Upi sangat bimbang dan bingung,
"Apa yang harus ku katakan pada dia?" Benak Upi.
"Upi, kau tidak perlu menjawab ini sekarang. Aku bisa menunggu," kata Dicky tersenyum memegang pipi Upi.
"Terima kasih, aku butuh waktu." Kata Upi tersenyum.
Setelah itu, Dicky langsung pergi dari kelas Upi. Upi mencari Herna, teman satu satunya yang mengerti dia selama satu Minggu ini.
"Herna!" Teriak Upi memanggil Herna yang sedang jajan permen di kantin.
"Nih bang duitnya, kenapa Upi?" Kata Herna sambil membayar permen tersebut.
"Aku butuh saran kamu, aku bingung, ayo di kelas aja ceritanya." Kata Upi menarik tangan Herna.Di depan kelas langkah Upi terhenti, di dalam hanya ada Key seorang diri. Upi ragu dan bingung harus apa, akhirnya ia memutuskan untuk berbicara dengan Key yang sedang menempelkan jidatnya di meja.
"Herna, maaf. Aku akan ke kelas sendiri saja," kata Upi tersenyum.Plekplekplek langkah demi langkah dilalui Upi, ia semakin takut salah tingkah tapi tekadnya sangat kuat, ia takkan mundur sudah 7 langkah, hanya 2 langkah lagi dan akhirnya sampai.
"Keyun... Maksudku, Key Hyun...," panggil Upi dengan lembut.
"..." Tidak bergerak/bersuara sedikitpun.
"Key...," panggil Upi lagi.
"..." Masih tidak ada jawaban atau gerak sama sekali.
"Key!!" Bentak Upi.
"Ah, apa? Siapa itu?" Kaget Key.
"Kamu ngapain sih?" Tanya Upi.
"Ah, maaf aku tadi ketiduran, huaaahhh," kata Key menguap.
"Maaf aku ganggu. Aku cuma mau bilang... I'm so sorry, i feel died every day without you... I...i... I Miss you! Emm.. I mean... Maksudku bukan gitu, hmm.." Kata Upi sambil menahan bendungan air matanya yang bocor lalu pergi lari meninggalkan Key keluar kelas.
"Ah, terserah." Kata Key sambil menempelkan jidatnya lagu ke meja.
"Tapi apakah aku tadi tidak salah dengar dia bilang dia kangen aku?" Benak Key.Plekplekplek.
"Ah langkah kaki itu lagi, apa yang harus kukatakan?" benak Key.
"Aku maafkan kamu, sebenarnya aku juga kangen sama kamu." Kata Key bicara tanpa melihat wajah gadis yang berdiri di sampingnya barusan.
"Apa maksudmu?" Tanya gadis tersebut yang tidak lain ialah Lilice.
"KYAA!!" Gubrak!! Kursi yang diduduki Key itu jungkir balik ngejengkang ke belakang dan Key ikut jatuh.
"Key!! Kamu nggak apa apa?" Tanya Lilice.
"Aduh, ga apa apa kok, aku kaget aja," kata Key memegang kepalanya yang terbentur lantai.
"Hwaaa! Benjol! Hahahahaha," kata Lilice sambil tertawa geli.
"Ah, sakit tau..." Ujar Key ke Lilice.
"Ya udah yuk ke PMR." Kata Lilice membantu Key berdiri dan menarik tangannya.
"Untung saja dia tidak menanyakan tadi," benak Key Hyun.Di PMR, ada Upi dan Herna..
"Lagian kamu sih, tadi aku temenin ga mau-_-" kata Herna mengusap airmata Upi dengan tisu punya PMR.
"Ayo cepat dong! Nanti benjol nya tambah gede!" Kata Lilice langsung menyuruhnya duduk dan diam sementara ia mengambil perban. Tidak mereka sadari kalau ada Upi dan Herna dibelakangnya mereka.
"Herna stttt! Jgn berisik!" Kata Upi berbisik.
"Ha...haa...hatchimm..," Herna bersin.
Key dan Lilice menengok ke belakang dan,
"KYAA!!" Serentak Lilice dan Key kaget.
"Ah!!! Ada apaa??!!" Kata Upi kaget.
"Hwaa! Maaf aku mengagetkan kalian... Aku bersin :P " kata Herna.
"Tapi...tapi.. Tadi kayaknya ga ada orang, kok ga ada suara?" Tanya Lilice.
Panik!
Panik!!
PANIK!!
"Anu... Uh... Aku.." Kata Herna kaku.
Tiba tiba spontanitas Upi,
"Haaaa... Kalian tertangkap basah! Aku akan merasuki tubuh kalian semuaa!!!! Hahahhahahahhaha!" Kata Upi teriak dengan suara seperti tawa nenek lampir matanya melotot menatap Lilice dan Key setajam pisau.
"KYAAA!!!!" Teriak Lilice dan Key dan Herna juga ikut kabur.
"Fiuhh.. Untung aja berhasil!" Benak Upi
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Loves
Novela Juvenil"Aku tau rasanya bagaimana menjadi seorang kutu buku yang jatuh cinta dengan seseorang yang tidak mungkin. Aku... Pernah merasakannya, dan aku masih merasa sakit dengan hal itu. Jadi..., jangan kau pertanyakan." kata Mey Upi Canni yang akrab disapa...