Akhirnya Nyi Sadeksa dan Nyi Lendi memulai perburuan hati manusia dalamsekala yang lumayan besar dengan mengerahkan sepuluh Leak kelas menengah yang telah di ubah menjadi bentuk manusia agar dapat kelaur di siang hari dan berbaur dengan para manusia. Mereka pun memulai penyerangan pada malam hari namun Polisi telah terlebih dahulu mengumumkan kepada warga untuk tidak keluar rumah, tinggalah pasukan polisi yang berpatroli di seluruh distrik Purwokerto dan Patikraja.
Raharja dan Loka berlari melintasi atap-atap rumah warga dan langsung berpencar. Raharja memburu Leak di Distrik Selatan dan Loka pergi menuju Distrik Utara, sedangkan Dastha sudah di amankan oleh Polisi dan terluka parah di bagian perut. Dan Unit Tempur pembasmi Leak milik Polisi sedang bertempur melawan Leak kelas menengah yang ia temui di Distrik Patikraja.
" Heaaaa!!!!." Teriak Joan menyerang Leak dihadapanya.
" Akhirnya aku menemukan manusia!! Akan ku ambil hati mu lalu aku makan organ tubuh mu yang lain." Ucap Leak itu semabri menghindar dari serangan Joan.
Joan dengan cepat mencoba menusukan pisau listriknya ke tubuh Leak itu, namun Leak itu menangkisnya dengan cakarnya yang panjang. " Electron Vow!!." Teriak Joan sembari menekan tombol di pisaunya, dan seketika itu, aliran electron merambat melalui backpack di punggungnya ke arah pisaunya lalu mengeluarkans negatan listrik yang menyengat Leak tersebut.
" ARRGGHHH!!! Ughh!!." Teriak Leak itu, ia pun melepaskan tangkisanya dan mundur beberapa meter menuju jarak aman.
" Hei jadi kau ini apa? Kenapa penampilan mu penuh dengan motif adat Bali?? Jauh banget dari Bali ke sini?." Tanya Joan.
" Bali?." Tanya Leak itu.
" Ga tau ya?? Liat tuh motif seperti itu aku sering liat di pulau Bali." Ucap Joan sembari melempar-lempar pisaunya keatas.
"Aku tidak tau Bali itu apa... perkenalkan aku Mapalin... Leak kelas menengah dnegan kekuatan sihir alliran penghancur.. dengan senang hati akan merobek perutmu." Ucap Mapalin.
Joan pun hanya tersenyum, ia pun menggenggam erat pisaunya, dan langsung menerjang Mapalin dengan cepat. Ia menebaskan pisaunya dari jarak yang sangat dekat, begitu pula Mapalin mengayunkan cakarnya dengan cepat. Dentingan cakar tajam dan pisau electron terdengar sangat nyaring, mereka berdua sangat cepat. " Electron Vow!!." Teriak Joan.
" GENI SAKA!!!." Teriak Mapalin. Ia mengeluarkan sihir api yang menyembur dari tanah ke angkasa seperti menara api.
" Siall!! Api?." Gumam Joan.
" GENI BAMBA!!." Teriak Mapalin melemparkan sihirnya, ia kini menembakan tembakan batu arang panas dan menyala dari telapak tanganya seperti menembakan senapan mesin.
Joan pun berguling dengan cepat lalu menekan tombol di betisnya, seketika itu juga aliran Electron mengalir dari backpacknya menuju kedua kakinya. Kaki Joan kina di penuhi energy Elektron, dan ia bisa bergerak secepat kilat.
Mapalin tetap menembaki Joan dengan brondongan arang panasnya, " Matii kauuu MANUSIAAA!!!!." Teriak Mapalin.
Namun Joan dnegan kaki yang telah terisi energy Elektron dapat berlari dnegan cepat dan bergerak zigzag menghidnari tembakan arang api Mapalin. " Heaaaa!!!!" teriak Joan, ia pun menendang perut Mapalin hingga Mapalin melayang di udara. Selanjutnya Joan menghentakan kakinya ketanah dan ia pun langsung melesat keatas menghunuskan pisau elektronya hingga ia berhasil menusuk perut Mapalin diudara. " Electron Vow!!." Ucapnya, dan pisau electron itu mengeluarakan aliran electron dan menyamabr tubuh Mapalin hingga ia kejang-kejang. Joan pun emnarik tusukan pisaunya lalu menendang Mapalin ketanah hingga tanah itu membentuk cekungan akibat tenaga tendangan Joan yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loka, The Spellblade Knight
Science FictionBersetting 1 tahun di kota Purwokerto setelah kisah Sura, The Deepsea Knight. Sebuah ritual kegelapan di lakukan oleh seseorang pemuja aliran sesat di sebuah gua yang terletak di kaki gunung Slamet. Ritual itu membuka sebuah Portal berbuntuk Buku ya...