12 : Aku tak bisa

51 2 0
                                    

Pov Upi

----

"Jadi jawabanmu?"

"Aku..a..aku.. Tidak bisa, maaf," kataku lesu lalu lari keluar dari Shizuoka resto itu.

Setelah hari itu, aku bahkan tidak mendengar atau melihat batang hidung Dicky lagi. Aku terpaksa. Aku lebih senang ketika bersama Key. Tapi aku merasa nyaman juga dengan Dicky.

Aku rasa.. Aku agak mulai suka sama dia.

Aku sangat nyaman berada di dekat Dicky. Tapi aku lebih memilih Key yang lebih peduli padaku. Lagipula waktu itu... Aku kan cuma pura pura suka sama Dicky. Tapi dia membawa hatiku. Ketika ia ingin memberi hatinya sebagai gantinya, aku tidak bisa melakukan ini, terlebih karena Key. Aku menyayangi Key dan Dicky. Aku harus memilih salah satunya. Oh iya, aku belum cerita.

Waktu di Shizuoka resto tadi sebelum Dicky datang, Key menembakku dengan keromantisannya. Aku terharu sekali. Tapi.. Bukankah 1 lebih baik dari dua? Aku harus memilih. Aku ingin memilih Key, dan disaat itulah Dicky menghancurkan momen kami.

Ah, padahal aku ingin berkata YES pada Key.

Key bilang, "Would you keep my little Heart 'till the death?"

Baru aja mau bilang, "Iya Key, aku mau," tapi tiba tiba Dicky dateng.

Aku sudah memilih dan aku terlampir memilih. Kata kata Key seperti tertulis di jidatku. Aku melihat semua orang berwajah Dicky dan Key. Aneh bukan? Seakan akan mereka mendesak ku! Mungkin kalian berfikir kenapa tidak ku telepon Key sekarang untuk memberi tahunya jawaban, karena aku ingin tau seberapa bertahannya dia terhadap aku.

Aku sangat tidak percaya dicintai orang yang ku cintai. Tuhan, jagalah semua rasa mereka padaku

~~~

Pov Key

Aku sangat bodoh! Mencintai seseorang yang tidak mencintaiku. Kenapa aku harus buang waktuku? Bisa saja aku bertahan dengan Lilice lalu kami menikah dan punya 2 anak perempuan dan laki laki. Ahh, abaikan.

Tapi...
Aku cinta Mey Upi Canna. Baik ketika ia sedang ceria atau ngambek~
Aku terlanjur menyatakan cintaku padanya.

Sengaja aku tidak sarapan supaya kami bisa sarapan bareng. Kenapa aku tidak menanyakan kondisinya? Padahal Upi bilang kemarin ia masuk rumah sakit. Itulah kesempatanku untuk menyatakan kepedulian ku padanya, kenapa tidak aku tanyakan? Bodoh.

Spontan aku mengatakan. "Would you keep my Heart 'till the death,"

Aku rasa aku salah kondisi. Setelah aku menggenggam tangannya yang hangat dan nembak dia, tangannya langsung menjadi dingin. Aku sangat tidak enak dengannya. Apa salahnya kalau aku mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya?

Dicky datang. Semua kacau. Ahh dia lagi.

Aku pulang naik taksi ke rumahku, harusnya aku tidak meninggalkan Upi. Aku melihat dari hari ke hari, Upi sepertinya tulus ketika mencubit pipi Dicky.

Nerd LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang