Page 34 : Unholy Night Part 1

21 2 0
                                    

Page 34 : Unholy Night

" Yoshhh Pilarnya sudah terpasang!!." Teriak Dastha setelah menancapkan Pilarnya ke titik yang telah di tentukan.

" Zzztt Tes Tes..." Terdengar suara dari alat komunikasi yang di bawa Dastha.

" Hoy iya.. aku sudah berhasil bagaimana dengan yang lain??." Tanya Dastha melalui alat komunikasi itu.

" Siall!!! Mas Rendra!!! Aku sama Lydia di kejar-kejar Leak autis!!! Lidahnya menjulur keluar taringnya panjang dan ia mengejar kita seperti orang mabuk!! Bagaimana kita menghadapinya!!." Teriak Restu panik.

" B-bilang kita butuh bantuan!!." Teriak Lydia.

" Arrgghh aku segera ketempat kalian, beri tanda lokasi kalian!!." Perintah Dastha.

Sementara itu Ibnu dan Ricky sedang bertarung melawan segerombolan Leak yang menyerang mereka. Ricky tampak menggunakan kekuatan sihirnya yang merupakan sihir keturunan dari lihirnya yaitu sihir Alteration, ia pun mengubah bebatuan di sekitarnya menjadi bola-bola Logam lalu melemparnya ke pasukan Leak yang terbang mendekat.

" Wahh jadi ini sihir Alteration.. sihir yang dapat merubah bentuk zat.. pantas saja Adit bisa merubah dedaunan menjadi pisau terbang yang tajam." Ucap Ibnu kagum.

" kau ingin liat sihir itu?? Itu sihir basic namun mematikan.. itu juga sihir pertama yang dulu aku pelajari.. tentunya tak sekuat Adit karena aku sudah lama tidak menggunakanya.. baiklah kita coba... DHAOOONNN DHAOOONN!!." Teriak Ricky membaca mantra sihirnya, rerumputan di sekitarnya pun melayang lalu berterbangan seperti jarum tajam menghujam para pasukan leak yang datang mendekat, layaknya peluru yang di tembakan dari senapan mesin, jarum jarum rerumputan itu bertubi-tubi menghujam tubuh semua pasukan Leak hingga mereka lenyap semua.

" What the.... Jarum.." Ibnu terkejut.

" A-aku pikir bakal menjadi pisau daun." Gumam Ricky takjub melihat kemampuanya.

" ayo pilar spotnnya tak jauh dari sini!!." Ajak Ibnu.

" Ya... ayo." Jawab Ricky.

******

Di tempat Inti Magika, Tamisra mengendap-endap di balik rrumputan sembari mengawasi pergerakan Nyi Larung, murid Calonarang yang terkahir. Nyi Larung tampaks edang terfokus mengerjakan sesuatu yang ia letakan di sebuah batu seukuran meja. Tamisranya melangkahkan kakinya perlahan sehingga tak menimbulkan suara yang mencurigakan, ia pun berjalan memutar untuk melihat kondisi keamanan tempat ia berburu.

" dia benar-benar sendiri... tapi dia kan tak bisa bertarung... kenapa dia tidak di jaga??." Gumam Tamisra.

Tamisra pun mengeluarkan buku sihirnya, ia membuka beberapa halaman lalu berhenti pada halaman ke 10 bukunya, ia pun kemudia membaca mantra dengan lirih. Kemudian seketika itu, ia mengeluarkan bayangan-bayangan ilusi dirinya dan mengitari seluruh tempat itu.

Merasa tak nyaman, Nyi Larung mulai menyadari ia tak sendiri. Ia pun menoleh kekanan dan kekiri namun tak melihat ada tanda-tanda bahaya, setelah itu ia kembali fokus mengerjakan kerjaanya.

" Aneh... aku tau dia menyadari keberadaan ku kenapa tidak menyerang... siall.. kalau begini aku jadi takut menyerang." Geram Tamisra dalam hatinya.

" serang saja kalau kau mau menyerang ku..." ucap Nyi Larung.

Tamisra pun terkejut mendengar hal itu, ia pun perlahan-lahan keluar dari semak-semak dan menampakan dirinya, " Kenapa?? Kau menyerah." Tanya Tamisra.

" Ya." Jawab Nyi Larung singkat.

" Hee!! K-kenaapa?? Ayo ebrtarung." Ucap Tamisra.

" Tak Bisa." Jawab Nyi Larung.

Loka, The Spellblade KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang