[15]

8K 374 50
                                    

Belum lama aku berada di depan wc lelaki, ada seorang lelaki yang baru keluar dari dalam wc. Pada saat dia melihatku, mukanya langsung pucat dan hendak melarikan diri dari hadapanku. Untungnya dengan sigap aku meraih tangannya.

"Ampun Kak.. Saya anak baik-baik, jangan perkosa saya." Pinta Andri memelas.

"Ssstttt.. Bisa diem gak sih? Lagian takut banget di perkosa, paling cuma merem melek aja." Aku masih mencengkram tangannya yang terasa dingin.

"Waaa... eh...an..." Andri terlihat lebih gugup.

"Kenapa sih pake acara grogi segala? Sekarang lebih baik anter gue ke kelas. Loe jalannya di depan gue." Lanjutku.

Kini aku memegang bahunya Andri dari belakang, dan mendorongnya menuju ke kelasku karena jam istirahat pertama telah selesai. Andri terlihat ragu untuk berjalan di depanku. Pada saat aku sudah sampai depan kelas, terlihat teman-temanku sudah duduk di bangkunya masing-masing.

"Aman.. Loe sekarang buruan masuk ke dalam kelas loe." Perintahku sambil mendorong tubuhnya Andri.

"Eh..iy..iya Kak...." Jawab Andri. Kemudian dia berlalu dari hadapanku dan berlari menuju kelasnya.

Ketika aku masuk ke dalam kelas, Ibu Gina guru Sejarah sudah berada di dalam kelas. Aku pun mencoba bersikap ramah agar tidak kena semprot guru yang satu ini karena terlambat masuk ke dalam kelas.

"Maaf Bu, saya terlambat."

"Kamu dari mana?!" Tanya Bu Gina ketus.

"Tadi saya dari toilet Bu, perut saya agak sedikit bermasalah." Aku langsung mendapatkan ide untuk berbohong.

"Oh, ya sudah duduk sana di bangkumu!" Perintah Bu Gina.

Aku pun berjalan menuju bangkuku dengan diiringin pandangan teman-teman sekelas. Kulihat Indah memandangku tajam ke arahku. Aku tidak berani memandangnya, kutundukkan wajahku. 

Baru saja aku duduk, tiba-tiba Indah menarik kerjah bajuku dari belakang sambil berkata,"Mau kabur kemana lagi heh!!" Bisiknya dengan penuh penekanan.

"Ampun Ndah.. Loe jangan perkosa gue dong." Bisikku.

"Awas aja nanti siang, aku nggak akan segan-segan perkosa kamu di depan kelas!" Walaupun Indah berbicara pelan, namun suasana kelas ini sangat hening, sehingga suaranya pun terdengar oleh Ibu Gina.

"DIAMMM!!! Kalian berdua, MAJU KE DEPAN!!" Bentak Ibu Gina.

"Loe sih Ndah, berisik melulu, jadi aja Ibu Ginanya denger tuh." Bisikku kepada Indah.

"Kamunya juga, bikin kesel aku!!!"

BRAAKKK!!

"MAJUUUU!!!!" Untuk yang kedua kalinya Ibu Gina menyuruh kami maju ke depan kelas sambil memukul meja dengan tangannya. Tidak hanya aku yang terlonjak, semua teman-teman sekelasku sama sepertiku.

"Eh..Iy.. Iya Bu..." Jawabku grogi.

Dengan berat hati aku maju ke depan kelas yang diikuti Indah dari belakangku.

"APA YANG KALIAN RIBUTKAN?!" Tanya Ibu Gina dengan wajah memerah.

"An.. An.. anu Bu.." Ucapku terbata-bata.

"ANU APA?!" Tanya Ibu Gina kepada Indah.

"Mmm.. An.. anunya saya Bu, eh.. maksud saya, dia mau perkosa saya Bu.." Kataku masih terbata-bata.

"APA??!!!!" Ibu Gina terlonjak kaget mendengar perkataanku.

"Eh.. Bukan Bu, dia yang mau perkosa saya." Jawab Indah ketus.

Rumah Kebon WaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang