang kali" jawab Kezia.

"Kaga, serius itu juga mobilnya sama kaya yang dia pake buat ke dufan waktu itu" Manda berusaha meyakinkan Kezia.

"KEEZ DICARI RIO!" teriak Jefri sang ketua kelas yang sedang berdiri depan pintu.

"Bentar man" ucap Kezia sambil menepuk meja Manda dan langsung menghampiri Rio didepan kelasnya.

Manda melanjutkan game di ponselnya sambil menjawab Luna yang terus bertanya perihal hubungannya dengan Devan.

**

  Manda menunggu jemputannya di depan gerbang sekolah sambil meminum cincau yang ia beli di kantin.  Terlihat siswa-siswi berlalu lalang keluar melalui gerbang sekolahnya. Tidak jarang ada yang menyapanya karena memang Manda termasuk siswi yang aktif disekolahnya jadi ia cukup dikenal.

Saat sedang mengecek ponselnya, terdengar suara deru motor berhenti disamping Manda, tetapi ia mengacuhkannya karena itu tidak terlalu penting untuknya.

"Man" panggil seorang lelaki yang suaranya tidak asing ditelinga Manda.

"Mau bareng?" lanjut lelaki itu diikuti dengan Manda yang menoleh ke arahnya.

Telinga Manda memang benar, itu adalah Devan. Itu adalah Devan yang memberhentikan motornya disampingnya, juga yang memanggil namanya.

"Devan? Lo belom pulang?" tanya Manda.

"Ya kira kira gue udah pulang belom nih" jawab Devan dengan nada sedikit sinis.

"Ooh iya" jawab Manda sambil mengangguk.

"Belom pulang man?" tanya Devan sambil melepas helm-nya.

"Ya kira kira gue udah pulang belom nih" jawab Manda sambil mengikuti gaya bicara Devan.

Devan yang melihat tingkah Manda hanya tersenyum kecil.

"Ayo bareng" ajak Devan sambil menepuk jok belakang motornya.

"Eh, engga bentar lagi juga nyampe kok jemputan gue" jawab Manda menolak.

Irresistible [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang